Checklist Postpartum untuk Edukasi Ibu
Author: dr. Afiah Salsabila
Topik: post partum, Bayi Newborn
Masa postpartum adalah periode kritis yang dimulai setelah persalinan hingga 6-8 minggu pertama pasca kelahiran. Selama periode ini, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional yang memerlukan perhatian khusus. Sebagai dokter anak, Anda tidak hanya bertanggung jawab atas kesehatan bayi, tetapi juga perlu memberikan edukasi kepada ibu mengenai perawatan diri selama masa postpartum. Berikut adalah checklist penting yang dapat digunakan untuk mendukung ibu dalam menjaga kesehatan fisik dan mentalnya setelah melahirkan.
1. Pemantauan Luka Persalinan
Luka akibat persalinan, baik melalui pervaginam maupun operasi caesar, memerlukan perhatian khusus. Pastikan ibu memahami pentingnya menjaga kebersihan luka, mengenali tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, atau nyeri yang berlebihan, serta kapan harus menghubungi tenaga medis jika muncul gejala yang tidak biasa. Nyeri pada area jalan lahir bisa diredakan dengan konsumsi anti-nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol. Tunggu untuk melanjutkan aktivitas seksual hingga area perineal sudah pulih secara sempurna.
2. Pemulihan Uterus
Pada 3-4 hari pertama, perdarahan (lokia rubra) dari jalan lahir dalam jumlah sedikit masih dapat dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Lama kelamaan, cairan yang keluar dari vagina akan berubah menjadi lebih cairr dan warnanya menjadi merah muda kecoklatan. Pada hari ke 10-12 pasca persalinan, cairan yang keluar dari vagina akan menjadi warna putih-kekuningan (lokia alba). Pada beberapa hari pertama, ibu perlu waspada jika perdarahan menyebabkan pembalut penuh dengan darah dalam waktu satu jam. Hal ini dapat menandakan adanya perdarahan postpartum yang bisa disebabkan oleh atoni uterus, retensi plasenta, atau kelainan pembekuan darah. Endometritis juga perlu dicurigai jika ibu yang baru melahirkan mengalami demam.
Proses involusi uterus atau kembalinya ukuran uterus ke kondisi sebelum hamil berlangsung selama beberapa minggu. Edukasi ibu mengenai tanda-tanda normal, seperti nyeri ringan atau pendarahan nifas yang berangsur-angsur berkurang. Waspadai gejala abnormal seperti pendarahan berlebihan atau bau tidak sedap pada cairan nifas yang bisa menandakan infeksi.
3. Dukungan Laktasi
The World Health Organization (WHO) menyarankan agar ibu menyusui bayi selama 6 bulan secara eksklusif tiap 3-4 jam tiap harinya. Namun, tak jarang terjadi hambatan yang membuat proses menyusui sulit bagi ibu yang baru melahirkan. Maka dari itu, menyusui adalah salah satu aspek terpenting dalam perawatan postpartum. Pastikan ibu mendapatkan dukungan yang memadai dalam menyusui, baik dari segi posisi menyusui yang benar, teknik pelekatan, serta pengenalan tanda-tanda mastitis atau sumbatan saluran ASI. Diskusikan juga mengenai pola makan ibu menyusui yang seimbang untuk mendukung produksi ASI.
Untuk mencegah breast engorgement atau juga dikenal sebagai bendungan ASI, anjurkan ibu untuk menyusui dari kedua payudara secara bergantian. Jika payudara sudah terlanjur mengalami kondisi tersebut, lakukan kompres hangat di antara sesi menyusui.
4. Kesehatan Mental
Kesehatan mental ibu yang baru melahirkan seringkali terabaikan, padahal merupakan aspek yang sangat penting bagi keadaan ibu maupun anak. Perubahan hormon, kelelahan, dan stres karena peran baru sebagai ibu dapat memicu kondisi seperti baby blues atau bahkan depresi postpartum. Dorong ibu untuk berbicara tentang perasaannya dan tawarkan dukungan. Jika diperlukan, rujuk ibu ke ahli kesehatan mental.
5. Keseimbangan Nutrisi
Setelah melahirkan, tubuh ibu memerlukan nutrisi yang cukup untuk pemulihan dan produksi ASI. Edukasi ibu tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Semua ibu menyusui perlu mengonsumsi energi tambahan sebanyak 500 kalori dari kebutuhan kalori biasanya.
6. Aktivitas Fisik
Kembali ke aktivitas fisik rutin pasca persalinan perlu dilakukan secara bertahap. Diskusikan dengan ibu tentang kapan dan bagaimana memulai aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki. Beri tahu ibu bahwa aktivitas fisik dapat membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan suasana hati, namun penting untuk tidak memaksakan diri. Ibu bisa mulai melakukan aktivitas fisik dengan olahraga low-impact seperti jalan kaki.
7. Kontrasepsi Pasca Melahirkan
Diskusi mengenai kontrasepsi pasca melahirkan seringkali terlewatkan. Sebagai dokter anak, Anda dapat berperan dalam memberikan informasi awal tentang pilihan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui. Organisasi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan penggunaan kontrasepsi non hormonal atau progestin-only untuk ibu menyusui. Anjurkan ibu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan mengenai pilihan yang tepat.
8. Pemantauan Kesehatan Bayi
Meskipun fokus utama adalah pada kesehatan ibu, pemantauan terhadap bayi juga sangat penting. Pastikan ibu memahami tanda-tanda bayi yang sehat, seperti pola makan, buang air, dan tidur yang normal. Selain itu, informasikan ibu tentang jadwal imunisasi dan pemeriksaan rutin di posyandu terdekat atau dokter anak.
Kesimpulan
Sebagai dokter anak, peran Anda sangat penting dalam memberikan edukasi menyeluruh kepada ibu mengenai perawatan postpartum. Dengan memahami dan mengikuti checklist ini, ibu dapat melewati masa postpartum dengan lebih tenang dan terhindar dari komplikasi yang dapat membahayakan dirinya dan bayinya. Edukasi yang baik akan meningkatkan kesejahteraan ibu dan memastikan bayi tumbuh dalam lingkungan yang sehat.
Referensi:
Lopez-Gonzalez DM, Kopparapu AK. Postpartum Care of the New Mother. [Updated 2022 Dec 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565875/