Ditetapkan sebagai KLB, Waspada Campak Menyerang si Kecil
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Campak, Vaksinasi, Vaksin MMR, Vaksin MR, Imunisasi
Per tanggal 18 Januari 2023, Kementerian Kesehatan RI menyatakan terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak di 34 kabupaten dan kota di 12 provinsi Indonesia. Dengan beredarnya pernyataan ini, sebagai orang tua, tentu MomDad merasa khawatir akan kesehatan si Kecil. Memangnya apa sih dampak campak bagi tumbuh kembang anak, sehingga membuat para orang tua patut waspada?
Apa itu campak & bagaimana gejalanya?
Campak merupakan penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Campak disebabkan oleh Paramyxovirus dan ditularkan terutama melalui udara. Tak hanya orang dewasa, campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Namun, anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi, sehingga dampaknya bisa lebih buruk.
Seseorang atau anak yang mengalami campak, akan mengalami gejala seperti:
- Demam dengan suhu badan biasanya >38°C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).
- Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.
Komplikasi penyakit campak
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare (1 dari 10 anak). Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang dapat berakhir dengan kematian. Setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di antaranya meninggal dunia.
Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) merupakan komplikasi yang sangat jarang, tetapi merupakan penyakit sistem saraf pusat yang fatal akibat infeksi virus campak yang diderita pada saat kanak-kanak. SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah seseorang menderita campak, walaupun telah sembuh. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun. Campak juga dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan sebelum waktunya, atau melahirkan bayi dan berat lahir rendah.
Mencegah campak
MomDad dapat mencegah campak sejak dini pada si Kecil dengan cara:
- Berikan vaksin MR pada si Kecil saat ia berusia 9 bulan
- Jika sampai usia 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan vaksin MMR
- Pada anak usia 18 bulan, berikan MR atau MMR
- Pada anak usia 5-7 tahun, berikan anak MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR
Agar si Kecil terhindar dari campak, pastikan ia mendapatkan vaksin MR atau MMR seperti tips di atas ya, MomDad.
Apabila ingin memberikan vaksinasi pada si Kecil, MomDad dapat melakukan Booking Vaksin di aplikasi PrimaKu dan bisa mendapatkan potongan harga, lho!
Referensi: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak