Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan Small for Gestational Age (SGA)
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Intrauterine Growth Restriction, Small for Gestational Age, Pertumbuhan Anak, Standar Pertumbuhan Anak
Latar Belakang
Intrauterine Growth Restriction (IUGR), atau Fetal Growth Restriction (FGR) adalah kondisi di mana janin gagal dalam mencapai berat sesuai dengan potensi genetiknya. The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikannya sebagai janin yang memiliki Taksiran Berat Janin (TBJ) atau lingkar abdomen di bawah persentil ke-10. Kondisi ini meningkatkan risiko untuk terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa bayi, seperti distress napas, hipoglikemia, dan masih banyak lagi. Hal ini menjadikan IUGR suatu kondisi yang perlu ditangani dan dicegah guna menghindari komplikasi-komplikasi tersebut. [1,2]
Etiologi dan Patofisiologi
IUGR dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi faktor maternal, fetal, atau plasental. Kondisi medis ibu seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit autoimun, dan malnutrisi dapat mempengaruhi aliran darah ke plasenta dan pertumbuhan janin. Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat terlarang juga berkontribusi terhadap risiko IUGR. Faktor-faktor maternal lainnya yang dapat meningkatkan risiko IUGR meliputi konsumsi obat-obatan teratogenik, paparan radiasi, perdarahan antepartum, malformasi uterus, dan tinggal di dataran yang tinggi. [1]
Kelainan pada plasenta seperti dalam kasus plasenta previa, plasenta akreta, atau abruptio plasenta juga dapat membatasi aliran nutrisi dan oksigen ke janin, menyebabkan IUGR. Begitu pula dengan kelainan-kelainan pada tali pusat seperti single artery, velamentous, atau marginal cord insertion. Walaupun lebih jarang (5%), kelainan genetik yang dialami oleh janin sendiri juga bisa menyebabkan IUGR. Kelainan-kelainan genetik ini meliputi aneuploidy, disomy uniparental, mutasi gen tunggal, delesi, trisomi 13, dan trisomi 18. Selain kelainan genetik, IUGR juga bisa disebabkan oleh infeksi kongenital seperti malaria, sitomegalovirus, toxoplasmosis, varicella-zoster, sifilis, dan herpes simpleks. [1]
Diagnosis
Identifikasi awal IUGR seringkali dimulai dengan pengukuran tinggi fundus uteri dari usia gestasi 24 hingga 38 minggu. Pada masa ini, ukuran tinggi fundus uteri dalam centimeter (cm) kurang lebih sama dengan usia gestasi janin dalam ukuran minggu. Metode ini memiliki sensitivitas sebanyak 65-85% dan spesifisitas sebanyak 96% untuk mengidentifikasi IUGR. Menurut ACOG, IUGR perlu dicurigai jika tinggi fundus uteri berbeda sebanyak >3 cm. Jika demikian, USG perlu segera dilakukan. [1]
USG dilakukan untuk mengevaluasi ukuran janin. Parameter spesifik seperti lingkar kepala, lingkar perut, panjang femur, dan diameter biparietal, juga perlu diukur untuk mengetahui jenis IUGR yang dimiliki bayi, simetris atau asimetris. Pada IUGR simetris, semua parameter pertumbuhan melambat secara proporsional, sementara itu pada IUGR asimetris, lingkar perut ada di bawah persentil ke-10 tetapi parameter lain masih tergolong normal. Kelainan kromosom dan infeksi kongenital biasanya menyebabkan IUGR simetris. Sementara itu, etiologi yang biasanya menyerang pada trimester kedua atau ketiga, seperti preeklampsia menyebabkan IUGR asimetris. Selain USG, pemeriksaan Doppler pada arteri umbilikalis juga dapat dilakukan untuk memberi informasi lebih lanjut mengenai aliran darah dan oksigenasi janin. Gangguan pada pola aliran darah ini dapat mendeteksi adanya insufisiensi plasenta yang dapat menjadi penyebab IUGR. [1]
Tatalaksana dan Komplikasi
Waktu persalinan janin dengan IUGR ditentukan berdasarkan berat janin, faktor risiko, dan hasil pemeriksaan Doppler pada pembuluh darah tali pusat. Janin dengan IUGR tanpa faktor risiko seperti oligohidramnion, hasil Doppler abnormal, atau komorbiditas maternal disarankan untuk dilahirkan di atas usia gestasi 37 minggu. Jika janin memiliki salah satu faktor risiko di atas, janin persalinan disarankan untuk dilakukan lebih awal, tergantung tingkat keparahan faktor risiko. Perlu diketahui bahwa janin yang dilahirkan di bawah usia gestasi 28 minggu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami risiko prematuritas seperti displasia bronkopulmoner, perdarahan intraventrikular, dan necrotizing enterocolitis. Risiko-risiko tersebut turun sebanyak 35% pada minggu ke-30 hingga <10% ada minggu ke-34. [1]
Jika pada kelahiran bayi masih memiliki berat di bawah persentil ke-10, bayi dikatakan memiliki kondisi Small for Gestational Age (SGA). Bayi dengan SGA seringkali memerlukan perawatan khusus setelah lahir. Ini termasuk pemantauan ketat di ruang perawatan intensif neonatal (NICU) untuk menilai fungsi organ dan mengatasi komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi seperti hipoglikemia, hipotermia, atau masalah pernapasan. Hipoglikemia terjadi pada 33% bayi dengan SGA. Pemantauan glukosa tiap 3 jam dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) perlu menjadi prioritas pada bayi-bayi tersebut. Target glukosa darah preprandial adalah >25 mg/dL pada 4 jam pertama, >35 mg/dL pada 4-24 jam pertama, dan >45 mg/dL setelah 24 jam pertama kehidupan. pertama Suplementasi dengan cairan dextrose dan formula diberikan sesuai indikasi. [1]
Etiologi dari IUGR perlu diinvestigasi lebih lanjut jika belum diketahui melalui pemeriksaan USG berkala selama pemeriksaan antenatal. Pemeriksaan infeksi, misalkan CMV atau malaria, atau tes genetik bisa dilakukan jika ada kecurigaan ke etiologi-etiologi tersebut. [1]
Prognosis
Bayi yang lahir dengan SGA atau mengalami IUGR berat ketika di kandungan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan perkembangan neurologis seperti cognitive delay, performa akademik yang kurang baik, gangguan perilaku, serta hiperaktivitas. Bayi dengan riwayat IUGR juga cenderung mengalami Failure to Thrive (FTT) dan gangguan metabolik seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, hiperkolesterolemia, dislipidemia, diabetes mellitus, dan penyakit ginjal di kemudian hari. [1,4]
Kesimpulan
IUGR dan SGA adalah dua kondisi yang saling berhubungan tetapi berbeda secara definisi. Keadaan IUGR mengacu pada pertumbuhan intrauterin yang kurang maksimal, sedangkan SGA adalah kondisi ketika bayi lahir di bawah standar untuk usia kelahiran. Dokter anak memainkan peran penting dalam memantau dan merawat bayi yang lahir dengan SGA, serta melakukan tindak lanjut untuk memastikan perkembangan yang optimal. Pengetahuan yang komprehensif mengenai faktor risiko, metode diagnosis, dan strategi penanganan dapat meningkatkan luaran yang lebih baik bagi anak-anak yang terdampak oleh kondisi ini.
Referensi:
- Chew LC, Osuchukwu OO, Reed DJ, et al. Fetal Growth Restriction. [Updated 2024 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562268/
- Damhuis SE, Ganzevoort W, Gordijn SJ. Abnormal Fetal Growth: Small for Gestational Age, Fetal Growth Restriction, Large for Gestational Age: Definitions and Epidemiology. Obstet Gynecol Clin North Am. 2021 Jun;48(2):267-279.
- Balest AL. Small-for-Gestational Age: Merck Manual Professional Version. 2023. Available from: https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/perinatal-problems/small-for-gestational-age-sga-infant
- Priante E, Verlato G, Giordano G, Stocchero M, Visentin S, Mardegan V, Baraldi E. Intrauterine Growth Restriction: New Insight from the Metabolomic Approach. Metabolites. 2019 Nov 6;9(11):267. doi: 10.3390/metabo9110267. PMID: 31698738; PMCID: PMC6918259.