primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Kebiasaan Mengisap Jari Bikin Anak Cadel, Mitos vs Fakta?

Author: Fitri Permata

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A

Topik: Menghisap Jempol, Menghisap Jari

Salah satu karakteristik seorang anak adalah gemar mengisap jari. Mengisap jari umumnya dapat dipicu saat anak dalam kondisi cemas, lapar, bosan, takut, stres emosional atau adanya keinginan yang tidak terpenuhi. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, maka bisa berdampak pada fungsi pengunyahan, karena menyebabkan gangguan pada posisi gigi geligi dan rahang, gangguan respirasi, estetik, hingga berbicara, termasuk kesulitan mengucapkan huruf tertentu atau cadel. Lantas bagaimana mengisap jari dapat memengaruhi hal tersebut?


Kebiasaan Mengisap Jari 

mengisap_jari.jpg

Terdapat sebuah teori yang diajukan oleh Profitt dkk bahwa mengisap ibu jari dapat menyebabkan maloklusi atau kelainan gigitan antara gigi atas dan bawah. Hal tersebut disebabkan tekanan dari ibu jari yang dapat mengubah pola tekanan antara pipi dan bibir. Kebiasaan ini biasanya muncul pada anak usia 1-2 tahun, bila berlanjut hingga usia 5 tahun dapat terjadi kelainan posisi gigi. Pada saat anak mengisap jari, terjadi perubahan tekanan pada rongga mulut. Jari akan menekan lidah ke bawah dan terpisah dari langit-langit. Otot sekitar mulut mengalami kontraksi dan lambat laun rahang atas bisa menyempit dan gigi atas menjadi maju.

Sementara cadel tidak hanya disebabkan oleh masalah gigi dan lidah saja, namun cara anak memproduksi suara juga dapat menyebabkan produksi bunyi yang tidak tepat. Misalnya, bunyi l dan n dihasilkan oleh pergerakan lidah, sedangkan huruf p, b, dan m dihasilkan oleh bibir, sehingga belum tentu anak yang biasa menghisap jari akan menjadi cadel.


Tips Atasi Anak yang Mengisap Jari

Sebaiknya mengisap jari jangan dijadikan kebiasaan untuk menenangkan anak. Segera hentikan kebiasaan tersebut setelah anak berusia 2 tahun. Apabila anak bosan, alihkan pada kegiatan lain yang lebih sesuai usia. Para orang tua harus memperhatikan jika kebiasaan menghisap jari atau jempol terus berkelanjutan pada usia lebih dari 3-6,5 tahun. Cara menghentikan kebiasaan mengisap jempol atau jari antara lain dengan memberikan nasihat secara halus. Berikan alasan yang bijak dan bisa diterima secara nalar oleh anak mengenai dampak buruknya, yaitu sisa kotoran yang menempel pada tangan dan masuk sela-sela kuku dapat menyebabkan sakit perut maupun diare. Susunan gigi kelak terlihat lebih baik jika anak bisa menghentikan kebiasaan buruknya tersebut.

Meski mengisap jari tidak langsung dapat menyebabkan cadel pada anak, namun hal ini dapat memberikan dampak negatif lain. Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk terus mengingatkan si Kecil agar tidak lagi mengisap jarinya, terlebih jika usianya sudah lebih dari 3 tahun.


Referensi: 

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: