Pemakaian Bantal Bayi Bikin Kepala Peyang, Benar Enggak sih?
Author: Tamara Rosa
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso SpA
Topik: Kepala Peyang, Bantal Bayi
Setiap bayi yang baru lahir akan terlihat menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Sangat normal ketika dalam beberapa minggu pertama kehidupannya, bayi terlihat hanya bangun ketika ingin menyusu. Jadi sebagai orang tua, sudah sewajarnya MomDad memperhatikan kenyamanan si Kecil saat tidur. Bantal pun menjadi sesuatu yang dapat menjaga kenyamanan si Kecil ketika sedang tidur.
Namun, terdapat rumor bahwa menyanggah kepala bayi dengan bantal terlalu lama akan mengubah struktur asli kepala bayi menjadi peyang, benarkah?
Bantal dapat membuat kepala bayi peyang
Hingga kini, tidak ada bukti bahwa penggunaan bantal dengan bentuk tertentu dapat mencegah kepala peyang (plagiocephaly) pada bayi baru lahir. Dalam dunia medis, ada istilah positional plagiocephaly/brachycephaly (PPB), di mana kondisi ketidaksimetrisan bentuk kepala yang umum dijumpai pada bayi sampai usia beberapa bulan. Kondisi ini lebih dikenal di masyarakat sebagai “kepala peyang”. Ketidaksimetrisan ini dapat dijumpai di belakang kepala (tampak datar) dengan penonjolan dahi (brachycephaly), atau kepala tampak miring ke salah satu sisi dengan ketidaksimetrisan letak telinga (plagiocephaly). Plagiocephaly akibat posisi setelah lahir paling sering disebabkan karena tekanan terus menerus pada sisi kepala bagian belakang, biasanya disebabkan karena posisi bayi dibiarkan tidur terus menerus.
Mencegah kepala peyang pada bayi
Cara mencegah kepala peyang pada bayi adalah dengan memberikan tummy time yang ditingkatkan bertahap hingga 30 menit sehari kira-kira pada usia 7 minggu, dan memiringkan kepala bayi secara bergantian saat tidur agar tidak terjadi penekanan hanya di salah satu sisi.
Bayi baru lahir boleh pakai bantal kepala atau enggak?
Para ahli kesehatan tidak merekomendasikan penggunaan bantal untuk newborn saat tidur. MomDad dapat menyediakan lingkungan tidur yang aman bagi bayi dengan membiarkan bayi tidur terlentang di alas yang kokoh (firm) dan datar (flat), misalnya pada tempat tidur khusus bayi (baby crib), serta hindari meletakkan selimut, bantal, alas tidur longgar, atau boneka pada tempat tidur bayi, yang dapat meningkatkan risiko sufokasi (tertutupnya jalan napas pada bayi). Meskipun kini telah hadir “bantal peyang” yang diklaim dapat mengatasi dan menghindari kepala peyang, para ahli kesehatan masih belum memiliki bukti mengenai bentuk bantal tertentu yang dapat mencegah kepala peyang pada bayi. Lantas, kini para bayi baru lahir lebih direkomendasikan untuk tidak menggunakan bantal kepala agar menghindari perubahan struktur kepalanya menjadi peyang.
Nah, itu dia penjelasan mengenai penggunaan bantal pada bayi. Semoga bermanfaat ya untuk MomDad.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.