primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Sering Ngorok Jadi Tanda Obesitas? Waspadai karena Dampaknya Seumur Hidup

Author: Sekar Retno Ayu

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Obesitas, Obesitas Pada Balita, Kesehatan Anak, Balita, Featured Articles

Kita semua pasti ingin yang terbaik untuk si Kecil, termasuk menjaga kesehatannya. Salah satu masalah yang perlu kita perhatikan adalah obesitas pada balita. Dengan semakin banyaknya anak-anak yang mengalami masalah ini, penting banget untuk MomDad ketahui bagaimana tanda-tanda awalnya agar bisa mencegahnya. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang obesitas pada balita dan cara mencegahnya!


Tanda-tanda Awal Obesitas pada Balita

Pertama-tama, bagaimana sih MomDad bisa tahu kalau si Kecil sudah mulai menunjukkan tanda-tanda obesitas? Beberapa hal yang bisa MomDad perhatikan:

  1. Penampilan fisik

Jika bayi tampak “gemuk” dibandingkan dengan anak-anak seusianya, ini bisa jadi alarm pertama. Selain itu, pengukuran antropometri dapat menunjukkan risiko gizi lebih. Untuk lebih akurat, MomDad bisa cek Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut usia. Seorang anak dapat dianggap obesitas jika:

  •  IMT/U > +3 SD untuk anak usia 0-5 tahun, atau
  •  IMT/U > +2 SD untuk anak usia 5-18 tahun.

2. Gejala kesehatan

Coba perhatikan tanda-tanda lainnya, MomDad, seperti mengorok saat tidur, sering terbangun di malam hari, atau mengantuk di siang hari. Selain itu, jika ada riwayat obesitas dalam keluarga, risiko si Kecil juga semakin meningkat.

3. Faktor genetik

Obesitas juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Jika si Kecil memiliki perawakan pendek, retardasi mental, atau bentuk tubuh dismorfik, bisa jadi ini merupakan tanda bahwa perlu konsultasi lebih lanjut.


Apa sih yang Menyebabkan Obesitas pada Balita?

Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi. Kelebihan energi ini bisa disebabkan oleh:

  • Asupan energi tinggi: makanan yang terlalu banyak dan tidak seimbang.
  • Pengeluaran energi rendah: aktivitas fisik yang minim dan metabolisme tubuh yang rendah.

Tahukah MomDad? Lemak memberikan efek termogenesis yang lebih rendah dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Jadi, menjaga keseimbangan asupan gizi yang tepat sangat penting lho, untuk si Kecil.


Bagaimana Cara Mencegah Obesitas Sejak Dini?

Obesitas-2.jpg

Mencegah obesitas pada balita bisa dimulai dari kebiasaan sederhana. Berikut beberapa cara yang bisa MomDad terapkan:

  1. Menyusui sebagai pencegahan obesitas

Breastfeeding (menyusui langsung) telah terbukti menurunkan risiko terjadinya obesitas karena proses menyusui mengajarkan bayi membentuk pola makan yang sehat. Bayi akan menyusu ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Bayi yang disusui langsung memiliki kemampuan regulasi yang lebih baik untuk mengelola asupan makanan dibandingkan yang mendapatkan asupan dari botol, sehingga menurunkan risiko obesitas di kemudian hari. Tak hanya obesitas, pemberian ASI juga menurunkan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi pada masa anak maupun saat dewasa.

2. Anjuran pola makan sehat untuk mencegah obesitas, di antaranya:

Untuk bayi yang masih menyusu:

  • ASI eksklusif selama 6 bulan dan memberikan ASI selama mungkin.
  • Tidak memberikan susu formula kepada anak yang masih mendapat ASI, kecuali atas instruksi dokter.

Untuk bayi/anak yang sudah bisa makan:

  • Terapkan responsif feeding! MomDad perlu bisa mengenali kapan anak lapar dan kenyang. Ini penting untuk mencegah overweight atau obesitas.
  • Jika anak masih minum susu formula dari botol, perhatikan tanda-tanda kenyang mereka, bukan hanya isi botol yang harus habis. Biarkan anak berhenti makan atau minum susu saat sudah kenyang, jangan dipaksa untuk menghabiskan makanan, ya!
  • Berikan susu formula dalam jumlah terbatas untuk anak yang tidak mendapat ASI, sesuai kebutuhan kalori harian. Jangan jadikan susu sebagai pengganti makanan. Terapkan aturan makan yang baik!
  • Sediakan pilihan makanan sehat di rumah, seperti buah untuk camilan dan produk susu rendah lemak. Hindari makanan yang tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh.
  • Cukupkan kebutuhan cairan harian dengan minuman tidak bergula.
  • Hindari menggunakan makanan manis sebagai hadiah.
  • Batasi konsumsi gula dan garam agar tidak berlebihan.
  • Hindari melabeli makanan sebagai "tidak sehat" dan melarang anak untuk mengonsumsinya sepenuhnya, seperti permen atau biskuit. Izinkan mereka mengonsumsi makanan tersebut dalam jumlah terbatas, misalnya hanya di akhir pekan.
  • Pastikan anak kenyang dengan banyak makan buah dan sayur. WHO merekomendasikan setidaknya 5 porsi buah dan sayur setiap hari.
  • Makan bersama keluarga tanpa melakukan aktivitas lain, seperti bermain atau menonton TV saat makan.

Selain itu, jaga pola hidup sehat dengan cukup tidur, terapkan pembatasan screen time sesuai usia, dan yang tidak boleh dilupakan adalah MomDad juga harus menjadi teladan dan contoh yang baik dalam menerapkan pola hidup sehat itu sendiri.


Dampak Jangka Panjang Obesitas pada Kesehatan Balita

Obesitas-3.jpg

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Overweight dan obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit metabolik seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, dislipidemia, penyakit jantung dan pembuluh darah, radang sendi dan beberapa jenis kanker.

Berdasarkan data dari International Obesity Taskforce (IOTF) dan WHO, pada tahun 2010, lebih dari 200 juta anak mengalami overweight dan obesitas di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 42 juta anak berusia di bawah 5 tahun termasuk dalam kategori overweight. Ini sangat mengkhawatirkan, karena obesitas di masa kanak-kanak dapat memicu gangguan fisik dan mental, mulai dari masalah ortopedi hingga gangguan tidur dan kecemasan.

Sayangnya, anak-anak yang mengalami obesitas tidak hanya menghadapi masalah saat ini, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tetap gemuk saat dewasa. Jadi, penting bagi kita untuk memperhatikan pola makan dan kebiasaan hidup anak-anak kita sejak dini. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat untuk buah hati kita agar mereka tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia!


Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Ketika kurva BB/U atau BB/TB di atas + 1 SD, atau anak tampak "gemuk", dan mengalami kenaikan BB melebihi batasan wajar, yaitu 750 gram - 1000 gram per bulan untuk 0-3 bulan, 600 gram/bulan untuk usia 4-6 bulan, 450 gram per bulan usia 6-9 bulan , dan 220 gram per bulan pada usia 9-12 bulan, serta 150-250 gram per bulan pada anak di atas 1 tahun, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Dengan mengetahui tanda-tanda dan cara pencegahan obesitas, MomDad dapat membantu si Kecil tumbuh sehat dan bahagia. Mari kita jaga kesehatan anak-anak dengan baik!


Referensi

  • Diagnosis, tata laksana, dan pencegahan obesitas pada anak dan remaja. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. UKK Nutrisi dan Penyakit Metaabolik. 2014
  • https://kidshealth.org/en/parents/overweight-obesity.html
  • https://www.cdc.gov/healthyweight/children/index.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/symptoms-causes/syc-20354827
  • Disantis KI, Collins BN, Fisher JO, Davey A. Do infants fed directly from the breast have improved appetite regulation and slower growth during early childhood compared with infants fed from a bottle? Int J Behav Nutr Phys Act. 2011 Aug 17;8:89. doi: 10.1186/1479-5868-8-89
  • Li R, Fein SB, Grummer-Strawn LM. Do infants fed from bottles lack self-regulation of milk intake compared with directly breastfed infants? Pediatrics. 2010 Jun;125(6):e1386-93. doi: 10.1542/peds.2009-2549.
  • Rito AI, Buoncristiano M, Spinelli A, Salanave B, Kunešová M, Hejgaard T, García Solano M, Fijałkowska A, Sturua L, Hyska J, Kelleher C, Duleva V, Musić Milanović S, Farrugia Sant'Angelo V, Abdrakhmanova S, Kujundzic E, Peterkova V, Gualtieri A, Pudule I, Petrauskienė A, Tanrygulyyeva M, Sherali R, Huidumac-Petrescu C, Williams J, Ahrens W, Breda J. Association between Characteristics at Birth, Breastfeeding and Obesity in 22 Countries: The WHO European Childhood Obesity Surveillance Initiative - COSI 2015/2017. Obes Facts. 2019;12(2):226-243.
  • Qiao J, Dai LJ, Zhang Q, Ouyang YQ. A Meta-Analysis of the Association Between Breastfeeding and Early Childhood Obesity. J Pediatr Nurs. 2020 Jul-Aug;53:57-66.
  • Yan J, Liu L, Zhu Y, Huang G, Wang PP. The association between breastfeeding and childhood obesity: a meta-analysis. BMC Public Health. 2014 Dec 13;14:1267.
  • https://www.unicef.org.uk/babyfriendly/news-and-research/baby-friendly-research/infant-health-research/infant-health-research-obesity/
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Penilaian Kualitas Hidup Anak: Aspek Penting yang Sering Ter...
28 Feb 2018
cover
Bayi Sering Gumoh, Apakah Aman?
23 Mar 2022
cover
Pertanyaan seputar Imunisasi yang sering Ditanyakan para Ora...
29 Apr 2022
cover
Normal Nggak ya Kalau Anak Sering BAB?
27 Mei 2022
cover
Wajib Tahu! Ini Hal yang Paling sering Ditanyakan seputar Gu...
9 Jun 2022
cover
Sering Dialami si Kecil hingga Orang Dewasa, Ini lho Penyeba...
22 Jun 2022
cover
Kumpulan Pertanyaan seputar ASI yang sering Ditanyakan (Part...
4 Jul 2022
cover
Si Kecil Sering Buang Air Besar setelah Menyusu, Kenapa ya?
11 Jul 2022
cover
Bayi sering Mengisap Jempol, Wajarkah?
12 Agu 2022
cover
Bayi Sering Ngulet Pertanda Ada Kondisi yang Tidak Normal?
30 Agu 2022
cover
Kenali Immunity Debt, Penyebab Anak sering Sakit
31 Agu 2022
cover
Bayi sering Kagetan Saat Tidur, Kenapa ya?
19 Sep 2022
cover
Permasalahan Kulit Bayi yang Paling sering Dijumpai
21 Sep 2022
cover
Ini Dampaknya Jika Orang Tua sering Membandingkan Anak
25 Sep 2022
cover
Ini Alasan Mengapa Bayi sering Melihat ke Atas
20 Okt 2022
cover
Kumpulan Pertanyaan seputar ASI yang sering Ditanyakan (Part...
1 Nov 2022
cover
Anak Sering Makan Manis & Berlemak? Waspadai Sindrom Metabol...
17 Nov 2022
cover
Ketahui Penyebab Anak sering Melepeh Makanan
21 Nov 2022
cover
Anak Sering Mimisan, Apakah Hemofilia?
26 Nov 2022
cover
Jangan Terlalu Sering, Ini Aturan Konsumsi Minuman Boba pada...
30 Nov 2022
cover
Anak Sering Sakit Perut? Kenali Penyebab dan Tanda Bahayanya...
8 Des 2022
cover
Anak sering Mengulang Kata Saat Bicara, Waspada Stuttering!
16 Des 2022
cover
Anak sering Memar, Kapan Curiga Hemofilia?
19 Des 2022
cover
Ini yang Akan Terjadi Jika Anak sering Mengonsumsi MSG
13 Jan 2023
cover
Si Kecil sering Batuk di Pagi Hari, Kenali Penyebab Batuk Su...
5 Feb 2023
cover
Bayi Sering Menjulurkan Lidah, Apakah Normal?
15 Mar 2023
cover
Sering Makan Telur Bisa Bikin Bisulan?
4 Apr 2023
cover
Bayi sering Mengepakkan Tangan, Tanda Autisme?
30 Apr 2023
cover
Anak sering Diajak Jalan-Jalan, Apakah akan Ingat saat Dewas...
3 Mei 2023
cover
Anakku sering Berteriak, Apakah Normal?
6 Mei 2023
cover
Bayi sering Rewel, Waspada Overfeeding!
7 Mei 2023
cover
Bayi sering Membenturkan Kepala, Apakah Tanda Autis?
28 Mei 2023
cover
Hindari Terlalu sering Kasih Camilan ke Anak, Ini Dampaknya!
1 Jun 2023
cover
5 Permasalahan yang sering Terjadi di Masa MPASI
21 Jul 2023
cover
Bayi sering Terbangun saat Tidur? Kenali Gejala Catnapping!
31 Jul 2023
cover
Bayi sering Cepirit, Normal Nggak sih?
25 Agu 2023
cover
Ini yang Terjadi jika Orang Tua sering Marah ke Anak
30 Agu 2023
cover
Kebiasaan Buruk yang Mengakibatkan Balita Sering Diare
22 Nov 2023
cover
Anak sering Batpil? Ketahui Faktor Utama Penyebabnya!
13 Jul 2024
cover
5 Hal yang Paling Sering Ditanyakan Ibu Baru tentang ASI
13 Agu 2024
cover
Selain Bolak Balik Sakit, Ternyata Ini yang Sering Bikin BB...
14 Okt 2024
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: