BB Anak Sulit Naik Berisiko Stunting & Kurang Gizi? Ini Solusinya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, 1-3 Tahun, Article, Stunting, Kurang Gizi, Berat Badan
Berat badan (BB) merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Penambahan berat badan menjadi indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Lantas, bagaimana dengan anak yang BB-nya sulit naik? Apakah berisiko stunting dan kekurangan gizi?
Penyebab BB Anak Sulit Naik
Anak akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3 tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10 tahun.
Namun, berat badan anak bisa saja sulit naik, sehingga membuat para orang tua khawatir. Perlu diketahui, penyebab utama BB anak sulit naik adalah asupan nutrisi yang kurang. Menurut UNICEF, penyebab langsung kurang gizi pada, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan. Asupan zat gizi pada anak yang tidak adekuat dapat berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak.
Gangguan Pertumbuhan
Anak yang BB-nya susah naik, berisiko akan mengalami gangguan pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan yang kerap dialami anak dengan BB rendah adalah stunting dan wasting (kurang gizi). Anak wasting berisiko mengalami gangguan pertumbuhan fisik, termasuk pertumbuhan tinggi badan, dikarenakan kurangnya asupan zat gizi yang diperlukan untuk bertumbuh. Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama, anak tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting, yaitu kondisi di mana tinggi badan lebih pendek bila dibandingkan anak seusianya. 60% tinggi saat dewasa tercapai pada saat 5 tahun pertama kehidupan anak.
Ciri gangguan pertumbuhan yang perlu MomDad kenali, antara lain:
- Tinggi dan berat badan tidak bertambah atau menurun (stunting)
- Terlihat kurus atau pendek dibanding dengan teman sebaya
- Anak cenderung pendiam
Pertumbuhan optimal memerlukan asupan nutrisi yang cukup, tidak mudah sakit dan lingkungan sosial yang baik. Jika terjadi gangguan pertumbuhan dan tidak segera ditangani maka dapat berlangsung ke konsekuensi jangka panjang, seperti stunting dan wasting. Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk memperhatikan asupan nutrisi agar pertumbuhannya dapat optimal.
Tahapan Pertumbuhan Normal sesuai WHO
Untuk mendeteksi apakah pertumbuhan si Kecil normal, MomDad perlu mengetahui tahapan berat badan dan tinggi badan normal sesuai usia dan jenis kelamin berdasarkan standar WHO. Yuk, cek tabel di bawah!
Perempuan
Laki-laki
Tips Atasi Gangguan Pertumbuhan
Sebuah studi klinis menunjukkan bahwa hanya 20-40% dari pertumbuhan tinggi yang berhubungan dengan genetik di 5 tahun pertama kehidupannya. Nah, untuk mencegah dan mengatasi gangguan pertumbuhan di 5 tahun pertama kehidupan, pastikan MomDad lakukan langkah sederhana berikut:
- Penuhi asupan gizi lengkap dan seimbang
- Berikan tambahan nutrisi dengan kandungan dan manfaat triple protein, arginin vitamin K2, dan vitamin D yang tinggi kalsium.
Well, untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, MomDad bisa memberikan si Kecil rangkaian produk Pediasure, yaitu Pediasure Triplesure yang baik diberikan pada usia 1-3 tahun dan Pediasure Go untuk usia 4-10 tahun. Kedua produk ini mengandung Arginine dan natural vitamin K2 yang merupakan zat gizi yang dapat membantu mendukung kekuatan tulang dan percepatan pertumbuhan si Kecil.
Campuran sinbiotik yang unik, serta 14 vitamin dan 9 mineral yang terkandung di dalamnya, mampu meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil. Sementara kandungan omega 3 dan omega 6, serta AA dan DHA nya meningkatkan kemampuan berpikir si Kecil.
Untuk pertumbuhan tinggi yang optimal, Pediasure dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 kali sehari.
Referensi:
- Hamdani.(2016). Hubungan Antara Frekuensi, Durasi Menyusui dengan Berat Badan Bayi di Poliklinik Bersalin Mariani Medan. Diakses tanggal 13 Mei 2016.
- Chikhungu, Madise, Padmadas (2014). How Important are Communit Characteristicsin Influencing Children’s Nutrition Status? Evidence from Malaw Population - Based Household and Community Surveys. Health & Place Journal; 30 (1): 187-195
- Septikasari M, Septiyaningsih (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Pemenuhan Nutrisi pada Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara I Kabupaten Cialcap. Jurnal Kesehatan Al Irsyad; 9 (2): 25-30.
- UNICEF Indonesia. Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk) dan Dampaknya pada Anak.