Anak saya pendek, apakah stunting?
Author: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: TPG, Tinggi Potensi Genetik, TBU, Stunting, 4-7 Tahun, 7-12 Tahun, 12-18 Tahun, 1-3 Tahun
Pertumbuhan linier atau pertumbuhan memanjang/ pertumbuhan menjadi lebih tinggi dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti etnis, genetik, hormonal, psikososial, nutrisi, penyakit kronis, dan faktor lingkungan lainnya. Gangguan pertumbuhan linier akan berakibat perawakan pendek. Perawakan pendek (short stature) didefinisikan sebagai tinggi badan <Persentil3 atau -2 SD kurva yang berlaku sesuai usia dan jenis kelamin.
Perawakan pendek dapat disebabkan oleh variasi normal atau kondisi patologis seperti stunting, atau kelainan endokrin. Stunting merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban di negara kita. Stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh malnutrisi dan/ atau penyakit kronik. Perlu diingat bahwa stunting merupakan salah satu penyebab perawakan pendek, tetapi tidak semua perawakan pendek adalah stunting.
"Duh ... anak saya pendek bila dibandingkan teman-teman sekelasnya? Apakah ini berarti anak saya stunting?" Jawabannya, belum tentu. Perawakan pendek dapat masih merupakan varian normal, terutama bila tinggi badan orang tua juga tidak terlalu tinggi. Karena bagaimana pun, secara alamiah, anak akan mewarisi genetik kedua orang tuanya. Hal ini disebut familial short stature.
Bagaimana kita dapat membedakan apakah perawakan pendek anak dapat dianggap sebagai familial short stature?
Pertama kita harus mengukur Tinggi Potensi Genetik (TPG). TPG adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua.
- TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 12 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm
- TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 12 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm
Angka 12 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan laki-laki dewasa dan perempuan dewasa di suatu populasi. Angkanya dapat berbeda di berbagai negara. Di Indonesia, selisihnya 12 cm. Angka 8,5 cm adalah rentang ketidak pastian estimasi TPG ke atas dan ke bawah.
Setelah mendapatkan nilainya, skor-z tinggi badan anak dibandingkan dengan skor-z dari rentang estimasi TPG. Bila nilai skor-z tinggi badan anak berada di dalam rentang skor-z TPG, maka tinggi anak masih dapat disebut sebagai variasi normal untuk potensi genetiknya.
Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam menilai tinggi badan anak adalah laju pertumbuhannya. Anak harus diukur pertumbuhannya secara berkala, sehingga setiap masalah yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini.
Penulis: dr. Lucyana, SpA
Editor: Prof. Dr. dr. Madarina Julia, SpA (K), MPH, PhD
Daftar bacaan
- https://www.idai.or.id/professional-resources/kurva-pertumbuhan/kalkulator-tinggi-potensi-genetik
- Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. 2017