Belekan pada Bayi Newborn, Normalkah?
Author: Annasya
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Bayi Newborn, Mata Belekan, Belekan, Bayi Belekan
MomDad mungkin menyadari si Kecil memiliki belek di matanya. Belekan atau kotoran pada sudut mata sering dialami bayi baru lahir pada minggu pertama usianya. Belekan biasanya ada pada dua mata sekaligus. Kira-kira bagaimana proses hingga mata bisa belekan? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!
Bagaimana proses terjadinya belekan?
Belekan sendiri disebabkan karena adanya sumbatan pada Duktus Nasolakrimalis atau saluran yang berfungsi untuk mengalirkan air mata dari sudut bola mata ke hidung, yang kemudian akan menguap seiring dengan udara pernapasan yang mengaliri hidung.
Ketika terjadi sumbatan, maka air mata pun tidak bisa dialirkan ke hidung dan menggenang atau menumpuk pada mata sehingga mata menjadi tampak sembab. Air mata yang menetes kemudian mengering dan bercampur dengan kotoran yang larut pada air mata sehingga mata menjadi belekan.
Tanda-tanda dan penyebab terjadinya infeksi mata
Infeksi mata biasanya ditandai dengan mata yang kemerahan dan terdapat nanah. Penyebab utama dari kondisi ini yaitu karena katup Hasner pada saluran air mata gagal terbuka secara normal pada saat kelahiran bayi. Sekitar 5% bayi baru lahir mengalami sumbatan pada satu atau kedua mata, namun hampir sebanyak 90% bayi dapat sembuh dengan sendirinya saat menginjak usia 1 tahun.
Selain itu, kelainan lain yang menyebabkan sumbatan pada Duktus Nasolakrimalis yang menyebabkan bengkak pada sudut mata akibat tidak terbentuknya kantung cairan mata sejak lahir. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan atau bengkak yang kebiruan dari sudut mata hingga pangkal hidung, dan terkadang dapat mengeluarkan nanah.
Bagaimana cara mengatasinya?
Satu survei yang dilakukan oleh para ahli mata di dunia menunjukkan bahwa sekitar 64% dari orang-orang melakukan teknik pemijatan ringan pada sudut bola mata hingga ke pangkal hidung sebagai penanganan awal kasus sumbatan pada Duktus Nasolakrimalis sampai bayi berusia 1 tahun. Pemijatan ringan ini dilakukan secara rutin hingga gejala menghilang.
Selain itu, jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri atau muncul gejala infeksi saluran pernapasan seperti pilek, penanganan dengan menggunakan obat tetes mata seperti eritromisin atau salep bisa diberikan. Namun, perlu MomDad ingat bahwa penggunaan keduanya tidak bisa membuka sumbatan yang ada, ya.
Yang terakhir, tindakan operasi dengan memakai alat yang dimasukkan ke dalam saluran Lakrimalis akan dilakukan oleh 70,8% dokter apabila pasien mengalami keluhan hingga diatas usia 1 tahun.
Nah, itu dia penjelasan mengenai belekan pada bayi baru lahir. Jika MomDad merasa belekan pada si Kecil sudah mulai mengganggunya, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya!
Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad bisa konsultasikan pada dokter di Forum Tanya Dokter melalui aplikasi PrimaKu. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli.
Sumber foto: iStock
Daftar Pustaka:
- Nasolacrimal Duct Obstruction. Diunduh dari http://www.aapos.org. Diakses pada tanggal 8 April 2016.
- Schellini SA, Ariki CT, Sousa RL, Weil D, Padovani CR. Management of congenital nasolacrimal duct obstruction—latin American study. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2013 Sep-Oct;29(5):389-92.
- Schnall BM. Pediatric nasolacrimal duct obstruction. Curr Opin Opthamol. 2013 Sep;24(5):421-4.
Penulis: Dr. Fransiska Farah, Sp.A, M.Kes
Reviewer: Dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K)
Ikatan Dokter Anak Indonesia