Benarkah Obat Cacing Bisa Membuat Anak Gemuk?
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Obat Cacing, Gemuk
Mungkin MomDad pernah mendengar seseorang mengaitkan tubuh atau badan si Kecil yang kurus dengan cacingan. Bahkan, tidak sedikit MomDad yang mengira bahwa memberikan obat cacing ke si Kecil akan membuatnya menjadi gemuk. Nah, benar enggak sih obat cacing bisa bikin anak gemuk?
Apa itu cacingan?
Cacingan menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami anak pada periode emas tumbuh kembangnya. Pasalnya, penyakit cacingan bisa mengganggu penyerapan nutrisi di dalam tubuh anak.
Dilansir dari situs resmi IDAI, berdasarkan hasil survei, penyakit cacingan banyak terjadi pada anak usia sekolah, yaitu usia 5–14 tahun. Meskipun demikian, kecacingan dapat terjadi pada usia yang lebih dini, ketika anak mulai suka memasukkan tangannya atau berbagai benda lain ke dalam mulut. Penyakit kecacingan dapat ditularkan melalui berbagai cara, diantaranya melalui makanan atau minuman yang tercemar telur cacing atau melalui tanah sehingga penyakit ini juga disebut sebagai soil transmitted helminthiasis.
Pengertian obat cacing
Salah kaprah mengenai obat cacing dapat membuat anak menjadi gemuk sudah menyebar hingga turun-menurun. Pasalnya, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa obat cacing bisa membuat tubuh atau badan anak menjadi gemuk.
Namun, obat cacing dapat memperbaiki status gizi anak yang terinfeksi cacingan. Sebab, infestasi cacing dapat menimbulkan berbagai masalah seperti diare, letih lesu akibat kurang darah, dan lemah.
Obat cacing adalah obat yang ditujukan untuk mengatasi kecacingan, baik pada anak maupun orang dewasa. Isi atau kandungan di dalam obat cacing adalah zat aktif yang mampu membunuh cacing di dalam tubuh.
Beberapa jenis obat cacing yang umum dijumpai adalah mebendazole, albendazole, praziquantel, dan pirantel pamoat yang masing-masing efektif terhadap jenis-jenis cacing tertentu.
Jenis-jenis cacing di dalam tubuh
Ada beberapa jenis cacing yang bisa menimbulkan infeksi pada anak, antara lain:
Cacing gelang
Jenis cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia berupa telur yang terdapat pada sayuran dan buah yang tidak dibersihkan dengan baik. Cacing gelang dewasa berukuran 20-30 cm dan mampu bertelur 200.000 telur per hari.
Cacing ini akan menimbulkan kerusakan pada lapisan usus halus sehingga menyebabkan diare dan mengganggu penyerapan karbohidrat dan protein.
Cacing cambuk
Cacing cambuk dewasa mampu bertelur hingga 5.000-10.000 butir perhari. Cacing ini dapat membenamkan kepalanya pada dinding usus besar sehingga menyebabkan luka padausus. Pada infeksi yang berat dapat terjadi diare yang mengandung lendir dan darah.
Cacing tambang
Cacing tambang mampu bertelur 15-20 ribu butir per hari. Larva cacing tambang mampu menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus halus, paru dan jantung. Infeksi cacing tambang akan menimbulkan perlukaan usus yang lebih dalam sehingga perdarahan yang terjadi dapat lebih berat dibandingkan infeksi cacing jenis yang lain.
Cacing kremi
Cacing ini berbentuk kecil dan berwarna putih serta bersarang di usus besar. Cacing kremi dewasa akan berpindah ke anus untuk bertelur. Telur inilah yang menimbulkan rasa gatal pada anus. Bila digaruk, telur akan pecah dan larva akan masuk ke dalam dubur. Selain itu, telur dapat bersembunyi pada jari, kuku, menempel pada pakaian, sprei, handuk sehingga dapat menulari orang lain.
Waktu tepat untuk konsumsi obat cacing
Selain menerapkan gaya hidup yang bersih dan sehat, pencegahan kecacingan dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing. Pemberian obat cacing bisa dimulai saat anak berusia 2 tahun. Pada usia ini anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar, termasuk dengan tanah yang merupakan sumber penularan cacingan. Pemberian obat cacing dapat diulang setiap 6 bulan.
Sedangkan, untuk daerah non-endemis, pemberian obat cacing harus diberikan sesuai indikasi dan pemeriksaan dokter dengan hasil pemeriksaan tinja positif ditemukan telur cacing atau cacing.
Oleh karena itu, sebaiknya ciptakan pola atau gaya hidup sehat kepada si Kecil dan lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter anak secara rutin. Semoga membantu!
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum MPASI & Laktasi! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Referensi:
Sumber foto: iStock
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.