primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Disleksia pada Anak dan Remaja

Oleh: Editorial Primaku

Topik: Disleksia, Perkembangan, Belajar

Disleksia adalah gangguan belajar yang paling sering ditemukan pada anak usia sekolah. Gangguan ini ditandai dengan kesulitan membaca dan mengeja secara akurat dan lancar meskipun tidak memiliki gangguan kognitif, gangguan indra, atau penyakit neurologis lain yang mendasari. Kondisi ini dapat ditemukan pada anak-anak dengan latar belakan yang beragam. Sekitar 7% dari populasi memiliki kondisi ini. Tanpa intervensi yang memadai, disleksia dapat berdampak negatif terhadap harga diri, prestasi akademis dan emosi anak hingga remaja.

Penyebab disleksia belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa studi yang dilakukan pada kembar identik menunjukkan bahwa terdapat faktor keturunan pada timbulnya disleksia. dan tampaknya bersifat multifaktorial baik faktor genetik maupun lingkungan. Beberapa gen juga ditemukan memiliki hubungan yang erat dengan disleksia. Gen-gen tersebut mempengaruhi migrasi neuron, pembentukan korteks otak, dan struktur neurobiologis lainnya. Pemeriksaan Functional Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan bahwa individu dengan disleksia memiliki aktivitas yang terganggu pada bagian otak temporoparietal kiri dan pada kedua sisi pada bagian frontal dan oksipital.

Kecurigaan terhadap disleksia dimulai saat anak menunjukkan keterlambatan dalam belajar membaca sesuai usianya. Diagnosis ditegakkan jika pemeriksaan menunjukkan kemampuan membaca kurang dari 1.5 standar deviasi level usia kronologisnya meskipun kecerdasan umum normal atau di atas normal. Pada anak pra-sekolah, anak dengan disleksia bisa mengalami kesulitan berima, tidak sengaja menukar kata-kata yang terdengar mirip, dan kesulitan mengenali nama huruf. Pada anak TK dan kelas 1 SD, disleksia bisa timbul sebagai kesulitan dalam mempelajari huruf dan belum bisa membaca kata dan mengeja pada akhir kelas 1 SD. Pada saat kelas 2 SD dan seterusnya, disleksia dapat mengakibatkan performa akademis yang buruk, ketidaksukaan terhadap sekolah, dan gejala psikosomatik ketika hendak pergi sekolah.

Keterlambatan dalam membaca seperti yang telah dijelaskan perlu memberi kewaspadaan terhadap disleksia. Anak dengan kecurigaan disleksia perlu dibawa ke dokter anak. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan penginderaan dan kognitif. Kemampuan membaca, fungsi eksekutif, dan Intelligence quotient (IQ) perlu diperiksa.

Intervensi dilakukan multidisiplin melibatkan guru, psikolog, dan terapis untuk memperbaiki keterampilan fonologis, kelancaran membaca, dan pemahaman bacaan, serta meningkatkan kepercayaan diri penyintas disleksia. Terapi gaya belajar multisensori yang menggabungkan rangsangan visual, auditori dan kinetik sangat membantu.

Intervensi dini dan program akomodasi di sekolah sangat menentukan prognosis disleksia pada anak dan remaja untuk masa depan yang produktif. Dengan program pendidikan khusus dan dukungan akademis yang sesuai, penderita disleksia mampu meningkatkan prestasi akademiknya.

Disleksia merupakan masalah neurobiologis dan bukan akibat kemalasan atau ketidakmampuan anak dalam belajar membaca. Deteksi dini serta intervensi komprehensif multidisiplin yang ditujukan kepada penyebab spesifik kesulitan membaca masing-masing individu memberikan hasil yang optimal. Dukungan sosial dan emotional yang adekuat juga diperlukan agar anak dengan disleksia dapat mencapai potensi akademis dan karir terbaiknya sesuai minat dan kemampuan uniknya masing-masing.


Referensi:

Remien K, Marwaha R. Dyslexia. [Updated 2023 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557668/

Stevens EA, Austin C, Moore C, Scammacca N, Boucher AN, Vaughn S. Current State of the Evidence: Examining the Effects of Orton-Gillingham Reading Interventions for Students With or at Risk for Word-Level Reading Disabilities. Except Child. 2021 Jul;87(4):397-417. doi: 10.1177/0014402921993406. Epub 2021 Feb 22. PMID: 34629488; PMCID: PMC8497161.


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: