primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Mengenal Disleksia

Author:

Topik: Pra-sekolah, Sekolah

MENGENAL DISLEKSIA

Dr. Trully Kusumawardhani, Sp.A

Beberapa orang tua kerap mengeluh mengapa anaknya yang usia 7 tahun masih belum lancar membaca, susah mengenal beberapa huruf, lambat dalam menulis dan tulisannya jelek sampai susah dibaca. Beberapa lagi mengeluh tiba – tiba menurun prestasi sekolahnya dan biasanya orang tua  ”tidak terima” jika guru melaporkan bahwa penyebab kemunduran prestasinya adalah kesulitan membaca. Karena masih banyak yang beranggapan disleksia hanya masalah terbolik-balik huruf, dan jika membaca hurufnya lari – lari atau terbang.

Disleksia berasal dari bahasa Greek, yakni dari kata “dys” yang berarti kesulitan, dan kata”lexis” yang berarti bahasa. Jadi disleksia secara harafiah berarti “kesulitan dalam berbahasa”. Anak disleksia tidak hanya mengalami kesulitan dalam membaca, tapi juga dalam hal mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Yang menjadi dasar kelainan pada disleksia adalah adanya kelainan neurobiologis, dan ditandai dengan kesulitan  dalam mengenali kata dengan tepat / akurat, dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode symbol.

Beberapa ahli lain mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemprosesan input/informasi yang berbeda (dari anak normal) yang seringkali ditandai dengan kesulitan dalam membaca, yang dapat mempengaruhi area kognisi seperti daya ingat, kecepatan pemprosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi dan pengendalian gerak. Dapat terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan

Kesulitan membaca pada anak disleksia ini tidak sebanding dengan tingkat intelegensi ataupun motivasi yang dimiliki untuk kemampuan membaca dengan lancar dan akurat, karena anak disleksia biasanya mempunyai level intelegensi yang normal bahkan sebagian diantaranya di atas normal.

Pada usia pra sekolah, anak disleksia menunjukkan adanya keterlambatan berbahasa atau  mengalami gangguan dalam mempelajari kata-kata yang bunyinya mirip atau salah dalam pelafalan kata-kata, dan mengalami kesulitan untuk mengenali huruf-huruf dalam alphabet, disertai dengan riwayat disleksia dalam keluarga.

Sedang pada usia sekolah disleksia pada anak usia sekolah dasar anak tampak kesulitan dalam berbicara dalam pelafalan kata-kata yang panjang, bicara tidak lancar dan menggunakan kata-kata yang tidak tepat dalam berkomunikasi, membaca sangat lambat dan melelahkan dan lambat kemajuannya dalam ketrampilan membaca, sulit menguasai / membaca kata-kata baru dan sulit  melafalkan kata kata yang baru dikenal. Beberapa hal lain juga bisa ditemui seperti adanya kesulitan menyelesaikan tes dalam waktu yang ditentukan, tulisan tangan berantakan dan sulit mempelajari bahasa asing (sebagai bahasa kedua). Walaupun tidak semua anak disleksia menampilkan seluruh tanda / ciri /karakteristik seperti yang disebutkan di atas. Oleh karena disleksia memiliki gradasi mulai dari disleksia yang bersifat ringan, sedang sampai berat.

Siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, suku bangsa atau latar belakang sosio-ekonomi-pendidikan, bisa mengalami disleksia. Adanya riwayat keluarga dengan disleksia merupakan faktor risiko terpenting karena 23-65% orang tua dileksia mempunyai anak disleksia juga. Pada awalnya anak lelaki dianggap lebih banyak menyandang disleksia, tapi penelitian-penelitian terkini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah laki dan perempuan yang mengalami disleksia. Namun karena sifat perangai laki-laki lebih kentara jika terdapat tingkah laku yang bermasalah, maka sepertinya kasus disleksia pada laki-laki lebih sering dikenali dibandingkan pada perempuan.

Apakah disleksia bisa dideteksi dini ?

Disleksia dapat dideteksi dini dengan mengenal tanda waspada atau red flags.

Red flags disleksia pada anak usia pra-sekolah :

Kesulitan dalam memahami fonem, atau kemampuan untuk mengidentifikasi  dan memanipulasi suara dalam kata adalah tanda awal kemungkinan anak mengalami disleksia. Contoh kemampuan membedakan fonem adalah :

-          Memecah suku kata dalam kalimat (berapa suku kata yang didengar pada kata “berhitung”

-          Membedakan bunyi huruf dalam kata-kata yang berbeda (huruf e pada “bebek”, “telor”)

-          Isolasi fonem (huruf “s” pada kata “sapi” di awal, tengah atau akhir kata)

-          Penghilangan huruf  (kata “sapi” menjadi “api”, huruf s menjadi hilang)

-          Kesulitan membaca kata

-          Membaca huruf atau kata terbalik-balik

-          Kesulitan mengidentifikasi bunyi huruf, apakah pada awal atau akhir suatu kata. Kata apa yang dimulai dengan huruf  /r/ ?  :  “rel” atau “ular “

Red flags disleksia pada anak usia sekolah dasar :

Anak denagn kemmapuan membaca dan menulis dibawah kemamuan intelejensia nya. Tanda waspada termasuk :

-          Kesultan melakukan sekuensing : alfabet, nama bulan

-          Tetap mengalami kesulitan dalam membedakan bunyi huruf

-          Kesulitan menemukan kata untk melabel suatu benda atau aktifitas : contoh naik ke atas pohon atau memanjat pohon, benda yang bulat untuk “bola”

-          Kesulitan dalam  mengorganisasikan kegiatan dan belajar

-          Kesulitan dalam menceritakan suatu peristiwa

-          Menghndari atau tidak suka kegiatan membaca.

Jika ditemukan tanda waspada di atas, belum tentu diagnosis akhir adalah disleksia, dapat juga gangguan membaca atau bahasa lain.         

Muncul pertanyaan, “Apakah disleksia dapat disembuhkan? “. Penelitian retrospektif menunjukkan disleksia merupakan suatu keadaan yang menetap dan kronis. ”Ketidak mampuannya” di masa anak yang nampak seperti ”menghilang” atau ”berkurang” di masa dewasa bukanlah karena disleksia nya telah sembuh namun karena individu tersebut berhasil menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan yang diakibatkan oleh disleksia nya tersebut.

Mengingat demikian ”kompleks”nya keadaan disleksia ini, maka sangat disarankan bagi orang tua yang merasa anaknya menunjukkan tanda-tanda seperti tersebut di atas, agar segera membawa anaknya berkonsultasi kepada tenaga medis profesional yang kapabel di bidang tersebut. Karena semakin dini kelainan ini dikenali, semakin ”mudah” pula intervensi yang dapat dilakukan, sehingga anak tidak terlanjur larut dalam kondisi yang lebih parah.

Referensi

·         Kristiantini Dewi dr, SpA (Indigrow Child Development Center): Disleksia ( Si Pintar yang Sulit Membaca ). http://nbpcenter.com/disleksia-si-pintar-yang-sulit-membaca/

G. Reid (2004). Dyslexia: A complete guide for parents. John Wiley and Sons, Ltd, England
R. Frank (2002). The secret life of dyslexic child, a practical guide for parents and educators. The Philip Lief Group, Inc, 2002

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: