primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Mengenal Gejala Saluran Cerna Akibat Alergi Protein Susu Sapi

Author:

Topik: Alergi

Gejala klinis saluran cerna yang disebabkan alergi protein susu sapi (APSS) umumnya baru terlihat setelah 48-72 jam kemudian. Hal ini menyebabkan penilaian objektif menjadi jauh lebih sulit. Disamping itu, pemeriksaan penunjang hanya memberi nilai positif pada 25% kasus. Oleh karena itu baku emas yang dipakai saat ini untuk mendiagnosis alergi protein susu sapi adalah eliminasi dan provokasi makanan yang mengandung protein susu sapi. Gejala klinis saluran cerna dari alergi terhadap protein susu sapi dapat berupa :

Oral Allergy Syndrome (OAS)

Gejala klinis umumnya timbul setelah makan buah atau sayuran segar, berupa kemerahan, bengkak, gatal, rasa terbakar pada daerah mulut, bibir, lidah, atau langit-langit. Reaksi silang antara birch pollen dengan kentang yang masih mentah, wortel, seledri, apel, hazelnut, peach, aprikot, plum. Reaksi silang juga terjadi antara grass pollendengan gandum, kedelai, dan kacang tanah. Protein labil, sehingga setelah dimasak tidak menimbulkan gejala klinis dan mudah dicerna. 5-15% kasus memperlihatkan gejala OAS disertai gejala klinis saluran cerna, 4% hanya gejala klinis saluran cerna.

Immediate Gastrointestinal Hypersensitivity

Gejala klinis bersifat akut (beberapa menit sampai 1- 2 jam), berupa mual, muntah, nyeri perut. Diare dapat timbul setelah beberapa jam gejala klinis awal muncul.

Proctitis / Proctocolitis

Kelainan mengenai usus besar. Gejala klinis terlihat pada beberapa bulan pertama kehidupan (rata rata 2 bulan) dan bayi terlihat sehat. Terlihat darah yang bercampur lendir pada tinja. Perdarahan umumnya akan hilang dalam waktu 72 jam setelah protein penyebab dihilangkan. Kelainan ini akan hilang setelah usia 1-2 tahun

Enteropathy

Kelainan mengenai usus halus. Diare berlangsung persisten (lebih dari 14 hari) disertai muntah yang dapat menyebabkan malabsorpsi dan gagal tumbuh. Protein dalam tubuh akan keluar melalui saluran cerna yang rusak cukup berat, sehingga akan terlihat edema (bengkak pada tungkai), perut membesar, dan anemia. Sebagian besar merupakan respon imun terhadap protein susu sapi, dan beberapa dilaporkan terhadap soya, telur, dan makanan laut.

Enterocolitis

Kelainan mengenai usus halus dan usus besar, sehingga memperlihatkan gejala klinis yang lebih berat. Sebagian besar disebabkan oleh protein susu sapi, 30-40% kasus dilaporkan akibat soya. Beberapa kasus juga dilaporkan akibat beberapa makanan lainnya.

Esophagitis

Gastroesophageal reflux (GER) adalah kembalinya isi lambung kedalam kerongkongan dan dikeluarkan melalui mulut. Sedangkan esophagitis atau penyakit GER adalah kerusakan mukosa esofagus (kerongkongan) akibat asam lambung yang masuk ke dalam kerongkongan. Gejala klinis APSS dan GER seringkali overlap, sehingga APPS dapat dipertimbangkan pada bayi yang tidak respon pada tata laksana standar penyakit GER. Sekitar 16% bayi dengan riwayat penyakit GER memperlihatkan gejala APSS.

Konstipasi

Dugaan hubungan antara APSS dan konstipasi didukung dengan adanya data reaksi alergi pada saluran cerna pada penderita konstipasi. Gejala klinis konstipasi hilang pada sebagian anak setelah mendapat makan yang bebas protein susu sapi dan kambuh setelah diberikan kembali.

Kolik Infantil

Penyebab pasti kolik infantil masih belum diketahui. Beberapa faktor diduga sebagai penyebabnya. Dilaporkan sebesar 10% bayi kolik yang mendapat susu formula merupakan gejala klinis klinis APSS.

Pesan

Pemberian ASI eksklusif selam 6 bulan dan mengontrol lingkungan (debu rumah, binatang peliharaan, asap rokok) pada bayi yang berasal dari keluarga alergi dapat mengurangi kejadian APSS

 

Penulis : Badriul Hegar (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Telah dimuat di harian Kompas (4 - 7 - 2013)

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: