Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain berperan dalam kesehatan jantung, metabolisme, dan fungsi otot, aktivitas fisik juga memiliki pengaruh penting terhadap tinggi badan anak. Kurangnya gerak atau gaya hidup sedentari pada masa kanak-kanak dapat menghambat proses pertumbuhan tulang dan otot, sehingga berdampak pada pencapaian tinggi badan yang optimal. Kok bisa, sih? Aktivitas Fisik dan Pertumbuhan TulangPertumbuhan tulang pada anak dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan (growth hormone) yang dilepaskan terutama saat tidur dan sebagai respons terhadap rangsangan mekanik dari aktivitas fisik. Anak yang lebih aktif bergerak, berlari, melompat, atau bermain di luar ruangan cenderung memiliki tulang yang lebih kuat dan pertumbuhan tinggi badan yang lebih optimal. Sebaliknya, gaya hidup sedentari dapat mengurangi stimulasi mekanik pada tulang, sehingga proses pembentukan tulang baru (osifikasi) berjalan lebih lambat.Kurangnya Aktivitas Fisik dan Risiko ObesitasAnak-anak yang kurang bergerak memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas pada masa kanak-kanak dapat memengaruhi pertumbuhan tulang, terutama melalui mekanisme hormonal dan resistensi insulin, yang dapat mengganggu pelepasan hormon pertumbuhan. Selain itu, obesitas dapat membatasi mobilitas dan keinginan anak untuk bergerak, menciptakan siklus yang berdampak negatif pada pertumbuhan tinggi badan.Aktivitas Fisik dan Keseimbangan NutrisiAktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi tulang dan otot, tetapi juga dapat meningkatkan nafsu makan anak. Anak yang aktif cenderung memiliki kebutuhan energi lebih tinggi, sehingga asupan makanan pun meningkat, termasuk zat gizi penting seperti protein, kalsium, vitamin D, dan mineral lain yang mendukung pertumbuhan tulang. Anak yang kurang bergerak mungkin memiliki nafsu makan lebih rendah, sehingga asupan nutrisi yang mendukung tinggi badan menjadi kurang optimal.Dampak Psikososial Kurang Aktivitas FisikAktivitas fisik juga mendukung perkembangan psikososial anak, termasuk kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, membangun percaya diri, dan menyalurkan energi dengan sehat. Anak yang sering bermain aktif cenderung memiliki motivasi lebih tinggi untuk mengikuti kegiatan fisik lainnya, menciptakan kebiasaan positif yang mendukung pertumbuhan fisik dan tinggi badan. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengurangi kesempatan ini, sehingga berpotensi menghambat perkembangan optimal.Kurangnya aktivitas fisik pada anak memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan tinggi badan dan kesehatan secara keseluruhan. Orang tua disarankan untuk mendorong anak agar rutin bergerak, bermain di luar ruangan, dan mengikuti kegiatan fisik yang menyenangkan sesuai usia. Kombinasi aktivitas fisik yang cukup, nutrisi seimbang, dan tidur yang adekuat merupakan kunci untuk mendukung pertumbuhan tulang yang optimal dan tercapainya tinggi badan sesuai potensi genetik anak. Referensi:<ul><li>Ian Janssen , Allana G Leblanc. Systematic review of the health benefits of physical activity and fitness in school-aged children and youth. Int J Behav Nutr Phys Act. 2010 May 11:7:40.</li><li>Vina P S Tan, Heather M Macdonald, SoJung Kim, Lindsay Nettlefold, Leigh Gabel, Maureen C Ashe, Heather A McKay. Influence of physical activity on bone strength in children and adolescents: a systematic review and narrative synthesis. J Bone Miner Res. 2014 Oct;29(10):2161-81.</li><li>K T Bore. The effects of exercise on growth. Sports Med. 1995 Dec;20(6):375-97.</li></ul>

Anak Kurang Aktivitas Fisik? Awas Berdampak pada Pertumbuhan Tinggi Badan!

anak-kurang-aktivitas-fisik--awas-berdampak-pada-pertumbuhan-tinggi-badan--1755515535660

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah ditemukan dan dikonsumsi oleh anak-anak. Kandungan gizinya yang kaya, seperti protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak. Namun, apakah konsumsi telur yang berlebihan dapat berdampak negatif pada berat badan anak? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun telur memiliki manfaat, konsumsi yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan gizi dan berkontribusi terhadap masalah kesehatan, termasuk stagnasi atau kesulitan dalam kenaikan berat badan anak.&nbsp; Nutrisi dan Manfaat TelurTelur mengandung berbagai zat gizi penting yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk protein, lemak sehat, dan vitamin seperti vitamin A, D, E, serta B12. Protein dalam telur berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, sementara lemak sehat berperan dalam mendukung perkembangan otak anak. Telur juga mengandung kolin, yang penting untuk perkembangan otak dan memori.Namun, meskipun telur kaya akan gizi, penting untuk memahami bahwa segala sesuatu yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, meskipun telur baik untuk anak-anak, konsumsi yang terlalu banyak harus diperhatikan agar tidak mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tubuh.Konsumsi Telur Berlebihan dan Dampaknya pada Berat Badan AnakKonsumsi telur yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan kalori dan nutrisi dalam tubuh anak. Salah satu masalah utama yang dapat timbul akibat konsumsi telur yang berlebihan adalah ketidakseimbangan lemak dan karbohidrat. Telur mengandung lemak yang cukup tinggi, terutama lemak jenuh yang dapat memengaruhi profil lipid darah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.Anak-anak yang mengonsumsi terlalu banyak telur cenderung mengalami peningkatan asupan lemak, yang jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai, dapat menyebabkan kelebihan kalori. Konsumsi telur yang berlebihan juga dapat mengurangi nafsu makan anak untuk mengonsumsi makanan lain yang lebih beragam, seperti buah, sayuran, atau sumber protein lain agar variasi makanan lebih seimbang.Faktor Lain yang Memengaruhi Pertumbuhan Berat Badan AnakSelain konsumsi telur, banyak faktor lain yang memengaruhi berat badan anak. Faktor-faktor ini termasuk pola makan secara keseluruhan, aktivitas fisik, dan kondisi medis tertentu. Pola makan yang seimbang, yang mencakup beragam sumber protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan serat, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.Penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan berbagai jenis makanan, tidak hanya telur, agar asupan gizinya seimbang. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup, seperti bermain aktif dan olahraga, juga memainkan peran penting dalam mempertahankan berat badan yang sehat dan mencegah stagnasi.Rekomendasi Konsumsi Telur untuk AnakMeskipun telur memiliki banyak manfaat, konsumsi yang seimbang adalah kunci. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar telur dapat diberikan kepada anak-anak sebagai bagian dari pola makan seimbang. Untuk anak-anak yang lebih muda, pemberian telur harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori dan asupan gizinya.Mengombinasikan telur dengan berbagai makanan lain, seperti sayuran, biji-bijian, dan sumber protein lain (misalnya ikan, ayam tanpa kulit, atau produk susu rendah lemak), akan membantu memastikan bahwa anak mendapatkan gizi yang cukup dan mendukung pertumbuhannya.Walaupun telur adalah sumber gizi yang baik, penting untuk memastikan konsumsi yang seimbang dan didampingi oleh pola makan yang bervariasi. MomDad sebaiknya memperhatikan asupan kalori secara keseluruhan dan memastikan bahwa si Kecil mendapatkan berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya untuk tumbuh dengan sehat.&nbsp; Referensi:<ul><li>American Academy of Pediatrics (AAP). (2015). Healthy Active Living for Families.</li><li>Lichtenstein, A. H., &amp; Vannice, G. (2019). Dietary Fat and Cardiovascular Disease: A Presidential Advisory from the American Heart Association. Circulation.</li><li>United States Department of Agriculture (USDA). (2021). Dietary Guidelines for Americans 2020-2025.</li></ul>

Konsumsi Telur Berlebihan Bisa bikin BB Anak Stuck?

konsumsi-telur-berlebihan-bisa-bikin-bb-anak-stuck--1755309400546

Tidur merupakan unsur penting dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam mendukung peningkatan tinggi badan. Pada masa pertumbuhan, berbagai proses biologis, termasuk sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone) terjadi terutama saat tidur dalam fase tertentu. Dengan memahami mekanisme ini, MomDad dapat menciptakan lingkungan tidur optimal, sehingga dapat mendukung potensi tinggi badan si Kecil secara maksimal. Keterkaitan Antara Tidur dan Growth Hormone (GH)Hormon pertumbuhan secara signifikan dilepaskan saat anak memasuki tidur nyenyak (slow‑wave sleep), yakni fase NREM tahap 3 - 4. Meskipun ada variasi, sebagian besar pelepasan GH terjadi dalam satu jam pertama setelah anak tertidur. Gangguan tidurseperti sleep apnea atau kualitas tidur yang buruk, bisa mengurangi sekresi GH dan berpotensi menghambat pertumbuhan tinggi anak, namun data juga menunjukkan bahwa perbaikan kualitas tidur dapat memicu lonjakan pertumbuhan kembali.Penelitian kohort berskala besar pada tahun 2025 menemukan adanya hubungan positif antara durasi tidur malam dan tinggi badan berikutnya pada anak-anak. Selain itu, studi tahun 2025 juga menunjukkan bahwa kebiasaan tidur berkorelasi signifikan dengan pertumbuhan fisik dan kesehatan metabolik anak dan remaja, serta bervariasi menurut usia. Bukti ini menegaskan pentingnya tidur yang cukup dalam mendukung perkembangan fisik optimal.National Sleep Foundation dan sumber terpercaya lain merekomendasikan rentang tidur ideal berdasarkan kelompok usia, antara lain:<ul><li>Usia 5–12 tahun: 9–11 jam per malam</li><li>Usia remaja (13–18 tahun): 8–10 jam per malam</li></ul> Pentingnya Menciptakan Rutinitas Tidur yang BaikPaparan layar sebelum tidur, terutama light biru dari gawai terbukti menghambat produksi melatonin dan memperburuk kualitas tidur. Sebaliknya, menciptakan rutinitas tidur yang konsisten dan membatasi penggunaan gawai sebelum tidur sangat dianjurkan untuk mendukung tidur nyenyak.Tidur adalah fondasi biologis yang tidak boleh diabaikan dalam mendukung pertumbuhan tinggi anak. Melalui tidur yang cukup dan berkualitas, dipenuhi fase tidur nyenyak, sekresi hormon pertumbuhan akan optimal. Dengan memperhatikan rekomendasi durasi tidur, mengenali serta menangani gangguan tidur yang potensial, serta menciptakan rutinitas tidur yang sehat, orang tua dapat membantu anak tumbuh dengan potensi terbaiknya. Referensi:<ul><li>Masanobu Kawai,&nbsp; Sachiko Baba,&nbsp; Kanami Tanigawa,&nbsp; Satoyo Ikehara, Ryo Kawasaki,&nbsp; Hiroyasu Iso. Association of Nighttime Sleep Duration at 1.5 Years With Height at 3 Years: The Japan Environment and Children's Study. The Journal of Clinical Endocrinology &amp; Metabolism, Volume 110, Issue 6, June 2025, Pages e1866–e1873.</li><li>Marco Zaffanello, Angelo Pietrobelli, Paolo Cavarzere, Alessandra Guzzo, Franco Antoniazzi. Complex relationship between growth hormone and sleep in children: insights, discrepancies, and implications. Front Endocrinol (Lausanne). 2024 Jan 24;14:1332114.</li><li>Yiren Chen, Lijun Wu, Zijun Liao, Yiying Huang, Qin Liu, Shaoli Li, Junting Liu, Xinnan Zong, Jun Tai &amp; Fangfang Chen. Status of sleeping habits and its influence on growth and metabolism of children in Beijing: a population-based cross-sectional study. BMC Public Health volume 25, Article number: 474 (2025).</li><li>Micheline Katramiz, Antoine Saadé, Mode Al Ojaimi, Mona Nahas Gholmieh. Effect of Sleeping Disorders on the Growth Parameters of Lebanese Children. Mater Sociomed. 2023;35(3):201–205.&nbsp;</li></ul>

Peran Krusial Tidur dalam Mendukung Pertumbuhan Tinggi Anak

peran-krusial-tidur-dalam-mendukung-pertumbuhan-tinggi-anak-1754904238352

Perkembangan literasi, yang meliputi perkembangan kemampuan membaca dan menulis, merupakan perkembangan kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang anak agar dapat berkomunikasi melalui media komunikasi tertulis. Perkembangan ini sangat penting karena merupakan dasar untuk performa sekolah yang baik, memengaruhi kemampuan bersosialisasi dengan anak lain, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, kemandirian, hingga pengaturan keuangan.&nbsp;Tahapan Literasi AnakPerkembangan literasi pada seorang anak telah dimulai sejak ia lahir dan berkembang seiring bertambahnya usia, antara lain:<ul><li>Tahap Perkembangan Awal: Pengantar Bahasa (0-2 Tahun)</li></ul>Pada usia ini, anak mulai berinteraksi dengan orang lain melalui suara dan gerakan tubuh. Meskipun belum bisa berbicara dengan kata-kata, ia mulai memahami makna dari suara, intonasi, dan ekspresi wajah orang dewasa di sekitarnya. Pengenalan terhadap bahasa secara visual, seperti mengenali gambar atau mendengarkan cerita, adalah bagian dari dasar literasi awal.Di usia ini, stimulasi dari orang tua sangat penting, seperti berbicara dengan anak, menyanyikan lagu, atau membaca buku bersama. Kebiasaan ini membangun landasan bagi kemampuan berbicara dan memahami bahasa yang lebih kompleks nantinya.<ul><li>Tahap Perkembangan Menengah: Pemahaman dan Penggunaan Kata (2-4 Tahun)</li></ul>Saat anak mencapai usia dua hingga empat tahun, ia mulai mengembangkan kemampuan untuk memahami dan menggunakan kata-kata. Pada tahap ini, anak mulai mengenali objek, warna, angka, dan bentuk, serta mulai mengucapkan kata-kata pertamanya. Pada usia ini juga, anak-anak akan mulai mengembangkan kosakatanya, meskipun masih terbatas.Interaksi sosial dan permainan dengan teman-teman sebaya atau orang dewasa membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan literasinya. Pembacaan buku yang penuh dengan gambar dan cerita sederhana akan memfasilitasi pemahaman anak tentang struktur kalimat dan cerita.<ul><li>Tahap Perkembangan Lanjutan: Membaca dan Menulis Sederhana (4-6 Tahun)</li></ul>Pada usia empat hingga enam tahun, anak mulai mampu mengenali huruf dan kata-kata, serta memahami hubungan antara simbol (huruf) dan suara. Pada usia ini, anak mulai belajar membaca kata-kata sederhana, seperti namanya sendiri atau kata-kata yang sering ia dengar. Keterampilan menulis juga mulai berkembang, meskipun tulisannya masih berupa simbol atau huruf yang tidak teratur.Pada tahap ini, pengenalan lebih lanjut terhadap buku cerita dengan teks yang lebih panjang dan gambar yang sedikit akan memperkaya kemampuan anak untuk memahami struktur kalimat dan mengenali makna dari cerita.Sebelum anak belajar membaca dan menulis, ia harus mampu mengembangkan kemampuan dasar literasi, yaitu kemampuan berbicara, mendengarkan, memahami, memperhatikan, dan menggambar. Seiring pertambahan usia anak, ia harus mampu mempelajari hubungan antar huruf dengan bunyi yang dihasilkan ketika seseorang berbicara. Untuk menstimulasi kemampuan tersebut, anak harus dipaparkan dengan berbagai kata untuk mendeskripsikan gambar dan benda. Huruf dan kata harus ditirukan dan anak harus diajarkan bagaimana cara membacanya. MomDad disarankan untuk sering berkomunikasi dengan si Kecil, membaca bersama, serta bermain menggunakan suara-suara dan bunyi berbagai huruf sejak anak masih kecil.&nbsp;Keterkaitan Speech Delay dengan Perkembangan Literasi﻿﻿Keterlambatan berbicara atau speech delay adalah kondisi yang dapat memengaruhi kemampuan anak dalam mengembangkan keterampilan literasi. Pada beberapa anak, keterlambatan berbicara dapat menjadi tanda bahwa ia mungkin membutuhkan perhatian khusus untuk perkembangan bahasanya. Speech delay dapat memengaruhi tidak hanya kemampuan berbicara tetapi juga kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa dalam konteks literasi.Penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda lain dari keterlambatan literasi, seperti kesulitan dalam mengenali huruf atau angka, atau kurangnya minat untuk melihat buku dan gambar. Meskipun demikian, setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri, dan beberapa keterlambatan bisa bersifat sementara.Jika MomDad merasa si Kecil mengalami keterlambatan bicara, jangan ragu untuk mencari bantuan. Semakin dini intervensi dilakukan, semakin besar kemungkinan anak bisa mengejar ketertinggalannya dalam perkembangan bahasa.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/52084755101012c637b4da8f7d83639ef_1754640834584.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Speech-delay.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Ikuti Kelas Speech Delay</a> bersama dr. Herbowo di Parenthood Institute untuk mendapatkan panduan lengkap dan teknik stimulasi bicara yang efektif untuk anak. Join kelasnya sekarang dan mulai belajar untuk bantu si Kecil mencapai perkembangan optimalnya!Referensi:<ul><li>Heidi M. Feldman, MD, PhD. How Young Children Learn Language and Speech. Pediatr Rev (2019) 40 (8): 398–411.</li><li>Vaughn-Blount K, Burger A, Chong I, Rudd LC, Kelley HM, Mazur-Mosiewicz A, Lang MJ. Literacy development: encyclopedia of child behavior and development. 2011.</li></ul>

Begini Tahapan Normal Literasi Anak

begini-tahapan-normal-literasi-anak-1754641040192

Bulan Agustus sangat penting bagi kesehatan anak-anak Indonesia karena merupakan Bulan Vitamin A. Suplementasi vitamin A terbukti dapat menurunkan angka kematian anak hingga 24%, serta kematian terkait diare sebesar 28%. Berdasarkan hal ini, WHO merekomendasikan pemberian vitamin A sebesar 100.000 IU pada bayi usia 6-11 bulan, dan 200.000 IU pada anak usia 12-59 bulan setiap 4-6 bulan. Apa&nbsp; saja sih manfaat vitamin A untuk dukung tumbuh kembangnya?1. Menjaga Kesehatan Mata AnakSalah satu manfaat utama dari vitamin A adalah menjaga kesehatan mata. Vitamin A berperan penting dalam pembentukan retina mata, yang memungkinkan proses penglihatan dengan baik. Kekurangan vitamin A pada anak dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti kebutaan malam (night blindness), yang memengaruhi kemampuan anak untuk melihat dengan jelas dalam kondisi cahaya rendah.Pentingnya vitamin A untuk kesehatan mata tidak bisa diabaikan, karena anak yang kekurangan vitamin A berisiko lebih tinggi mengalami infeksi mata dan kerusakan pada lapisan retina. Oleh karena itu, pastikan anak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup untuk mendukung penglihatan yang sehat dan mencegah berbagai gangguan mata.2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh AnakVitamin A juga memiliki peran yang sangat besar dalam memperkuat sistem imun anak. Vitamin ini membantu tubuh anak untuk melawan infeksi dan penyakit dengan cara meningkatkan produksi sel darah putih yang berfungsi untuk melawan bakteri dan virus. Kekurangan vitamin A pada anak dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga anak lebih rentan terkena infeksi.Vitamin A juga berperan dalam menjaga kesehatan selaput lendir tubuh, seperti yang terdapat pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan kulit. Ini adalah bagian dari pertahanan tubuh yang pertama melawan kuman dan penyakit.3. Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan AnakVitamin A berperan penting dalam pertumbuhan fisik anak, membantu perbaikan sel dan pengembangan jaringan tubuh. Ini sangat penting pada masa pertumbuhan anak, di mana tubuhnya membutuhkan banyak nutrisi untuk mengembangkan otot, tulang, dan jaringan organ yang sehat.Selain itu, vitamin A juga mendukung proses pemeliharaan dan perbaikan jaringan kulit. Anak yang kekurangan vitamin A dapat mengalami masalah kulit, seperti kulit kering dan gatal, serta kesulitan dalam penyembuhan luka.4. Mencegah Gangguan Kesehatan LainnyaSelain manfaat langsungnya untuk mata, sistem kekebalan tubuh, dan pertumbuhan, vitamin A juga berperan dalam mencegah masalah kesehatan lainnya pada anak. Misalnya, kekurangan vitamin A pada anak dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, mengurangi nafsu makan, dan menyebabkan anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan.Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapat suplementasi vitamin A memiliki risiko lebih rendah terkena diare dan penurunan berat badan yang sering terjadi akibat kekurangan gizi. Oleh karena itu, memastikan anak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup sangat penting dalam mengurangi risiko berbagai gangguan kesehatan tersebut.Vitamin A adalah salah satu nutrisi penting yang tidak boleh diabaikan dalam tumbuh kembang anak. Program Bulan Vitamin A yang diselenggarakan setiap bulan Februari dan Agustus adalah kesempatan yang baik untuk memastikan bahwa anak mendapatkan asupan vitamin A yang cukup.Sebagai orang tua, sangat penting untuk memperhatikan pemberian vitamin A baik dari sumber makanan alami seperti wortel, sayuran hijau, dan buah-buahan, serta melalui suplementasi yang diberikan di posyandu atau fasilitas kesehatan. Pastikan si Kecil mendapatkan asupan vitamin A yang cukup untuk mendukung kesehatan dan perkembangan optimalnya.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak" target="_blank">IDAI | Perlukah suplementasi vitamin dan mineral pada bayi dan anak?&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak" target="_blank">﻿﻿</a><a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/tools/elena/interventions/vitamina-children" title="https://www.who.int/tools/elena/interventions/vitamina-children" target="_blank">WHO | Vitamin A supplementation in infants and children 6–59 months of age.&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/nutrition/features/why-micronutrients-matter.html#:~:text=Vitamin%20A%20supports%20healthy%20eyesight,for%20brain%20and%20cognitive%20development" title="https://www.cdc.gov/nutrition/features/why-micronutrients-matter.html#:~:text=Vitamin%20A%20supports%20healthy%20eyesight,for%20brain%20and%20cognitive%20development" target="_blank">CDC | Why Micronutrients Matter | Nutrition.</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/" title="https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/" target="_blank">Vitamin A and Carotenoids - Health Professional Fact Sheet.</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/nutrition" title="https://www.unicef.org/nutrition" target="_blank">UNICEF | Nutrition.</a></li></ul>

Jangan di-Skip, Ini Manfaat Vitamin A untuk Dukung Tumbuh Kembang

jangan-di-skip--ini-manfaat-vitamin-a-untuk-dukung-tumbuh-kembang-1754535416217

Vitamin A adalah salah satu vitamin esensial yang sangat penting untuk kesehatan tubuh anak, terutama untuk perkembangan penglihatan, sistem imun, serta pertumbuhan sel dan jaringan. Salah satu cara utama untuk memenuhi kebutuhan vitamin A pada anak adalah dengan memberikan suplementasi vitamin A, yang umumnya diberikan dalam bentuk kapsul. Pada Bulan Vitamin A yang biasanya berlangsung setiap Agustus, pemerintah Indonesia mengadakan program suplementasi vitamin A gratis untuk anak-anak di posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya.Namun, banyak orang tua yang mungkin belum sepenuhnya memahami jenis kapsul vitamin A yang tersedia dan dosis yang tepat sesuai dengan usia anak. Yuk, kita sama-sama pelajari melalui artikel ini!Jenis Kapsul Vitamin A yang Umum Digunakan﻿﻿Pada umumnya, kapsul vitamin A yang dibagikan dalam program kesehatan di Indonesia terbagi dalam dua jenis berdasarkan usia anak, yaitu kapsul berwarna biru dan kapsul berwarna merah. Kedua jenis kapsul ini mengandung vitamin A dalam jumlah yang berbeda untuk menyesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai usia.<ul><li>Kapsul Biru (100.000 IU):</li></ul>Kapsul biru diberikan kepada bayi dan balita usia 6-11 bulan. Kapsul ini mengandung 100.000 IU vitamin A yang sudah sesuai dengan kebutuhan harian vitamin A pada usia tersebut.Kapsul ini membantu mendukung perkembangan penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.<ul><li>Kapsul Merah (200.000 IU):</li></ul>Kapsul merah diberikan kepada anak usia 1-5 tahun. Setiap kapsul mengandung 200.000 IU vitamin A. Vitamin A dalam dosis ini bermanfaat untuk mencegah kebutaan akibat defisiensi vitamin A dan memperkuat sistem imun anak yang sedang berkembang.Dosis yang Tepat untuk Setiap UsiaPemberian dosis vitamin A yang tepat sesuai dengan usia sangat penting untuk menghindari risiko overdosis yang dapat menyebabkan keracunan vitamin A atau masalah kesehatan lainnya. Berikut adalah dosis yang tepat untuk suplementasi vitamin A pada anak sesuai dengan usia:<ul><li>Usia 6-11 bulan:</li></ul>Pemberian kapsul biru yang mengandung 100.000 IU vitamin A dilakukan sekali setiap 6 bulan. Pemberian ini dilakukan di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat.<ul><li>Usia 1-5 tahun:</li></ul>Anak usia 1-5 tahun menerima kapsul merah yang mengandung 200.000 IU vitamin A, yang diberikan setiap 6 bulan. Pemberian vitamin A secara rutin sangat penting untuk memastikan status gizi anak tetap optimal.Penting untuk dicatat bahwa suplementasi vitamin A ini hanya diberikan jika anak tidak mendapatkan cukup vitamin A dari makanan sehari-hari. Pada beberapa kasus, anak yang memiliki kekurangan gizi atau masalah dengan penyerapan nutrisi mungkin membutuhkan suplementasi lebih sering.Yuk, manfaatkan kesempatan bulan vitamin A di bulan Agustus ini untuk mendukung kesehatan dan perkembangan si Kecil, dan pastikan mereka mendapatkannya di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat!Referensi:&nbsp;<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/essential-programme-on-immunization/integration/linking-with-other-health-interventions/vitamin-a" title="https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/essential-programme-on-immunization/integration/linking-with-other-health-interventions/vitamin-a" target="_blank">Vitamin A supplementation | WHO&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://dinkes.acehprov.go.id/detailpost/bulan-februari-agustus-itu-bulannya-vitamin-a" title="https://dinkes.acehprov.go.id/detailpost/bulan-februari-agustus-itu-bulannya-vitamin-a" target="_blank">Bulan Februari &amp; Agustus itu bulannya Vitamin A - Dinas Kesehatan Provinsi Aceh</a>&nbsp;</li></ul>

Bulan Vitamin A, Kenali Jenis Kapsul beserta Dosisnya!

bulan-vitamin-a--kenali-jenis-kapsul-beserta-dosisnya--1754461454997

Pada usia 10-12 bulan, bayi mulai memasuki fase penting dalam perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik halus merujuk pada kemampuan bayi untuk mengendalikan otot-otot kecil, seperti tangan dan jari, untuk melakukan aktivitas seperti meraih benda, memegang sendok, dan mengambil objek kecil. Kemampuan motorik halus yang baik tidak hanya penting untuk kemandirian anak, tetapi juga untuk perkembangan keterampilan lainnya, seperti menulis dan menggambar di masa depan.Namun, tidak semua bayi berkembang dengan kecepatan yang sama. Beberapa bayi mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halusnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali red flag atau tanda-tanda peringatan yang bisa menunjukkan adanya masalah dalam perkembangan motorik halus anak.1. Tidak Dapat Menggenggam Benda dengan BaikPada usia 10 hingga 12 bulan, bayi seharusnya sudah mulai dapat menggenggam benda dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk (cengkraman pincer). Kemampuan ini memungkinkan bayi untuk mengambil objek kecil seperti kacang atau potongan makanan dengan cara yang lebih terkoordinasi. Jika bayi Anda belum dapat melakukan hal ini, bisa jadi ada masalah dengan koordinasi tangan dan mata yang memerlukan perhatian.Tanda red flag:<ul><li>Tidak dapat menggenggam benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.</li><li>Tidak menunjukkan minat untuk meraih atau memegang benda.</li></ul>2. Tidak Menunjukkan Minat pada Mainan atau Objek di SekitarPada usia 10 hingga 12 bulan, bayi mulai menunjukkan minat yang lebih besar pada objek di sekitar mereka dan mencoba untuk menjangkaunya. Mereka sering kali mencoba memegang mainan atau benda di sekitar mereka sebagai bagian dari eksplorasi. Jika bayi tidak menunjukkan minat atau keinginan untuk berinteraksi dengan benda atau mainan di sekitar mereka, ini bisa menjadi tanda bahwa perkembangan motorik halusnya membutuhkan perhatian.Tanda red flag:<ul><li>Tidak tertarik pada mainan atau benda yang ada di sekitarnya.</li><li>Tidak mencoba meraih atau memegang objek, meskipun benda tersebut berada dalam jangkauan.</li></ul>3. Tidak Meniru Gerakan atau Ekspresi WajahPada usia 10 hingga 12 bulan, bayi sudah mulai meniru gerakan atau ekspresi wajah orang lain sebagai bagian dari proses pembelajaran sosial dan motorik. Ini juga dapat mencakup meniru suara, mengangkat tangan, atau mencoba mengikuti gerakan orang tua atau pengasuh. Ketidakmampuan untuk meniru ini bisa menunjukkan adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik halus dan sosial.Tanda red flag:<ul><li>Tidak meniru ekspresi wajah atau gerakan tubuh orang lain.</li><li>Tidak menunjukkan reaksi terhadap gerakan yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh.</li></ul>4. Tidak Memegang Sendok atau Gelas dengan Stabil﻿﻿Pada usia ini, bayi seharusnya mulai belajar untuk memegang sendok atau gelas dengan bantuan orang tua. Ini adalah bagian dari perkembangan motorik halus yang membantu anak mempersiapkan diri untuk makan mandiri di masa depan. Ketidakmampuan untuk memegang sendok atau gelas dengan stabil bisa menjadi tanda adanya masalah koordinasi motorik halus.Tanda red flag:<ul><li>Tidak dapat memegang sendok atau gelas dengan benar.</li><li>Terlihat kesulitan atau sangat bergantung pada bantuan orang tua saat makan.</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c7206b36c00de23100d6ad3d42c6b4cc2_1754383848522.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Milestone-&amp;-redflag-.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Pantau dan pahami milestone si Kecil dengan mengikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/milestoneredflag" title="https://primaku.page.link/milestoneredflag" target="_blank">SuperClass Milestone &amp; Red Flag</a> bersama dr. Yoga Yandika, Sp.A. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendalami setiap tahapan perkembangan motorik anak, mulai dari mengangkat kepala, berguling, kemampuan duduk, hingga berjalan. Kelas ini bisa diakses selama 1 tahun penuh, kapan dan di mana saja, memberikan MomDad fleksibilitas untuk belajar sesuai kebutuhan. Dengan informasi yang jelas dan praktis, MomDad akan jadi lebih percaya diri dalam memantau dan mendukung tumbuh kembang anak.Referensi:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Movement-8-to-12-Months.aspx?_gl=1*nk2s0j*_ga*MTQ5Mjk1NjY1Ny4xNzUzMDc0MTMy*_ga_FD9D3XZVQQ*czE3NTQzNzYyMTIkbzgkZzEkdDE3NTQzNzY4NTYkajYwJGwwJGgw" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Movement-8-to-12-Months.aspx?_gl=1*nk2s0j*_ga*MTQ5Mjk1NjY1Ny4xNzUzMDc0MTMy*_ga_FD9D3XZVQQ*czE3NTQzNzYyMTIkbzgkZzEkdDE3NTQzNzY4NTYkajYwJGwwJGgw" target="_blank">Movement: Babies 8 to 12 Months - HealthyChildren.org</a>&nbsp;

Mengenal Red Flag Motorik Halus Bayi Usia 10-12 Bulan

mengenal-red-flag-motorik-halus-bayi-usia-10-12-bulan-1754383800329

Melihat pertumbuhan anak yang sehat dan normal adalah salah satu anugerah yang patut disyukuri. Namun, tidak jarang orang tua merasa cemas jika anak mengalami kesulitan dalam meningkatkan tinggi badan, meskipun sudah memasuki usia yang seharusnya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Masalah ini bisa menjadi sumber kekhawatiran, terutama ketika tinggi badan anak tidak sesuai dengan standar sesuai usianya. Lantas, apa sih penyebab tinggi badan anak sulit naik? Simak 5 kemungkinan faktor penyebabnya.&nbsp;1. Asupan Gizi yang Tidak SeimbangPenyebab paling umum dari gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak adalah kekurangan gizi. Makanan yang kurang bergizi atau tidak seimbang dapat menghambat perkembangan tulang dan jaringan tubuh yang diperlukan untuk pertumbuhan. Anak yang kekurangan protein, vitamin, dan mineral seperti kalsium, vitamin D, dan zinc sering kali mengalami gangguan pertumbuhan. Pastikan anak mendapatkan pola makan seimbang yang kaya akan protein, buah-buahan, sayuran, serta sumber kalsium dan vitamin D untuk mendukung pertumbuhannya. Pemberian makanan bergizi juga penting untuk memaksimalkan perkembangan tinggi badan yang optimal.2. Kekurangan Tidur BerkualitasTernyata, tidur yang cukup dan berkualitas berperan penting dalam pertumbuhan anak. Pada saat tidur, tubuh memproduksi hormon pertumbuhan (growth hormone) yang membantu perkembangan tinggi badan. Kekurangan tidur atau tidur yang tidak teratur dapat mengganggu produksi hormon pertumbuhan ini, yang pada gilirannya dapat memengaruhi tinggi badan anak. Pastikan anak memiliki rutinitas tidur yang baik, yaitu tidur malam yang cukup dengan durasi 9 hingga 12 jam untuk anak-anak usia prasekolah dan sekolah dasar. Pengaturan waktu tidur yang teratur akan membantu anak mendapatkan hormon pertumbuhan yang dibutuhkan tubuhnya.3. Masalah KesehatanBeberapa kondisi medis dapat memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak, seperti penyakit tiroid, gangguan hormon pertumbuhan, atau masalah kesehatan lainnya yang dapat menghambat metabolisme tubuh. Penyakit atau infeksi yang tidak ditangani dengan baik juga dapat memperlambat proses pertumbuhan anak. Jika anak mengalami gejala-gejala yang menunjukkan keterlambatan dalam pertumbuhan, seperti penurunan berat badan, kelelahan, atau perkembangan fisik yang tidak sesuai usia, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penanganan medis yang tepat dapat membantu memaksimalkan potensi pertumbuhan anak.4. Faktor GenetikGenetika memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan tinggi badan anak. Jika MomDad memiliki postur tubuh yang lebih pendek, kemungkinan besar si Kecil juga akan mengalami pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat. Namun, faktor ini tidak sepenuhnya membatasi potensi pertumbuhan anak, karena pola makan, aktivitas fisik, dan kesehatan umum juga berperan besar. Meskipun faktor genetik tidak bisa diubah, MomDad dapat membantu si Kecil mencapai potensi pertumbuhannya dengan memastikan ia mendapatkan nutrisi yang tepat, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik yang mendukung pertumbuhan tulang.5. Kurangnya Aktivitas FisikAktivitas fisik sangat memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak, terutama aktivitas yang melibatkan olahraga dan peregangan, seperti bermain bola, berenang, atau berlari. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan anak menjadi lebih mudah gemuk, dan ini dapat menghambat proses pertumbuhan karena kurangnya peredaran darah yang baik ke tulang dan jaringan tubuh lainnya. Ajak si Kecil untuk aktif bergerak setiap hari, baik itu melalui olahraga atau kegiatan fisik lainnya. Aktivitas fisik yang teratur akan mendukung proses pertumbuhan tinggi badan dengan memperkuat tulang dan jaringan tubuhnya.Tinggi badan anak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari gizi yang tepat hingga faktor genetika. Meskipun ada beberapa hal yang tidak bisa diubah, seperti faktor genetik, banyak aspek yang dapat diperbaiki atau dikendalikan untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Dengan perhatian yang tepat terhadap nutrisi, tidur, aktivitas fisik, serta mengatasi masalah kesehatan yang mendasar, si Kecil dapat tumbuh dengan sehat dan mencapai tinggi badan yang maksimal.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.aap.org/en/patient-care/early-childhood/early-childhood-health-and-development/nutrition-and-food-insecurity/#:~:text=Nutrition%20is%20a%20critical%20part,motor%20skills%2C%20and%20attention%20problems" title="https://www.aap.org/en/patient-care/early-childhood/early-childhood-health-and-development/nutrition-and-food-insecurity/#:~:text=Nutrition%20is%20a%20critical%20part,motor%20skills%2C%20and%20attention%20problems" target="_blank">Nutrition and Food Insecurity.&nbsp;</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep" title="https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep" target="_blank">Children and Sleep.</a></li><li>Al Nofal, A., &amp; Schwenk, W. F. (2013). Growth failure in children: A symptom or a disease? Nutrition in Clinical Practice, 28(6), 651-658.&nbsp;</li><li>Youngshik Choe, Anastasiia Kozlova, Daniel Graf, Samuel J Pleasure. Bone Morphogenic Protein Signaling Is a Major Determinant of Dentate Development. J Neurosci. 2013 Apr 17;33(16):6766–6775.</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity" title="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity" target="_blank">Physical activity WHO</a>&nbsp;</li></ul>

Anak Kurang Aktivitas Fisik? Awas Berdampak pada Pertumbuhan Tinggi Badan!

Anak Kurang Aktivitas Fisik? Awas Berdampak pada Pertumbuhan Tinggi Badan!

Konsumsi Telur Berlebihan Bisa bikin BB Anak Stuck?

Konsumsi Telur Berlebihan Bisa bikin BB Anak Stuck?

Peran Krusial Tidur dalam Mendukung Pertumbuhan Tinggi Anak

Peran Krusial Tidur dalam Mendukung Pertumbuhan Tinggi Anak

Begini Tahapan Normal Literasi Anak

Begini Tahapan Normal Literasi Anak

Jangan di-Skip, Ini Manfaat Vitamin A untuk Dukung Tumbuh Kembang

Jangan di-Skip, Ini Manfaat Vitamin A untuk Dukung Tumbuh Kembang

Bulan Vitamin A, Kenali Jenis Kapsul beserta Dosisnya!

Bulan Vitamin A, Kenali Jenis Kapsul beserta Dosisnya!

Mengenal Red Flag Motorik Halus Bayi Usia 10-12 Bulan

Mengenal Red Flag Motorik Halus Bayi Usia 10-12 Bulan

Mengapa Tinggi Badan Anak Sulit Naik? Mungkin Ini 5 Penyebabnya

Mengapa Tinggi Badan Anak Sulit Naik? Mungkin Ini 5 Penyebabnya