PrimaKu dan Kemenkes Hadirkan Solusi Digital untuk Anak dengan Diabetes

primaku-dan-kemenkes-hadirkan-solusi-digital-untuk-anak-dengan-diabetes-1732512515118

Salah satu perubahan yang umum terjadi pada ibu hamil adalah peningkatan produksi hormon. Hormon-hormon ini tidak hanya berperan penting dalam menjaga kehamilan, tetapi juga mempersiapkan kelenjar susu untuk menyusui. Akibatnya, pada beberapa ibu hamil, produksi ASI bisa dimulai bahkan sebelum bayi lahir, bahkan sampai ada yang rembes. Namun, apakah hal ini normal? Simak penjelasannya di bawah, yuk! Penyebab ASI rembes ﻿﻿ASI yang keluar saat kehamilan merupakan ASI rembes. ASI diproduksi sejak sekitar usia 16 minggu kehamilan, namun produksinya tidak begitu banyak karena dihambat oleh progesteron yang dihasilkan oleh plasenta. Pada akhir masa kehamilan, ada beberapa Ibu yang dapat mengeluarkan kolostrum tersebut secara spontan. Hormon prolaktin atau hormon yang membantu produksi ASI adalah hormon yang bertanggung jawab atas merembesnya ASI pada ibu hamil.Belum dapat diketahui dengan jelas apa penyebab kolostrum dapat keluar saat Mom masih hamil, namun diduga berkaitan dengan persiapan payudara untuk menyusui bayi yang akan lahir. Namun, Mom tidak perlu khawatir, sebab bila ASI mulai merembes keluar dari payudara, umumnya yang keluar adalah kolostrum dan tidak berbahaya.Bila Mom merasa terganggu dengan ASI yang keluar pada saat masih hamil, Mom dapat melapisi pakaian dalam (bra) dengan breastpad agar ASI tidak membasahi pakaian. Apakah ASI rembes tanda persalinan akan lebih cepat? <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8c991047ec1092bce51061dcce809905c26_1730452987741.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="ASI rembes-4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Perlu diketahui, belum tentu ASI yang rembes merupakan tanda persalinan lebih cepat, jadi Mom tidak perlu khawatir berlebih. Selama plasenta masih berfungsi dengan baik, maka hormon progesteron yang dihasilkan akan mempertahankan kehamilan. Selain itu, ASI yang rembes juga tidak ada kaitannya dengan produksi ASI setelah melahirkan. Ibu yang ASI-nya rembes sejak hamil tidak selalu menghasilkan ASI yang lebih banyak saat sudah melahirkan, sebab prinsip produksi ASI setelah bayi lahir adalah supply and demand, yaitu ASI diproduksi bila payudara dikosongkan. Nah, sebagai catatan, umumnya ASI keluar pada 2 - 3 hari setelah kelahiran, pada saat hormon progesteron yang tadinya dihasilkan plasenta mulai menurun kadarnya diimbangi dengan meningkatnya kadar hormon penghasil ASI yaitu prolaktin. Itulah penjelasan mengenai ASI yang keluar saat kehamilan. Jika rembesan terasa berlebihan atau menimbulkan rasa tidak nyaman, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapatkan saran yang tepat. Referensi:<ul><li>Physiology, Lactation. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499981/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499981/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499981/ </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/leaking-nipples\" title="https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/leaking-nipples\">https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/leaking-nipples\ </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/leaking-colostrum_40007942" title="https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/leaking-colostrum_40007942">https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/leaking-colostrum_40007942 </a></li></ul>

ASI Keluar saat Masih Hamil, Benarkah Tanda Persalinan Lebih Cepat?

asi-keluar-saat-masih-hamil--benarkah-tanda-persalinan-lebih-cepat--1731291897578

Parenthood Institute 2024, Kelas Parenting Berhadiah Puluhan Juta Kembali Hadir dengan Program Eksklusif SuperClass!

parenthood-institute-2024--kelas-parenting-berhadiah-puluhan-juta-kembali-hadir-dengan-program-eksklusif-superclass--1731315566653

Pernahkah MomDad memperhatikan bagaimana si Kecil tertawa lepas saat bermain dengan teman-temannya atau terlihat sedih ketika mainannya diambil? Tindakan-tindakan sederhana ini sebenarnya adalah cerminan dari perkembangan sosial emosional yang sedang terjadi pada dirinya. Apa itu Perkembangan Sosial Emosional?Perkembangan sosial emosional adalah proses di mana anak belajar memahami dan mengelola emosi mereka, serta berinteraksi dengan orang lain di sekitar mereka. Ini mencakup kemampuan untuk:<ul><li>Mengenali emosi: anak mulai mengerti perasaan senang, sedih, marah, takut, dan sebagainya, baik pada diri sendiri maupun orang lain.</li><li>Mengelola emosi: anak belajar cara mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat dan sehat, serta mengatasi perasaan negatif seperti marah atau kecewa.</li><li>Berinteraksi dengan orang lain: anak belajar cara bermain bersama, berbagi, bergiliran, dan menyelesaikan konflik dengan teman sebaya.</li><li>Membangun hubungan: anak membentuk ikatan yang kuat dengan orang tua, keluarga, dan teman-teman.</li></ul><div> </div>Mengapa Perkembangan Sosial Emosional Penting?Perkembangan sosial emosional yang baik akan membantu anak:<ul><li>Beradaptasi dengan lingkungan: anak akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang dihadapinya.</li><li>Membangun hubungan yang sehat: anak akan memiliki hubungan yang baik dengan teman, keluarga, dan orang lain di sekitarnya.</li><li>Mencapai kesuksesan akademik: anak yang memiliki keterampilan sosial emosional yang baik cenderung lebih mudah berkonsentrasi dan belajar di sekolah.</li><li>Menjadi individu yang bahagia dan sehat: anak yang memiliki keseimbangan emosi akan lebih bahagia dan memiliki kesehatan mental yang baik.</li></ul><div> </div>Peran MomDad dalam Mendukung Perkembangan Sosial Emosional<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2aabbc4392604c6f939e6d38b287d0ee_1727429987942.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Perkembangan_Sosial_Emosional_Anak-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> MomDad memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan sosial emosional anak. Beberapa hal yang dapat MomDad lakukan antara lain:<ul><li>Jadilah model yang baik: tunjukkan pada anak bagaimana cara mengekspresikan emosi dengan sehat dan cara menyelesaikan masalah.</li><li>Berikan waktu berkualitas: luangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan anak setiap hari.</li><li>Ajak anak berbicara: dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak ingin bercerita atau berbagi perasaan.</li><li>Baca buku cerita: buku cerita dapat membantu anak memahami berbagai emosi dan situasi sosial.​</li><li>Mainkan permainan bersama: permainan dapat membantu anak belajar berkolaborasi dan berbagi.</li><li>Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari: ajak anak membantu pekerjaan rumah tangga untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab.</li><li>Berikan pujian dan dukungan: berikan pujian ketika anak berhasil melakukan sesuatu dan dukung anak ketika mereka mengalami kesulitan.</li></ul><div> </div>Tanda-Tanda Perkembangan Sosial Emosional yang BaikTanda sosial dan emosional anak berkembang adalah saat anak sudah mengerti siapa mereka, apa yang mereka rasakan, dan apa yang diharapkan ketika berinteraksi dengan orang lain. Berikut tanda-tanda yang MomDad bisa ketahui saat anak memiliki perkembangan sosial emosional yang baik:<ul><li>Suka bermain dengan teman sebaya</li><li>Mampu berbagi mainan</li><li>Mengerti aturan permainan</li><li>Mengetahui kapan harus meminta maaf</li><li>Bisa mengungkapkan perasaan senang, sedih, marah, dan takut</li><li>Menunjukkan rasa empati terhadap orang lain</li><li>Mampu bekerja sama dalam kelompok</li></ul> Kapan MomDad Harus Khawatir? <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d25b4913873e16f375f21cbbdaaa4e19_1727430110390.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Perkembangan_Sosial_Emosional_Anak-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Jika MomDad merasa anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, sering marah atau agresif, atau sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak atau ahli perkembangan anak.Perkembangan sosial emosional adalah fondasi penting untuk kesuksesan anak di masa depan. Dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan stimulasi yang tepat, MomDad dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri,mandiri, dan mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Referensi:<ul><li>McDonald SW, Kehler HL, Tough SC. Risk factors for delayed social-emotional development and behavior problems at age two: Results from the All Our Babies/Families (AOB/F) cohort. Health Sci Rep. 2018;1:e82.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatSocialDev/index.html" title="https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatSocialDev/index.html">https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatSocialDev/index.html </a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/school-readiness/effective-practice-guides/social-emotional-development" title="https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/school-readiness/effective-practice-guides/social-emotional-development">https://eclkc.ohs.acf.hhs.gov/school-readiness/effective-practice-guides/social-emotional-development</a></li></ul>

7 Tanda Anak Memiliki Perkembangan Sosial Emosional yang Baik, Cek Sekarang!

7-tanda-anak-memiliki-perkembangan-sosial-emosional-yang-baik--cek-sekarang--1729131969595

Pernah nggak sih merasa nyeri luar biasa di puting saat menyusui dan ternyata melihat ada titik putih di ujung puting? Nah, bisa jadi itu tanda adanya milk blister. Meskipun kecil, milk blister bisa bikin kegiatan menyusui jadi sangat nggak nyaman. Yuk, kita bahas lebih lanjut apa itu milk blister, penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya! Apa Itu Milk Blister dan Bagaimana Terjadinya?Milk blister adalah luka kecil berwarna putih yang muncul di ujung puting. Luka ini biasanya berbatas tegas dan sangat nyeri, terutama saat si Kecil menyusu. Milk blister sering disertai tonjolan kecil yang menghubungkan blister ke payudara. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya stasis ASI atau pengeluaran ASI yang kurang lancar. Akibatnya, ASI menumpuk dan menyebabkan benjolan putih yang nyeri pada puting.Selain itu, milk blister juga sering muncul bersamaan dengan keluhan blocked ducts atau saluran ASI yang tersumbat. Saat ini terjadi, menyusui bisa terasa sangat sakit, karena ASI yang menumpuk di bawah lapisan kulit pada puting. Penyebab Milk Blister: Apa Saja yang Harus Diperhatikan?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f6cab1edf0c1bb6f74335d10cd931410ca_1727061757041.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Milk_blister-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Penyebab utama milk blister adalah gesekan atau tekanan berlebih di ujung puting, yang bisa menyebabkan peradangan pada sel epitel. Saat peradangan terjadi, ASI bisa menumpuk di saluran di bawah permukaan epitel, menciptakan tekanan yang semakin memperparah peradangan. Selain itu, penumpukan sel darah putih di area yang meradang juga bisa menyebabkan munculnya milk blister.Untuk mencegah milk blister, penting untuk Mom memastikan perlekatan bayi saat menyusui dalam kondisi yang tepat. Pastikan juga payudara dikosongkan dengan optimal setiap kali menyusui, agar tidak ada ASI yang menumpuk dan menyebabkan masalah. Cara Mengatasi Milk BlisterJangan khawatir, Mom! Meski milk blister bisa sangat nyeri, ada beberapa cara sederhana yang bisa Mom lakukan di rumah untuk meredakannya:​<ol><li>Kompres Hangat: Gunakan kain hangat yang dicelupkan dalam larutan garam saline, lalu tempelkan pada area puting yang terkena blister. Ini bisa membantu melunakkan kulit dan mempermudah pengeluaran ASI.​</li><li>Kelembaban: Pastikan area puting tetap lembab untuk mencegah kulit kering dan pecah-pecah, yang bisa memperparah kondisi milk blister.</li><li>Perah atau Susui Langsung: Setelah kompres hangat, coba perah ASI atau susui bayi langsung untuk membantu membuka sumbatan pada saluran ASI.</li></ol> Jika cara-cara ini tidak berhasil, mungkin Mom perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Dokter bisa melakukan teknik blebs puncture, yaitu membuka sumbatan blister dengan jarum steril. Tapi jangan khawatir, meskipun memiliki milk blister, Mom masih bisa menyusui dengan aman, kok! KesimpulanMilk blister memang bisa bikin menyusui jadi kurang nyaman, tapi dengan penanganan yang tepat, Mom bisa mengatasinya dengan baik. Pastikan perlekatan saat menyusui benar, kosongkan payudara dengan optimal, dan lakukan perawatan yang tepat jika milk blister muncul. Kalau masih ragu, jangan segan untuk konsultasi ke dokter ya, MomDad! Referensi:<ul><li>Modul pelatihan Indonesian breastfeeding course for clinicians. Satuan tugas ASI ikatan dokter anak Indonesia 2022.</li><li>Pelatihan manajemen laktasi revisi tahun 2019</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/" title="https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/">https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/ </a></li><li>Douglas P. Re-thinking lactation-related nipple pain and damage. Womens Health (Lond). 2022 Jan-Dec;18:17455057221087865. doi: 10.1177/17455057221087865. PMID: 35343816; PMCID: PMC8966064.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X" title="https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X">https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S088421752100277X</a></li></ul>

Muncul Luka Putih di Puting Saat Menyusui: Kenali Milk Blister dan Cara Mengatasinya

muncul-luka-putih-di-puting-saat-menyusui--kenali-milk-blister-dan-cara-mengatasinya-1727062122091

Kita tahu bahwa gadget saat ini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Penggunaan gadget bahkan sudah mulai merambah anak-anak. Sebenarnya, beberapa orang tua mungkin sudah menyadari dampak dan bahaya gadget bagi anak-anak. Penggunaan yang berlebihan tentu saja dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak. Lantas, kapan sih anak bisa diperkenalkan pada gadget? Usia mengenalkan gadget pada anakPara ahli umumnya menyarankan orang tua untuk menunggu hingga anak berusia 2-3 tahun sebelum memberikan gadget. Pada usia tersebut, anak dianggap sudah cukup memahami dunia melalui interaksi langsung dan pembelajaran dari lingkungan sekitar. Pertimbangan sebelum memberikan gadget<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1aaf2910ab7df0126aafabbded87d6648_1721979233579.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Anak_main_gadget-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Sebelum memberikan gadget, orang tua perlu mempertimbangkan alasan dan tujuannya dengan matang. Hindari menjadikan gadget sebagai solusi untuk menenangkan anak yang rewel.Pemberian gadget di usia dini berisiko membuat anak kecanduan dan terhambat interaksinya dengan dunia nyata. Stimulasi berlebihan dari layar gadget juga dapat menyebabkan perilaku agresif, iritatif, dan keterlambatan perkembangan motorik. Namun, gadget juga bisa menjadi sarana edukasi yang bermanfaat bila digunakan secara bijak dan dengan pendampingan orang tua.Ingatlah:<ul><li>Interaksi langsung dan bermain di dunia nyata jauh lebih penting untuk perkembangan anak di usia dini.</li><li>Batasi waktu penggunaan gadget sesuai usia dan ajarkan anak konten yang edukatif.</li><li>Selalu dampingi anak saat menggunakan gadget dan ajarkan mereka penggunaan yang bertanggung jawab.</li></ul> Dengan bijak dan penuh kesadaran, orang tua dapat memanfaatkan gadget sebagai alat bantu untuk mendukung tumbuh kembang anak. Referensi:<ul><li>UNICEF. 2023. Children and Gadgets <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/belarus/en/stories/children-and-gadgets" title="https://www.unicef.org/belarus/en/stories/children-and-gadgets">https://www.unicef.org/belarus/en/stories/children-and-gadgets</a></li></ul>

Gadget untuk Anak: Kapan Waktu yang Tepat untuk Diperkenalkan?

gadget-untuk-anak--kapan-waktu-yang-tepat-untuk-diperkenalkan--1721979409177

Saat anak semakin besar, gigi permanennya mulai tumbuh dan menggantikan gigi susunya. Pertumbuhan gigi yang sehat membantu anak mencerna makanan dengan lebih baik dan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selama proses pertumbuhan gigi anak, MomDad mungkin menyadari giginya berubah menjadi kuning atau menguning. Apakah wajar jika gigi anak menguning? Penyebab Gigi Anak Kuning<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/86a7c67ef110531be9dfad80aae2292ce_1720406553104.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="gigi_menguning_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Warna kuning pada gigi dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya plak yang menempel di permukaan gigi akibat jarang membersihkan gigi, konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan diskolorasi gigi, karies gigi dan gigi berlubang juga akan menyebabkan warna gigi menguning, trauma (misalnya akibat terbentur) dapat merobek pembuluh darah di area gusi dan "mewarnai" gigi, genetik, dan penggunaan suplemen yang menyebabkan anak mengalami fluorosis atau suplemen zat besi yang menyebabkan gigi berwarna sedikit kecoklatan. [1]Makanan yang bersifat asam dan tinggi gula juga dapat membuat gigi menguning. Bakteri di mulut akan bermultiplikasi dan menghasilkan asam berlebih sebagai hasil dari metabolisme gula. Asam anak mengerosi email gigi dan menyebabkan karies. Gula dapat ditemukan pada susu, formula, jus, dan kudapan. [2] Cara Mencegah Gigi Anak MenguningPembatasan konsumsi gula bebas kurang dari 10% total energi harian, bahkan jika memungkinkan &lt; 5% untuk menurunkan risiko karies gigi. Selain itu, jaga kesehatan atau kebersihan mulut dengan sikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride (1000-1500 ppm). Jangan lupa, bahwa bukan hanya dua kali sehari yang terpenting, namun menyikat gigi sebelum tidur pun perlu dilakukan. Terutama jika anak mengonsumsi kudapan sebelum tidur, biasakan menyikat gigi terlebih dahulu. [2,3] Tanda Masalah Gigi dari Gigi KuningKaries dapat mengerosi email gigi dan menyebabkan kerusakan lapisan pelindung gigi. Selain itu, diet yang tinggi gula juga dapat menimbulkan plak bersifat asam. Karies yang berat juga dapat menimbulkan peradangan pada gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gejala gusi bengkak dan nyeri. Gigi pada anak berfungsi untuk menggigit, mengunyah, bicara. Gigi susu juga memberikan rongga tempat pertumbuhan gigi tetap di kemudian hari. Nyeri dan infeksi gigi dapat menyebabkan gigi susu tanggal sebelum waktunya, sehingga mengganggu pertumbuhan rahang yang akan mengakibatkan gangguan makan dan bicara di kemudian hari, atau timbulnya crowding (gigi bertumpuk). Infeksi yang meluas dapat menyebabkan nyeri kronik, kesulitan mengunyah hingga infeksi serius. Cara Mengatasi Gigi Anak yang Sudah MenguningBerkonsultasilah dengan dokter gigi untuk penggunaan pemutih gigi yang beredar di pasaran. Jaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara rutin dan flossing. ajarkan anak untuk lebih sering memakan sayur dan buah sebagai kudapan, misalnya apel, wortel, seledri, dan pir karena ketika mengunyah makanan tersebut permukaan buah atau sayuran yang keras dapat membantu membersihkan permukaan gigi (seperti digosok atau disikat) dan beberapa buah seperti apel mengandung asam malat yang bermanfaat membersihkan permukaan gigi. [1] Referensi:1. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/childrens-health/yellow-teeth-kids#causes" title="https://www.healthline.com/health/childrens-health/yellow-teeth-kids#causes" target="_blank">Yellow Teeth in Kids: Causes, Remedies, and Treatments</a>2. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sugars-and-dental-caries" title="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sugars-and-dental-caries" target="_blank">Sugars and dental caries</a>3. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health" title="https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health">https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health</a>