Hati-Hati, Kekurangan Zat Besi pada Anak Bisa Berakibat Fatal, lho!
Author: Marisha A
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Pertumbuhan, Zat Besi
Zat besi dibutuhkan oleh setiap orang karena sangat penting dalam perkembangan sistem saraf. Karena peranannya sangat penting, sejak dini bayi perlu dipantau kecukupan zat besi di dalam tubuhnya. Jika bayi kekurangan zat besi, bisa berakibat fatal, salah satunya anemia. Lalu, bagaimana tanda-tanda bayi kekurangan zat besi? Simak penjelasannya, yuk!
Dampak anemia pada anak
Melansir laman IDAI, anemia sering diartikan sebagai kekurangan darah. Secara teoritis anemia merupakan istilah untuk menjelaskan rendahnya nilai hemoglobin (Hb) sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Pada anak-anak, kekurangan zat besi atau Anemia defisiensi Besi (ADB) merupakan penyebab anemia terbanyak.
ADB pada anak akan memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Selain itu berkurangnya kandungan besi dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan organ tubuh akibat oksigenasi ke jaringan berkurang. Masalah yang paling penting yang ditimbulkan oleh defisiensi besi yang berlangsung lama adalah menurunkan daya konsentrasi dan prestasi belajar pada anak.
Tanda bayi kekurangan zat besi
Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga memengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja, terutama pada masa remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan, maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.
Tanda-tanda anak kekurangan zat besi antara lain:
- Lemas dan mudah lelah
- Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah infeksi
- Lebih iritabel, sulit mengendalikan diri
- Nafsu makan berkurang
- Tampak pucat
- Gemar makan yang bukan makanan (tanah, kertas, pasta gigi, alat tulis)
- Sulit konsentrasi dalam belajar pada anak usia sekolah
Anemia pada anak tentu dapat diobati. MomDad perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu untuk diberikan pengobatan yang tepat, seperti pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) yang diberikan antara waktu makan. Pengobatan berlangsung hingga 2-3 bulan setelah kadar Hb normal untuk mengisi cadangan besi dalam tubuh.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.