
Gejala Hernia pada Anak yang Perlu MomDad Ketahui
15 Jul 2022

Author: dr. Afiah Salsabila
11 Nov 2025
Topik: Hernia Inguinalis, Hernia, Ilmiah
Latar Belakang
Hernia inguinalis pada anak merupakan salah satu kondisi bedah paling sering dijumpai di praktik pediatri dan pediatrik bedah. Sebagai definisi, hernia inguinalis anak adalah protrusi struktur intraabdominal melalui kanal inguinal, yang pada kebanyakan kasus terjadi karena persistensi dari processus vaginalis yang belum menutup secara normal. (1) Etiologi utama adalah keberadaan lumen patent dari processus vaginalis yang memungkinkan isi abdomen — seperti usus halus, omentum atau pada anak perempuan bahkan ovarium — masuk ke dalam kanal inguinal dan skrotum (atau labium). Penting untuk dipelajari karena potensi komplikasi serius dapat timbul, termasuk inkarserata dan strangulata, dengan konsekuensi nekrosis usus, perforasi, atau kerusakan testis/ovarium. (1) Untuk dokter anak, pengenalan dini, penilaian urgensi dan rujukan tepat waktu sangat penting dalam rangka meminimalkan morbiditas.
Etiologi dan Patogenesis
Pada anak, lebih dari 99 % hernia inguinalis adalah tipe indirek, yaitu herniasi terjadi melalui cincin inguinal dalam (deep ring) mengikuti jalur testis ke skrotum atau ligamen bulbi pada anak perempuan. Lazimnya, terjadi obliterasi processus vaginalis setelah turun-nya testis atau pembentukan labium major; kegagalan penutupan ini menyebabkan patent processus vaginalis (PPV) yang menjadi jalur herniasi. Alasan mengapa obliterasi gagal belum sepenuhnya jelas, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa sel otot polos yang terlibat dalam penurunan testis mungkin gagal mengalami apoptosis dengan benar. (1)
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Insiden hernia inguinalis pada bayi cukup signifikan; pada bayi cukup bulan diperkirakan 1–5 % mengalami hernia inguinalis. Frekuensi pada anak laki-laki sekitar enam kali lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. (1) Sisi kanan lebih sering daripada kiri (lebih dari tiga kali). Bilateralitas lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Faktor risiko termasuk kelahiran prematur, berat lahir rendah, kondisi meningkatkan tekanan intraabdominal (seperti batuk kronis, ventilasi mekanik), serta mungkin predisposisi genetik. Sebagai contoh, PPV diam-diam dapat ditemukan hingga 20 % pada bayi dan hingga 19 % pada orang dewasa. Kajian genetik juga menunjukkan keterkaitan antara kelainan genetik dan hernia inguinalis. (1)
Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Secara klinis, anak biasanya ditemukan adanya benjolan atau pembengkakan di daerah inguinal atau skrotum yang ukuran-nya dapat membesar saat menangis, mengejan atau batuk. Penemuan pemeriksaan fisik yang dapat mengarahkan ke diagnosis hernia inguinalis adalah jika benjolan tidak bisa diraba bagian atasnya karena konten turun dari dalam. (1) Transiluminasi biasanya negatif kecuali usus sangat tipis pada neonatus. “Silk glove sign” (rasa dua lapisan seperti sutra yang bergesekan pada kord spermatis) dapat ditemukan pada anak laki-laki. Penting juga untuk membedakan dengan diferensial seperti hidrokelé, testis yang tidak turun, adenopati inguinal, atau varikokel. Jika hernia tidak dapat direduksi atau disertai tanda iritasi, eritem, edema kulit, muntah atau distensi abdomen maka kemungkinan terjadi inkarserasi atau strangulasi dan merupakan keadaan gawat bedah. (1)
Komplikasi
Komplikasi utama yang perlu diwaspadai meliputi inkarserasi (herniasi tidak dapat direduksi) serta strangulasi (penurunan aliran darah ke konten hernia) yang dapat berujung iskemia, nekrosis intestin, perforasi, sepsis atau kerusakan testis/ovarium. Studi menunjukkan bahwa pada anak laki-laki dengan hernia irreduksibel, atrofi testis ditemukan pada sekitar 15 %. (1) Oleh karena itu, pengenalan cepat dan rujukan ke bedah anak sangat penting.
Tatalaksana
Untuk peran dokter anak, penting untuk mengidentifikasi hernia dan menilai urgensi rujukan. Bila ditemukan hernia inguinalis yang dapat direduksi tanpa gejala iritasi, rujukan elektif ke bedah anak disarankan. Namun bila anak usia di bawah 3 bulan, atau ada tanda-tanda hernia yang tidak bisa direduksi atau disertai eritem/edema/tenderness/muntah, maka harus segera dirujuk ke instalasi gawat darurat bedah anak. (1)
Pre-operatif
Sebelum operasi, anak perlu dinilai kondisi umum, termasuk status nutrisi, koreksi dehidrasi atau gangguan konstitusional lainnya. Prosedur reduksi secara manual dapat dilakukan oleh dokter anak atau bedah bila fasilitas memungkinkan, namun bila gagal maka rujukan segera diperlukan. Teknik pengurangan meliputi posisi hangat, tekanan lembut ke arah cincin internal, dan bila tidak berhasil dalam waktu cepat maka dianggap gawat. (1)
Operasi dan pasca operasi
Operasi herniotomi pada anak dilakukan baik melalui pendekatan terbuka maupun laparoskopik. Kajian meta-analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil klinis antara kedua metode, namun pendekatan laparoskopik menawarkan keuntungan seperti kemungkinan deteksi dan penutupan ring kontralateral serta komplikasi pasca operasi yang sedikit lebih rendah. (1) Setelah operasi, pemantauan anak meliputi tanda vital, kondisi luka, mobilisasi dini dan pemberian analgesia sederhana. Anak dapat beraktivitas secara bertahap setelah nyeri kontrol tercapai dan luka tampak stabil. Perawatan pasca-operasi juga meliputi edukasi keluarga tentang tanda infeksi, bengkak scrotum, demam atau muntah yang harus diwaspadai.
Kesimpulan dan Penutup
Hernia inguinalis pada anak adalah kondisi umum dalam pediatri bedah yang memiliki potensi komplikasi serius apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat. Penguasaan oleh dokter anak terhadap aspek etiologi, epidemiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, diagnosis serta tatalaksana pra- dan pasca operasi sangat penting untuk memastikan rujukan yang tepat dan optimal. Dengan pendekatan kolaboratif antara dokter anak dan bedah anak, prognosis anak dapat sangat baik dan potensi komplikasi dapat diminimalkan. Sebagai dokter anak di Indonesia, kewaspadaan terhadap hernia inguinalis dalam praktik sehari-hari dan pengambilan keputusan cepat akan berkontribusi besar terhadap keselamatan dan kualitas hidup pasien anak.
Referensi
Yeap E, Nataraja RM, Pacilli M. Inguinal hernias in children. Aust J Gen Pract. 2020;49(1–2). doi: 10.31128/AJGP-08-19-5037.