Kerap Dianggap Sama, Ini Perbedaan Stunting & Gizi Buruk
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Stunting, Gizi Buruk
Stunting dan gizi buruk adalah musuh setiap orang tua. Namun, karena memiliki arti yang hampir sama, banyak orang tua yang menganggap bahwa stunting dan gizi buruk adalah sama. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Stunting adalah perawakan pendek yang ditandai dengan tinggi badan < -2 SD kurva WHO yang disebabkan oleh malnutrisi kronik. Sementara gizi buruk pada usia 0-59 bulan merupakan keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
- BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar deviasi.
- Lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm untuk balita 6-59 bulan.
- Edema, minimal pada kedua punggung kaki. Untuk anak umur 5-18 tahun, gizi buruk ditandai bila IMT menurut umur kurang dari -3 SD pada kurva WHO 2006.
Gejala stunting dan gizi buruk
Tanda awalnya adalah weight faltering, yaitu kenaikan BB di bawah persentil 5 dari standar tabel kenaikan BB menurut WHO. Selain weight faltering, perlu diketahui tanda bahaya yang menempatkan seorang anak lebih berisiko gagal tumbuh, seperti kelainan jantung, gangguan perkembangan, gambaran dismorfik (bentuk wajah aneh), kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan kalori yang adekuat, organomegali (hepar dan limpa membesar) atau limfadenopati, infeksi (saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau berulang, muntah atau diare berulang.
Risiko gagal tumbuh pada anak dapat berupa kelainan jantung, gangguan perkembangan, gambaran dismorfik (bentuk wajah aneh), kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan kalori yang adekuat, organomegali (hepar dan limpa membesar) atau limfadenopati, infeksi (saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau berulang, muntah atau diare berulang.
Cara penanganan keduanya
Jika anak telah didiagnosis gizi buruk maupun stunting, tata laksana akan bergantung penyebab utamanya, dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat. Jika didapatkan red flags seperti poin di atas, maka anak harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat yang memiliki dokter spesialis anak agar tata laksana dapat sesuai target.
Pencegahan utama yang bisa dilakukan untuk keduanya adalah dengan:
- Imunisasi sesuai jadwal
- Pemberian ASI eksklusif
- MPASI yang adekuat, aman, tepat waktu dan diberikan secara responsive, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan sesuai jadwal serta interpretasi secara benar.
Nah, yang terpenting adalah melakukan pemantauan agar deteksi dini weight faltering dapat dikerjakan dan di tata laksana sesuai penyebab.
Referensi:
- Pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Kementrian kesehatan 2022.
- Homan GJ. Failure to Thrive: A Practical Guide. Am Fam Physician. 2016 Aug 15;94(4):295-9.