Kisah Perjuangan Maureen Hitipeuw, Single Mom yang Kini Membesarkan Anak Seorang Diri
Author: Dhia Priyanka
Editor: Andini Aprillia
Topik: Single Parent, Single Mom, Maureen Hitipeuw, PrimaKu Anniversary, Interview, PrimaKuversary
Kasih sayang kedua orang tua kepada anaknya pasti tak terhingga. Orang tua akan memberikan yang terbaik bagi anak mereka, meskipun terkadang kondisinya tidak lagi sempurna. Sama halnya bagi Maureen Hitipeuw, seorang single mom yang kini harus membesarkan anak laki-laki semata wayangnya seorang diri. Bagaimana kisah Maureen setelah bercerai dengan mantan suaminya? Yuk, simak kisah inspiratifnya melalui spesial interview berikut!
Kisah Maureen Hitipeuw
Maureen Hitipeuw memutuskan berpisah dari mantan suaminya sejak 2010 di saat anaknya masih berusia 3 tahun. Selain mengurus anak yang beranjak remaja, kini ia disibukkan dengan komunitas Single Moms Indonesia yang dikelolanya, sekaligus menjadi Community Manager. Sosoknya kini dikenal sebagai single parent yang ingin merangkul dan memberdayakan para single mom di luar sana agar tidak lagi dipandang sebelah mata.
Pasca bercerai
Kekhawatiran terbesar Maureen, setelah bercerai dari mantan suaminya adalah dari sisi finansial. Sebelum bercerai, ia adalah ibu rumah tangga yang fokus mengurus keluarga. "Karena nggak ada pilihan lain, aku harus mencari cara untuk kembali bekerja. Setelah resmi berpisah, aku langsung rapihin CV dan mulai ngelamar kerja. Butuh waktu 9 bulan sampai akhirnya aku dapet pekerjaan baru," kenangnya.
Selain itu, tantangan terbesar lain yang dihadapi adalah bagaimana ia memulihkan luka batinnya. "Di satu sisi aku harus berperan sebagai ibu. Aku harus mulai dari titik nol lagi nih, ngebangun pelan-pelan dan bangkit dari finansial," ungkapnya. Belum lagi proses berdamai dengan masa lalu dengan mantan suaminya. Beruntung, pihak keluarganya sangat supportive, sehingga selama Maureen sibuk membangun kembali hidupnya, ada yang menjaga sang anak.
Cara Maureen menyampaikan perceraian pada anak
Dari pengalaman pribadinya, sebelum resmi bercerai dan pisah rumah, Maureen sudah berbicara pada anaknya, "aku jelasin, papa dan mama kamu sudah nggak serumah lagi. Kita sekarang rumahnya di sini.” Tapi, karena anak usia 3 tahun belum mengerti konsep perceraian itu seperti apa, Maureen sangat menyederhanakan bahasanya, “sekarang kamu punya dua rumah. Kalau kamu mau ketemu papa, weekend bisa dijemput”.
Sejak awal, ia selalu jujur dengan anaknya dan sangat menghindari berbohong pada anak. Misal, “oh papa kamu kerja di luar kota”. Baginya, kebohongan ini sering dilakukan oleh single mom yang membuat anak jadi salah kaprah. Padahal berbohong soal perceraian pada anak dinilai tidak bijak dan bukan alasan yang tepat.
Cara Maureen membagi waktu
Saat ditanya, Maureen sendiri sebenarnya belum menemukan rumus bagaimana membagi waktu antara karier dan mengurus anak. "Karena kalau mau mengejar keseimbangan, agak susah. Jadi working mom, work from home mom, mengelola komunitas juga, dan mengurus anak, memang nggak gampang. Sekarang aku sudah di titik yang nggak ‘ngoyo’ lagi. 'Ah semuanya harus perfect.' Ada masa di mana aku harus memprioritaskan salah satu hal. Kunciannya mungkin kita nggak fokus pada kesempurnaan itu, melainkan menjalani peran kita masing-masing sebisa mungkin, sebaik mungkin dan jangan lupa taking of our self," ungkapnya.
Mengatur finansial ala Maureen
Sebelumnya, Maureen dan mantan suaminya menerapkan metode coparenting. Setelah bercerai, ia sangat bersyukur, karena mantan suaminya sangat bertanggung jawab. Jadi, untuk keperluan anak, masih ditanggung penuh oleh mantan suaminya. Meski begitu, Maureen masih harus tetap menghidupi kesehariannya dengan anaknya.
Namun, di tahun 2017 mantan suaminya meninggal dunia dan sejak saat itu Maureen tidak lagi di-support dari segi finansial. "Betul-betul beban ekonomi ada di pundak aku seutuhnya. Jadi, saat ini yang nomor satu itu tabungan untuk anak sekolah, lalu memastikan kehidupan keseharian kita cukup, tapi tetep bisa ajak anak refreshing."
Quality time dengan anak
Sebulan sekali Maureen suka date night dengan anaknya untuk nonton atau sekadar makan. "Paling nggak ada satu momen di mana kita nyari yang baru. Kalau di rumah emang selalu bareng, tapi kan aku kerja dan di depan laptop. Bareng-bareng sih, tapi sibuk kerja. Kadang jadi nggak ada quality time sehari-hari. Menurutku, anak tuh seneng quality time dan kita nggak terus pegang handphone," jelasnya.
Itulah kisah Maureen Hitipeuw tentang bagaimana kehidupannya pasca bercerai. Semoga kita sebagai orang tua bisa terus berusaha menjadi lebih baik, baik untuk anak maupun diri sendiri ya, MomDad.
Yuk, baca kisah inspiratif Maureen dalam mendirikan Single Moms Indonesia dan berhasil menjadi salah satu komunitas yang memberikan dampak positif bagi dunia di sini.