Materi Edukasi: Growth Faltering
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Faltering Growth, Growth Faltering, PHBS, Berat Badan, Kurva pertumbuhan, Standar Pertumbuhan Anak
Growth faltering, atau gagal tumbuh, adalah kondisi anak tidak tumbuh sesuai standar pertumbuhan untuk usianya. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang atau adanya masalah kesehatan yang dapat menghambat penyerapan nutrisi. Untuk mengatasinya, orang tua perlu memiliki pengetahuan dan kewaspadaan yang cukup mengenai kondisi ini. Dengan demikian, mereka dapat mengenali tanda-tanda awalnya dan lebih cepat menjalankan upaya pencegahannya. Berikut adalah hal-hal yang perlu disampaikan ke orang tua untuk mencegah dan menangani growth faltering:
- Kunjungi posyandu atau dokter anak untuk pengukuran antropometri berkala pada anak
Menurut kriteria diagnostik yang telah diakui secara luas, growth faltering adalah berat badan menurut usia yang berada di bawah persentil ke-5, penurunan persentil berat badan lebih dari 2 garis persentil pada kurva pertumbuhan, atau kurang dari 80 % dari median berat badan menurut tinggi badan. Growth faltering.juga dapat ditandai oleh perubahan berat badan di bawah persentil ke-5. Untuk bisa mendeteksi kondisi-kondisi tersebut, anak perlu dilakukan pengukuran antropometri berkala. Jika anak memiliki pencatatan pengukuran yang baik, maka kondisi-kondisi tersebut dapat terdeteksi dengan segera dan ditangani secara dini.
2. Segera konsultasi ke dokter anak jika suplai ASI berkurang
Jika ASI berkurang atau mengalami kesulitan lainnya ketika menyusui, segera ke dokter anak supaya bisa diberikan solusi. Jika perlu, bisa dibantu dengan konselor laktasi
3. Terapkan responsive feeding pada anak
Kenali tanda-anda lapar dan kenyang dari anak. Hindari memaksakan makanan pada anak. Jauhkan distraksi seperti gadget, untuk anak maupun pemberi makan ketika anak sedang makan
4. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dorong orang tua untuk menjalankan gaya hidup sehat dan bersih untuk mencegah anak dari terjangkit penyakit-penyakit menular maupun tidak menular. Kebiasaan-kebiasaan seperti rajin mencuci tangan, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, dan memberantas jentik nyamuk dapat mencegah penyakit menular dapat meningkatkan kebutuhan energi anak sehingga lebih sulit dipenuhi, khususnya jika keluarga memiliki keterbatasan ekonomi.
5. Segera bawa anak ke dokter jika sakit
Beberapa kondisi kesehatan pada anak dapat menganggu proses makan dan pencernaan. Anak-anak dengan kelainan mulut dan rahang yang signifikan bisa mempunyai kesulitan dalam mengunyah dan menghisap ASI. Gangguan esofagus seperti gastroesophageal reflux (GERD),atau stenosis pilorik yang dapat membuat anak muntah-muntah terus sehingga makanan tidak memiliki kesempatan untuk dicerna dengan baik. Tak hanya itu, penyakit-penyakit menular juga bisa memengaruhi asupan dan penyerapan nutrisi juga. Dengan segera membawa anak ke dokter jika sakit, anak dapat mendapatkan penanganan yang dini dan dampak dari penyakit ke tubuh anak, termasuk pada status gizi anak dapat diminimalisir.
Growth faltering harus dikenali dan ditangani secara dini untuk mencegah dampak yang serius. Dengan edukasi yang tepat, pola makan seimbang, dan pemantauan pertumbuhan yang teratur, anak-anak dapat tumbuh optimal. Peran dokter anak dalam memberikan edukasi dan dukungan kepada orang tua sangatlah penting untuk mencapai tujuan ini.
Referensi:
- Smith AE, Shah M, Badireddy M. Failure to Thrive. [Updated 2023 Nov 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459287/
- Pérez-Escamilla R, Jimenez EY, Dewey KG. Responsive Feeding Recommendations: Harmonizing Integration into Dietary Guidelines for Infants and Young Children. Curr Dev Nutr. 2021 Apr 30;5(6):nzab076. doi: 10.1093/cdn/nzab076. PMID: 34104850; PMCID: PMC8178105.
- Jeong SJ. Nutritional approach to failure to thrive. Korean J Pediatr. 2011 Jul;54(7):277-81. doi: 10.3345/kjp.2011.54.7.277. Epub 2011 Jul 31. PMID: 22025919; PMCID: PMC3195791.