Meta PixelPemasangan Akses Intraoseus pada Anak: Indikasi, Tata Cara, dan Komplikasi<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Pemasangan Akses Intraoseus pada Anak: Indikasi, Tata Cara, dan Komplikasi

Author: dr. Afiah Salsabila

20 Mei 2025

Topik: Akses Intraoseus, Cairan, Guideline

Pendahuluan

Dalam situasi gawat darurat pediatrik, kecepatan dan ketepatan dalam memberikan terapi bisa menentukan hidup dan mati. Ketika akses intravena sulit atau mustahil diperoleh, terutama pada anak-anak dengan pembuluh darah kecil dan kondisi sirkulasi yang menurun, pemasangan akses intraoseus (IO) menjadi alternatif yang sangat berharga. Prosedur ini memungkinkan pemberian cairan dan obat-obatan langsung ke dalam rongga medula tulang, memberikan akses cepat ke sirkulasi sistemik.


Indikasi Klinis

Akses intraoseus diindikasikan ketika akses vena perifer tidak dapat diperoleh dengan cepat—umumnya dalam waktu dua menit atau setelah dua kali percobaan gagal. Dalam kondisi seperti henti jantung, syok hipovolemik, sepsis, kejang berkelanjutan, hingga trauma berat, IO sering kali menjadi satu-satunya jalur untuk mengantarkan intervensi emergensi yang menyelamatkan nyawa. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk memberikan glukosa pada hipoglikemia berat, serta antikonvulsan pada status epileptikus yang tidak kunjung berhenti.


Lokasi Akses dan Persiapan

Lokasi pemasangan harus dipilih berdasarkan usia pasien dan kondisi klinis. Pada anak-anak, lokasi yang paling umum digunakan adalah tibia proksimal bagian anterior medial, yang relatif mudah diakses karena minim jaringan lunak dan letaknya yang dangkal. Lokasi alternatif meliputi tibia distal, humerus proksimal, serta krista iliaka posterior. Sebelum prosedur dilakukan, area kulit dibersihkan menggunakan antiseptik, dan tindakan harus dilakukan dalam kondisi steril untuk mencegah infeksi.


Prosedur dan Teknik Pemasangan

Proses pemasangan dimulai dengan mengenali titik anatomi yang sesuai. Jarum intraoseus kemudian dimasukkan secara tegak lurus terhadap permukaan kulit dengan sudut 90 derajat. Pada saat jarum berhasil menembus korteks dan memasuki rongga sumsum, operator akan merasakan hilangnya tahanan atau “loss of resistance.” Keberhasilan prosedur dapat dikonfirmasi dengan cara mengaspirasi sumsum tulang, atau dengan memastikan infus cairan berjalan lancar tanpa adanya pembengkakan jaringan lunak di sekitar lokasi tusukan.

Setelah jarum terpasang dengan baik, fiksasi dilakukan untuk mencegah pergeseran, menggunakan alat stabilisasi atau plester medis. Jalur IO yang sudah terpasang kemudian dapat digunakan untuk memberikan cairan, obat-obatan, atau transfusi darah sesuai kebutuhan.


Pemantauan dan Lama Penggunaan

Akses IO bersifat sementara dan idealnya tidak digunakan lebih dari 24 jam. Selama penggunaannya, lokasi tusukan harus dipantau secara berkala untuk mendeteksi komplikasi seperti pembengkakan, perubahan warna kulit, atau nyeri tekan. Begitu akses intravena berhasil diperoleh dan kondisi pasien lebih stabil, akses IO sebaiknya segera dihentikan dan dilepas.


Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Meskipun umumnya aman dan efektif, prosedur ini tidak lepas dari risiko. Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah ekstravasasi cairan, yang dapat menyebabkan pembengkakan jaringan lunak, nekrosis, bahkan sindrom kompartemen yang berisiko mengancam anggota gerak. Jika cairan yang diberikan bersifat iritan atau dalam tekanan tinggi, risiko kerusakan jaringan menjadi lebih besar.

Infeksi lokal, seperti selulitis dan osteomielitis, dapat terjadi terutama jika teknik aseptik tidak dilakukan dengan benar. Meskipun jarang, osteomielitis memerlukan pengobatan jangka panjang dengan antibiotik dan dapat memengaruhi pertumbuhan tulang anak.

Komplikasi lain termasuk fraktur tulang akibat pemasangan yang terlalu agresif, serta gangguan pada lempeng epifisis yang dapat mengakibatkan deformitas tulang atau pertumbuhan yang tidak simetris. Risiko emboli lemak juga telah dilaporkan dalam literatur, meskipun kejadian ini sangat jarang.


Kontraindikasi dan Pertimbangan Khusus

Pemasangan akses IO tidak boleh dilakukan pada tulang yang mengalami fraktur atau pada area yang mengalami infeksi lokal. Selain itu, jika akses intravena sudah dapat diperoleh dalam waktu singkat, maka IO tidak perlu dilakukan. Pasien dengan gangguan metabolik tulang atau mereka yang telah mengalami tindakan IO berulang pada tempat yang sama juga memerlukan evaluasi tambahan sebelum prosedur dilakukan.

Kontraindikasi relatif lainnya adalah penggunaan di lokasi dengan riwayat operasi ortopedi, adanya prostesis, atau jika terjadi resistensi saat mencoba menembus korteks, yang dapat menandakan lokasi yang tidak tepat atau risiko fraktur.


Kesimpulan

Pemasangan akses intraoseus adalah prosedur yang memiliki peran penting dalam penatalaksanaan kegawatdaruratan pada anak. Ia menjadi pengganti yang sangat efektif ketika akses vena perifer tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat. Keberhasilan tindakan ini sangat bergantung pada pemilihan lokasi yang tepat, teknik aseptik yang baik, serta keterampilan operator dalam mengenali dan menangani komplikasi secara dini. Pelatihan berkala, simulasi prosedural, dan protokol tindakan akan sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi tenaga medis dalam melakukan prosedur ini secara aman dan efektif.

Dengan pemahaman dan praktik yang baik, akses intraoseus dapat menjadi salah satu alat paling vital dalam menyelamatkan nyawa anak-anak yang berada dalam kondisi kritis.


Daftar Pustaka

Nikolla DA, Thangamathesvaran L, Cohen M. Intraosseous Access. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554373/