Pneumonia “Misterius” Sedang Menyerang China
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Pneumonia, influenza, RSV, PCV, Batuk
Sejak Mei 2023, China melaporkan peningkatan kasus pneumonia pada anak. Karena kasus-kasus pneumoniae tersebut semakin bertambah, World Health Organization (WHO) meminta informasi epidemiologi mengenai peningkatan kasus pneumonia yang sedang terjadi dari instansi kesehatan China, November silam. Berdasarkan data yang dilaporkan, 75% dari kasus-kasus pneumonia tersebut dideteksi sebagai infeksi Mycoplasma, sementara itu sisanya diperkirakan terjadi akibat virus influenza, SARS-CoV-2, Adenovirus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan lain-lain.
Mycoplasma relatif jarang terjadi, sehingga meningkatnya pelaporan infeksi bakteri tersebut mengkhawatirkan. Di Taiwan, terdapat kecurigaan bahwa resistensi antibiotik oleh bakteri ini meningkat. Hal ini bisa menjelaskan bertambahnya kasus pneumonia yang meningkatkan angka rawat inap. Selain itu, protokol kesehatan sejak kasus COVID-19 menurun juga semakin longgar, sehingga penyakit-penyakit yang ditularkan dengan cara yang sama seperti influenza, RSV, dan adenovirus juga ikut meningkat. Dengan beredarnya patogen-patogen pneumonia yang beragam, kemungkinan untuk koinfeksi dari patogen-patogen tersebut meningkat. Koinfeksi dari patogen-patogen tersebut dapat meningkatkan keparahan gejala dari pneumonia yang dialami, sehingga beban rumah sakit pun ikut bertambah.
Tak hanya di China, peningkatan kasus pneumonia juga terjadi di Belanda di saat yang bersamaan. Hal ini mengindikasikan bahwa outbreak pneumonia yang terjadi di China berpotensi untuk merambah ke negara-negara lain. Sebagai respon, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus pneumonia di antara personil, awak kabin, dan penumpang transportasi yang baru saja datang dari negara-negara yang terkena peningkatan pneumonia yangs edang marak diberitakan ini.
Dalam upaya untuk mencegah penyebaran pneumonia lebih lanjut, WHO mengimbau masyarakat dunia untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terpapar penyakit pernapasan seperti menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit, memakai masker dengan benar, mempraktekkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). khususnya cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan segera ke fasilitas kesehatan jika memiliki gejala penyakit pernapasan seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Kementerian Kesehatan RI juga menyarankan hal yang sama bagi rakyat Indonesia. Saat ini, Kementerian Kesehatan RI belum menyarankan untuk melakukan travel ban ke China, Belanda, ataupun negara-negara lain yang berpotensi mendapatkan kasus pneumonia “misterius” ini.
Referensi:
https://www.gavi.org/vaccineswork/how-worried-should-we-be-about-pneumonia-outbreak-china