Peran Penting Responsive Feeding pada Pemberian MPASI
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: MPASI, Responsive Feeding
Saat si Kecil mulai MPASI, MomDad mungkin akan menemukan berbagai kendala. Salah satu kendala yang kerap dihadapi para orang tua adalah si Kecil menolak untuk makan. Meski sudah mencoba berbagai resep MPASI, si Kecil tetap nggak mau makan. Apa sih yang keliru? Well, mungkin MomDad melewatkan satu hal penting, yaitu belum menerapkan responsive feeding.
Pemberian MPASI yang tepat
Pemberian MPASI dengan cara yang benar disebut dengan responsive feeding. WHO menggarisbawahi perlunya orang tua atau pengasuh memberikan makan secara responsif, dengan memperhatikan sinyal lapar dan kenyang seorang anak, sehingga proses transisi dari ASI ke MPASI berlangsung baik dan mencegah terjadinya malnutrisi, yang artinya berat badan anak naik sesuai kurva pertumbuhan.
Responsive feeding telah dilaporkan meningkatkan kemampuan makan (self feeding) seorang anak dan respon terhadap bahasa verbal ibu. Selain itu, responsive feeding dapat melatih seorang anak untuk berperilaku makan yang baik, disiplin, dapat menghargai makanan dan waktu makan.
Penerapan responsive feeding
Orang tua bertugas menyediakan makanan yang sehat, bergizi dan bervariasi (what to eat), mengatur jadwal makan (when to eat), dan tempat makan (where to eat). Namun, anaklah yang menentukan seberapa banyak yang ia mau makan (how much). Di sini, responsive feeding sangat perlu diterapkan, dengan melihat sinyal lapar dan kenyang anak. Meskipun kita tergoda untuk membujuk dengan berbagai cara agar anak menghabiskan makanannya, misalnya dengan iming-iming TV, atau makanan kudapan setelahnya, tetapi kita harus berhati-hati karena hal ini akan menjadi kebiasaan buruk yang selanjutnya akan terus ditagih.
Cakupan responsive feeding
Menurut WHO, responsive feeding mencakup:
- Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan pendampingan untuk anak yang lebih tua yang makan sendiri
- Peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan bayi / batita
- Berikan makanan secara perlahan dan sabar (jangan memburu-buru anak, biarkan ia menikmati proses makan, tetapi tetap perlu diberikan Batasan yaitu 30 menit setiap kali makan)
- Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan
- Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara agar anak mau bila anak menolak banyak macam makanan (misalnya, alih-alih menggunakan sendok, kita bisa mencoba menyuapi dengan tangan atau memberikan finger food sehingga anak bisa menggenggam makanan dan memasukkannya sendiri ke mulutnya)
- Mengurangi pengalih perhatian selama makan sesedikit mungkin bila anak mudah kehilangan perhatian sewaktu makan.
- Lakukan pemberian kasih sayang termasuk berbicara kepada anak disertai kontak mata selama waktu makan sebagai bentuk periode pembelajaran
Itulah penjelasan seputar responsive feeding yang bisa MomDad terapkan pada si Kecil agar proses MPASI berjalan lancar. Selama mencoba dan semoga berhasil, MomDad!
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum MPASI & Laktasi! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Daftar bacaan:
- Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan balita di Indonesia untuk mencegah malnutrisi. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015
- Yuliarti K. Apa yang perlu ibu ketahui tentang MPASI. 2017. Jakarta: Badan Penerbit IDAI