Tinggi Badan Anak Tak Kunjung Naik, Orang Tua Harus Apa?
Author: Marisha A
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Pertumbuhan, Tinggi Anak, Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan salah satu indikator pertumbuhan anak. Kenaikan tinggi badan sesuai kurva pertumbuhan populasi rujukan merupakan hal yang penting untuk dipantau berkala sejak awal kehidupan. Mengetahui pola pertumbuhan normal akan memungkinkan kita untuk mendeteksi dini masalah pola pertumbuhan. Lalu, berapa kenaikan tinggi badan yang normal pada anak? Bagaimana jika tinggi badan anak tak kunjung bertambah?
Fase pertumbuhan anak
Fase pertumbuhan anak dibagi menjadi fase intrauterin (dalam kandungan), fase infantil (bayi), childhood (anak) dan fase pubertas (remaja). Pada fase infantil yang berlangsung pada usia 0-2 tahun, anak akan mencapai 50% tinggi badan akhir saat dewasa. Fase ini sangat dipengaruhi faktor nutrisi dan hormonal. Sedangkan faktor genetik akan mulai mengambil alih sebagai faktor penentu tinggi badan anak sejak masa childhood sampai anak memasuki masa pubertas (sekitar usia 2-9 tahun).
Kecepatan pertumbuhan tinggi badan normal pada keempat fase tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa angka-angka tersebut hanyalah estimasi, nilai sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk ras atau etnisitas.
Usia | Kecepatan Pertumbuhan (cm/tahun) |
Intrauterin | 60 - 100 |
0-12 bulan | 23 - 27 |
1-2 tahun | 10 - 14 |
2-5 tahun | 6 - 7 |
Pra-pubertas | 5 - 5,5 |
Pubertas | 8 - 12 (perempuan) dan 10 - 14 (laki-laki) |
Penyebab tinggi badan tidak naik
Perlambatan pertumbuhan dapat dipengaruhi berbagai hal, mulai dari nutrisi, hormonal dan genetik. Nutrisi yang tidak adekuat atau penyakit kronis pada masa 1000 hari pertama kehidupan dapat membuat anak jatuh dalam kondisi weight faltering yang berujung pada stunting jika tidak diatasi dengan baik.
Beberapa kondisi seperti defisiensi hormon pertumbuhan, hipotiroid, sindrom Cushing, hingga hipoparatiroid merupakan penyebab gangguan pertumbuhan linier akibat hormonal. Anak dengan kelainan genetik seperti akondroplasia, sindrom Turner, atau kelainan metabolisme bawaan juga dapat mengalami gangguan pertumbuhan linier.
Namun, di antara semua itu, faktor genetik lah yang paling sering mempengaruhi tinggi badan. Anak dapat menjadi pendek karena berasal dari keluarga yang juga relatif pendek, seperti ayah atau ibu, serta kakek atau nenek. Hal ini disebut sebagai familial short stature.
Kapan orangtua perlu konsultasi?
Orang tua perlu melakukan kontrol rutin pemantauan tinggi badan mengikuti jadwal di bawah ini:
Usia | Jadwal Pemantauan |
0-12 bulan | Setiap 1 bulan |
1-3 tahun | Setiap 3 bulan |
3-6 tahun | Setiap 6 bulan |
6-18 tahun | Setiap 1 tahun |
Jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berkonsultasi dengan dokter apabila pada saat pemantauan berkala ditemukan:
- Anak pendek (tinggi badan anak berada di bawah minus 2 SD (standar deviasi) kurva tinggi badan menurut usia)
- Perlambatan kecepatan pertumbuhan yang ditandai dengan:
- Kenaikan tinggi badan pada anak di atas 2 tahun yang menyimpang memotong 2 persentil (garis pertumbuhan) di kurva pertumbuhan.
- Kecepatan tumbuh usia 2-4 tahun kurang dari 5,5 cm per tahun.
- Kecepatan tumbuh usia 4-6 tahun kurang dari 5 cm per tahun.
- Kecepatan tumbuh usia 6 tahun sampai menjelang pubertas (sekitar 9-10 tahun) kurang dari 4 cm per tahun.
Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya mengenai kesehatan anak, MomDad bisa mengikuti Instagram @official.primaku atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.
Suka dengan artikel ini? Jangan lupa like dan bookmark artikelnya ya, MomDad!
Sumber foto: Pexels
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D