Tuberkulosis Melonjak Secara Global
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: TB, TBC
Tuberkulosis (TB) kembali menjadi penyebab kematian infeksius utama di dunia, mengalahkan COVID-19. WHO melaporkan lebih dari 8,2 juta kasus baru pada tahun 2023, yang merupakan angka tertinggi sejak 1995. Indonesia menyumbang 10% dari beban TB global, setelah India (26%), dan bersama negara-negara tetangga seperti Filipina (6,8%) serta Pakistan (6,3%), kawasan ini menghadapi dampak signifikan dari TB. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria (55%) dibanding wanita (33%) dan 12% pada anak-anak serta remaja. Tantangan seperti TB resistan obat serta kurangnya pendanaan memperburuk upaya penanggulangan penyakit ini.
Dalam hal multidrug-resistant TB (MDR-TB), tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 68%, namun, hanya 44% dari penderita yang berhasil didiagnosis dan mendapat pengobatan. Di tengah tantangan ini, kolaborasi multisektoral diperlukan guna menangani risiko terkait seperti gizi buruk, infeksi HIV, konsumsi alkohol, dan merokok, yang banyak ditemukan di negara-negara dengan beban tinggi.
Krisis pembiayaan terus menghambat upaya global dalam mencapai target eliminasi TB, termasuk di Indonesia yang membutuhkan dana tambahan untuk mendukung pengobatan dan pencegahan yang memadai. WHO menyerukan peningkatan komitmen dari negara-negara dan organisasi donor untuk mempercepat pengembangan vaksin baru dan mencapai target global pada tahun 2027.
Referensi:
WHO. Tuberculosis resurges as top infectious disease killer. 2024 October 29. Available from: https://www.who.int/news/item/29-10-2024-tuberculosis-resurges-as-top-infectious-disease-killer