primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Yakin Tinggi Badan si Kecil Normal? Yuk, Ketahui Standar Pertumbuhannya!

Author: Sekar Retno Ayu

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Grafik Kurva Panjang Badan/ Tinggi Badan , Tinggi Badan Ideal, Standar Tinggi Badan Anak, Standar Pertumbuhan Anak, Mengukur Tinggi Badan, Tinggi Badan, Kurva pertumbuhan, Pertumbuhan, 1000 Hari Pertama Kehidupan, Tumbuh Kembang

Setiap orang tua tentu berharap anak tumbuh sehat dan berkembang optimal, salah satunya dengan mencapai tinggi badan yang ideal. Pertumbuhan tinggi badan anak bukan hanya dipengaruhi oleh faktor genetik saja, tetapi juga oleh faktor nutrisi, kesehatan, dan lingkungan. Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah tinggi badan anak sudah sesuai dengan standar pertumbuhan?

Pentingnya Pertumbuhan Tinggi Badan

Tinggi badan anak bukanlah sekadar ukuran tubuh, melainkan cerminan kesehatan dan perkembangan anak jangka panjang. Pertumbuhan tinggi badan yang optimal menunjukkan bahwa anak mendapatkan nutrisi yang cukup, hormon pertumbuhan bekerja dengan baik, dan tidak ada gangguan kesehatan yang menghambat pertumbuhannya. Selain itu, tinggi badan yang sesuai dengan usia juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri anak saat berinteraksi dengan teman sebaya.

Masa pertumbuhan panjang atau tinggi badan tercepat seorang anak terjadi dua kali dalam kehidupannya, yaitu pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), yang dinilai sejak awal kehamilan hingga usia 2 tahun dan pada saat dia memasuki usia pubertas.

Pada masa 1000 HPK, juga terjadi pembentukan otak dan organ penting lainnya. Pada masa ini, selain mengukur panjang atau tinggi badan, anak juga harus diukur lingkar kepalanya secara berkala. Potensi tinggi badan dan pertumbuhan otak janin, bayi atau anak sangat bergantung kepada kecukupan nutrisi yang didapat selama masa ini. Adanya gangguan pertumbuhan yang tidak terdeteksi dan tidak diintervensi menyebabkan efek jangka panjang yang dapat menurunkan kualitas hidupnya [1].

Maka dari itu, pemenuhan nutrisi yang diimbangi dengan pemantauan pertumbuhan anak secara teratur sangat penting dilakukan karena dapat menjadi indikasi kondisi kesehatan dan gizi anak [2],

Tinggi Badan Anak yang Ideal Menurut Usia

tinggi badan anak.jpg

Sebenarnya, tidak pernah ada patokan tunggal yang dapat menentukan berapa tinggi badan anak seharusnya. Hal ini karena tinggi badan ideal suatu populasi atau suatu kelompok masyarakat, bersifat dinamis. Tinggi badan yang dikatakan ‘normal’ oleh kakek-nenek kita, mungkin dianggap terlalu pendek oleh anak-cucu kita. Hal ini karena ada fenomena yang disebut sebagai secular trend in growth. Bahkan, bangsa yang dianggap tertinggi di dunia pun, bangsa Belanda, masih naik terus tinggi badannya setiap ganti generasi.

Jadi, kapan anak dianggap terlalu pendek (atau terlalu tinggi)? Para ahli mengadopsi konsep statistik untuk menjawab pertanyaan ini. Bila kita mengukur tinggi badan suatu kelompok masyarakat (sekelompok manusia atau anak), kita akan menganggap manusia atau anak tersebut terlalu pendek apabila dia berada pada posisi 2,5% terpendek dibandingkan yang lain, dan sebagai terlalu tinggi bila dia berada pada 2,5% tertinggi. Mereka yang berada pada 95% di tengah-lah yang dianggap sebagai mempunyai tinggi badan normal. Dalam ilmu statistik, batas 2,5% terpendek ini ada pada garis -2 pada grafik, sedangkan 2,5% tertinggi ada pada garis 2 (atau +2) pada grafik. Lihat gambar grafik pertumbuhan berikut.

Pertanyaan berikutnya, kepada kelompok masyarakat yang mana tinggi badan anak kita akan dibandingkan?

Kebanyakan negara maju mempunyai grafik pertumbuhan untuk menilai tinggi badan anak-anak di negaranya. Amerika Serikat, China, Jepang dan semua negara Eropa mempunyai grafik pertumbuhan nasionalnya. Membuat grafik pertumbuhan tidak murah karena harus mengukur cukup banyak anak dalam berbagai usia dan dari kedua jenis kelamin sehingga hanya beberapa negara yang cukup kaya seperti Singapura, Korea, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab yang juga mempunyai grafik pertumbuhan nasionalnya sendiri.

Sejak sekitar tahun 2007, Indonesia memutuskan untuk menggunakan grafik pertumbuhan standar yang dikembangkan oleh WHO, yaitu WHO Child Growth Standards 2006. Grafik ini memperlihatkan rentang tinggi badan yang normal untuk anak berdasarkan usia dan jenis kelamin.

WHO Child Growth Standards 2006 adalah standar pertumbuhan anak yang dikembangkan oleh WHO dari hasil pengukuran anak-anak di 6 negara: Amerika Serikat, Norwegia, Brazil, Oman, Ghana dan India. Pada saat dibuat, grafik ini diharapkan dapat menjadi standar bagaimana seharusnya seorang anak tumbuh. Namun, karena adanya secular trend in growth, grafik yang dibuat hampir 20 tahun yang lalu ini dianggap terlalu pendek untuk menilai tinggi badan anak-anak di kebanyakan negara Eropa dan Amerika.

Sampai saat ini, karena belum mempunyai grafik pertumbuhan nasional yang disepakati oleh semua pihak, Indonesia masih menggunakan WHO Child Growth Standards 2006. Grafik ini diadopsi untuk digunakan pada buku KIA yang digunakan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan balita di Indonesia. Meskipun tidak sepenuhnya ideal, dengan grafik pertumbuhan ini diharapkan dokter dan MomDad dapat melihat apakah pertumbuhan anak sesuai dengan usianya. Dengan pemantauan rutin menggunakan grafik ini, MomDad dapat mendeteksi dini jika ada masalah pertumbuhan dan dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. Lantas apakah tinggi badan si Kecil sudah ideal? Yuk, simak grafik di bawah ini!

Grafik Kurva Panjang Badan/ Tinggi Badan Anak Perempuan Berdasarkan Usia 0-5 Tahun [3]

Screenshot 2024-08-26 at 09.21.25.png

Grafik Kurva Panjang Badan/ Tinggi Badan Anak Laki-Laki Berdasarkan Usia 0-5 Tahun [3]

Screenshot 2024-08-26 at 09.21.38.png

Perlu MomDad ketahui, panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun, tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri. Untuk dapat menginterpretasikan angka tersebut, MomDad bisa mengacu pada penjelasan berikut [4]:

  1. Panjang atau tinggi badan anak di atas garis 3. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh terlalu tinggi. Hal ini sangat mungkin tidak normal, kecuali apabila MomDad juga mempunyai tinggi badan yang sangat tinggi, lebih tinggi daripada kebanyakan orang di dunia. Anak yang tumbuh terlalu cepat berisiko berhenti tumbuh lebih cepat sehingga berisiko mempunyai tinggi badan dewasa yang justru lebih pendek Yang harus diwaspadai pada anak yang terlalu tinggi adalah kemungkinan terjadinya pubertas dini. Mengacu pada konsep statistik yang sekilas disampaikan di atas, tinggi badan di atas 3 yang ‘normal’ mungkin hanya terjadi pada 0,5% anak.
  2. Panjang atau tinggi badan anak di atas 2. Panjang atau tinggi badan di atas garis 2 yang normal, mungkin terjadi pada sekitar 2,5% anak. Hal ini pada umumnya terjadi pada anak yang mempunyai MomDad yang mempunyai tinggi badan yang relatif tinggi juga. Seperti pada kelompok yang terlalu tinggi di atas, MomDad harus waspada kemungkinan terjadinya pubertas dini apabila tinggi badan anak pada kurva cenderung naik terus.
  3. Panjang atau tinggi badan anak antara -2 dan 2. Ini adalah tinggi badan yang secara statistik dianggap normal. Panjang atau tinggi badan ini diharapkan terjadi pada 95% masyarakat.
  4. Panjang atau tinggi badan anak di bawah -2. Anak yang mempunyai panjang atau tinggi badan di bawah -2 dianggap berperawakan pendek. Ada banyak penyebab perawakan pendek, seperti misalnya berat badan lahir yang terlalu kecil, berpenyakit kronis, tidak mendapatkan asupan zat gizi yang cukup, dan berbagai kelainan hormon atau genetik. Namun MomDad juga perlu tahu bahwa tinggi badan yang pendek ini mungkin hanyalah variasi normal, seperti misalnya karena MomDad juga relatif pendek atau kecepatan pertumbuhan yang relatif lambat. Constitutional delay of growth terjadi pada anak yang mengalami kecepatan tumbuh yang lambat tetapi nantinya akan berhenti tumbuh pada usia yang lebih tua sehingga dia akan mencapai tinggi dewasa yang tidak pendek. Anak-anak yang mengalami hal ini biasanya mempunyai orang tua yang juga mengalami hal ini dahulunya.

Begitu rumitnya interpretasi hasil pengukuran tinggi badan sehingga apabila MomDad ragu-ragu apakah tinggi badan si Kecil masih dapat dianggap normal, segera berkonsultasilah kepada dokter.

Cara Mengoptimalkan Pertumbuhan Anak

tinggi badan anak-2.jpg

Untuk membantu anak mencapai tinggi badan yang optimal, MomDad dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

  1. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan frekuensi yang disarankan [1]. Panjang atau tinggi badan sebaiknya diukur dengan frekuensi sebagai berikut, kecuali bila ada masalah sehingga dokter meminta diukur lebih sering.
  • Setiap bulan sampai usia 1 tahun
  • Setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun
  • Setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun 1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya

Hasil pengukuran berkala ini sangat penting untuk membuat diagnosis kemungkinan penyebab masalah pertumbuhan bila suatu saat memang ditemukan masalah. Jangan lupa, hasil pengukuran berkala harus ditulis pada grafik pertumbuhan sehingga segera dapat diinterpretasikan apakah pertumbuhan anak masih normal.

2. Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi dan zat kekebalan yang dibutuhkan bayi. Pada bayi usia kurang dari 3 bulan, perlambatan pertumbuhan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh proses menyusui yang kurang tepat [5].

3. Pemberian MPASI saat anak berusia 6-24 bulan dengan tahapan tekstur sesuai usia dan adekuat, yaitu harus memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien agar pertumbuhannya optimal [6].

4. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi pertumbuhan anak-anak, terutama karena hormon pertumbuhan diproduksi secara optimal saat tidur malam. Anak-anak usia sekolah membutuhkan sekitar 9-11 jam tidur setiap malam untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Kurang tidur dapat menghambat produksi hormon pertumbuhan, sehingga berpotensi mengganggu proses pertumbuhan anak secara keseluruhan. Pastikan anak-anak mendapatkan tidur yang cukup agar mereka dapat mencapai potensi pertumbuhan maksimal mereka​ [7].

5. Lengkapi jadwal imunisasi sesuai usia, terutama imunisasi dasar. Penelitian menunjukkan bahwa imunisasi berperan penting dalam mendukung pertumbuhan yang baik pada bayi. Bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap cenderung tumbuh lebih sehat karena terlindungi dari penyakit berbahaya. Sebaliknya, bayi yang tidak diimunisasi lebih rentan terhadap infeksi tertentu, yang dapat berdampak negatif pada status gizi dan pertumbuhannya. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh yang kuat dan terjaga memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan optimal pada bayi [8].

Memantau pertumbuhan tinggi badan anak secara teratur dan memberikan dukungan yang tepat sangat penting untuk memastikan mereka tumbuh sehat. Dengan perhatian yang baik pada nutrisi, tidur, dan imunisasi, MomDad dapat membantu anak mencapai potensi pertumbuhan optimal mereka. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, ya!

CTA-Artikel.png

Ingin si Kecil tumbuh sehat dan optimal? Yuk, bantu lengkapi vaksinasinya dengan melakukan booking vaksin di PrimaKu! Pastikan si Kecil mendapat perlindungan terbaik dengan vaksinasi sesuai usia dan kebutuhannya. Psst, untuk setiap booking yang dilakukan di semua klinik partner PrimaKu, MomDad bisa mendapatkan produk nutrisi gratis untuk mendukung pertumbuhan si Kecil, lho! Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini dan siapkan masa depan sehat untuk si Kecil.

Artikel ini telah divalidasi oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Referensi:

1. IDAI. 2016. Pentingnya Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Bagian 1) https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-memantau-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-bagian-1

2. UNICEF. 2017. Data to Transform Government Health Programs https://www.unicef.org/innovation/stories/height-length-measurement-to-transform-health-programs

3. WHO. 2024. Weight-for-length/height

https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-length-height

4. Anak Indonesia Sehat. Kurva Pertumbuhan WHO

https://anakindonesiasehat.com/pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who/

5. IDAI. 2013. ASI Sebagai Pencegah Malnutrisi pada Bayi

 https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegah-malnutrisi-pada-bayi

6. IDAI. 2018. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI)

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi

7. National Library of Medicine. 2023. Complex relationship between growth hormone and sleep in children: insights, discrepancies, and implications

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10847528/

8. Research Gate. 2020. HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI (0-1 TAHUN)

https://www.researchgate.net/publication/343159060_HUBUNGAN_PEMBERIAN_IMUNISASI_DASAR_DENGAN_TUMBUH_KEMBANG_BAYI_0-1_TAHUN


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: