Ini yang Terjadi jika Orang Tua sering Marah ke Anak
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Parenting Lifestyle, Parenting
Kesabaran orang tua diuji dari tingkah atau perilaku anaknya. Terkadang, MomDad mungkin ‘kelepasan’ dan berakhir memarahi si Kecil. Tanpa disadari, memarahi anak bisa memberikan dampak negatif terhadap mentalnya. Menurut psikolog anak, Samanta Elsener, biasanya saat orang tua marah, anak akan merasa jadi takut sama orang tuanya. Tak hanya sampai di situ saja. Ternyata, ada perilaku yang dikembangkan dari rasa takut itu sendiri. “Jadi, misalkan anak berbohong. Sebenarnya ia merasa ‘kalau aku berkata jujur, toh aku dimarahin. Jadi untuk menyelamatkan diriku, lebih baik aku bohong aja. Toh, kalo aku bohong, belum tentu orang tuaku akan tahu.’ Kita sepakat bahwa anak-anak adalah peniru yang ulung. Jadi, saat kita marah ke anak, ia juga bisa meniru sikap agresif kita pada saat marah. Tapi, munculnya bukan di kita bisa ke temannya, saudaranya, atau bahkan ke anak yang tidak dikenal,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati jika memarahi anak. Semakin kita keras ke anak, anak juga akan bisa semakin keras hatinya. Efeknya, anak akan semakin susah dinasehati dengan cara apapun. Alhasil, perilakunya jadi di luar kontrol.
Dalam jangka panjang, sering memarahi anak akan berdampak pada pembentukan self esteem negatif, seperti cemas, clingy, walaupun anak berprestasi atau bisa jadi cenderung selalu ingin sempurna dan menunjukkan power nya.
“Ketika kita sebagai orang tua gampang marah ke anak, berarti kita yang perlu belajar untuk meregulasi emosi agar kita bisa marah ke anak dengan cara yang lebih tepat,” pesannya.
Referensi: Tiktok Samantaa Elsener https://www.tiktok.com/@samanta.elsener/video/7211454483547573506?_r=1&_t=8fGN1FpDoAb