
Catat, Ini 5 Tips Mengatur Keuangan Saat Baru Punya Anak
20 Mar 2022

Author: Tim PrimaKu
24 Okt 2025
Topik: GTM, Gerakan Tutup Mulut, Kesalahan parenting, MPASI Anak
Momen saat anak tiba-tiba menolak makan alias gerakan tutup mulut (GTM) bisa bikin stres banyak orang tua. Wajar kalau MomDad khawatir, apalagi kalau berat badan si Kecil mulai menurun. Tapi, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang justru memperburuk situasi. Berikut lima kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua saat menghadapi anak GTM dan bagaimana sebaiknya mengatasinya.
1. Memaksa Anak untuk Menghabiskan Makanan
Banyak orang tua berpikir bahwa anak harus menghabiskan semua makanan di piring supaya tidak mubazir. Tapi, memaksa anak makan justru berdampak buruk dalam jangka panjang. Anak yang sering dipaksa makan bisa kehilangan kemampuan alami tubuhnya untuk mengenali rasa lapar dan kenyang. Akibatnya, mereka cenderung makan berlebihan dan berisiko mengalami obesitas.
Tips: Perhatikan tanda lapar dan kenyang anak. Wajar kalau suatu hari anak makan banyak, lalu keesokan harinya makannya sedikit. Kalau anak belum menghabiskan makanan, tak perlu dipaksa. Sisa makanan bisa disimpan dan ditawarkan kembali nanti ketika ia lapar.
2. Menyuap Anak dengan Imbalan Makanan
“Kalau habis makannya, nanti dapat cokelat, ya!” Pernah, kan, MomDad pakai kalimat ini?
Memberi hadiah makanan agar anak mau makan terlihat efektif sesaat, tapi justru membentuk kebiasaan yang tidak sehat. Anak jadi belajar bahwa makan adalah tugas yang harus “dibayar”, bukan kebutuhan tubuh. Selain itu, mereka bisa jadi terlalu suka makanan manis atau junk food sejak dini.
Tips: Hindari menggunakan makanan sebagai hadiah. Ganti dengan pujian atau pelukan hangat. Fokus pada pengalaman makan yang menyenangkan, bukan pada hadiah setelahnya.
3. Terlalu Mengatur Porsi dan Jenis Makanan Anak
Banyak orang tua tanpa sadar ikut campur terlalu banyak dalam urusan makan anak, mulai dari “Ayo, suap dua sendok lagi” sampai “Kalau nggak habis, nggak boleh main!”. Menurut American Academy of Pediatrics, 85% orang tua cenderung mengontrol asupan makan anaknya. Padahal, anak secara alami bisa mengatur seberapa banyak mereka butuh makan.
Tips: Coba terapkan prinsip Division of Responsibility dari Satter. Orang tua menentukan apa, kapan, dan di mana anak makan, sementara anak memutuskan berapa banyak ia mau makan atau bahkan memilih untuk tidak makan sama sekali. Pendekatan ini membantu anak belajar mendengarkan tubuhnya sendiri dan menjadikan waktu makan lebih tenang.
4. Memberi Gadget agar Anak Mau Makan
Biar anak mau makan, banyak orang tua akhirnya memberikan ponsel atau tablet saat makan. Padahal, kebiasaan ini bisa mengganggu kesehatan pencernaan dan kebiasaan makan anak. Anak yang makan sambil menatap layar cenderung tidak fokus pada rasa lapar dan kenyang, sehingga bisa makan berlebihan atau justru kurang. Selain itu, makan dengan gadget membuat anak kehilangan momen penting untuk belajar menikmati makanan dan berinteraksi dengan keluarga.
Tips: Ciptakan suasana makan yang menyenangkan tanpa distraksi. Ajak anak bicara tentang rasa atau warna makanan, nyalakan musik lembut, atau makan bersama keluarga agar waktu makan terasa positif.
5. Memberikan Porsi Makan Terlalu Banyak
Orang tua sering lupa bahwa anak memiliki ukuran lambung yang jauh lebih kecil dibanding orang dewasa. Menyajikan makanan dalam porsi besar justru bisa membuat anak merasa kewalahan dan kehilangan selera makan.
Anak usia balita sebenarnya hanya membutuhkan makanan dalam porsi kecil tapi padat gizi, bukan banyak tapi kosong nutrisi. Idealnya, anak butuh tiga kali makan utama dan dua kali camilan sehat setiap hari. Selama pola ini terpenuhi dan anak tampak aktif tanpa tanda lapar berlebih, MomDad tak perlu khawatir.
Tips: Coba pisahkan makanan di piring anak menjadi beberapa bagian kecil. Sajikan dua porsi kecil daripada satu porsi besar. Selain lebih mudah dihabiskan, anak juga tidak merasa tertekan oleh tampilan makanan yang terlalu banyak.
Menghadapi anak GTM memang butuh kesabaran ekstra. Ingat, kunci utama bukan memaksa anak makan lebih banyak, tapi membantu mereka mengenal rasa lapar, kenyang, dan belajar menikmati makanan dengan nyaman. Dengan pendekatan yang penuh empati dan konsisten, waktu makan bisa kembali jadi momen menyenangkan untuk seluruh keluarga.
Referensi:

20 Mar 2022

5 Apr 2022

12 Apr 2022

16 Apr 2022