Anak Terlanjur Salah Tekstur MPASI, Harus Gimana?
Author: Annasya
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: MPASI, Tekstur MPASI
Pemberian MPASI yang kurang tepat bisa dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya salah tekstur. Tekstur MPASI dibagi mulai dari bubur halus dan bubur kasar. Kedua tekstur ini diperkenalkan bertahap, dari halus menjadi semakin kasar, pada rentang usia 6-9 bulan. Nasi tim dan makanan yang dicincang halus (minced) atau dicincang kasar (chopped) secara bertahap dapat diberikan pada usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan anak diharapkan telah mampu menerima makanan keluarga seperti nasi dengan lauk yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor anak.
Lantas, gimana kalau terlanjur salah tekstur MPASI?
Dampak Bayi Salah Tekstur MPASI
Kesalahan tekstur pada pemberian MPASI dapat merujuk pada 2 kemungkinan, yaitu terlalu encer/ lembut atau terlalu kasar/ kental. Pemberian MPASI sesuai dengan tekstur yang dianjurkan penting karena mempertimbangkan kesiapan oromotor bayi dalam mengolah tekstur makanan.
Periode usia 6-9 bulan adalah periode emas memperkenalkan berbagai makanan baru. Pada periode ini anak terbuka dan penasaran terhadap berbagai makanan, bahkan terkadang semua benda pun ikut masuk mulut. Oleh karena itu, pada periode ini MomDad harus bisa mengenali sinyal bayi untuk memenuhi rasa penasaran bayi terhadap makanan baru. Di samping itu, periode ini adalah periode belajar sehingga dibutuhkan stimulasi tekstur MPASI agar kemampuan oromotor semakin terasah. Anak yang terus diberi makanan halus cenderung susah makan atau menolak makanan baru di atas usia 1 tahun. Apabila tekstur yang diberikan terlalu kental atau kasar maka anak akan sering gagging karena kesulitan mengolah tekstur tersebut. Gagging yang berlebihan dapat mengganggu mood anak saat belajar makan.
Tips saat Anak Salah Tekstur MPASI
Pada prinsipnya, tekstur MPASI yang diberikan harus disesuaikan dengan keterampilan oromotor anak. Tekstur MPASI dibagi mulai dari bubur halus (biasanya diblender atau disaring) dan bubur kasar (tanpa disaring atau diblender, dan dengan jumlah air yang lebih sedikit). Kedua tekstur ini diperkenalkan bertahap, dari halus menjadi semakin kasar, pada rentang usia 6-9 bulan.
Pada usia sekitar 7-8 bulan bayi juga bisa mulai diperkenalkan dengan tekstur finger food atau makanan yang bisa dia genggam sendiri. Makanan ini bisa digenggam oleh bayi tetapi harus bisa segera menjadi lembek ketika terkena air ludah sehingga tidak menimbulkan risiko tersedak, karena pada usia ini sangat mungkin bayi belum mampu mengunyah dengan baik.
Nasi tim (bentuk semakin menyerupai nasi lembek) dan makanan yang dicincang halus (minced) atau dicincang kasar (chopped) secara bertahap dapat diberikan pada usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan anak diharapkan telah mampu menerima makanan keluarga seperti nasi dengan lauk yang dipotong kecil-kecil sesuai dengan kemampuan oromotor anak.
Jika si Kecil sudah terlanjur terlambat mengenal tekstur dan masih mengkonsumsi makanan lembek, misalnya pada usia di atas 1 tahun, harus dilakukan transisi secara bertahap, meskipun hal ini tidak selalu mudah. MomDad dapat memulai dengan memperkenalkan tekstur yang lebih padat pada 1-2 suapan pertama. Kemudian, jika anak mau menerima tekstur tersebut, dapat dilanjutkan dengan mengkonsumsi tekstur yang lebih padat tersebut. Durasi transisi ini harus disesuaikan dengan penerimaan anak.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan pernah memaksa anak untuk makan karena akan menimbulkan trauma makan yang di kemudian hari akan berisiko mempersulit praktik pemberian makan pada anak.
Sumber foto: Freepik