Apa sih Bedanya Stunting, Underweight & Wasting?
Author: Ammy Marcinda
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Stunting, Underweight, Wasting, Diari Nutrisi
Dalam tumbuh kembang anak, ada berbagai istilah yang perlu diketahui MomDad. Selain stunting yang kerap diulas dan jadi perhatian pemerintah, masih ada kondisi lain seperti underweight dan wasting. Nah, agar MomDad tidak keliru dan bisa mengoptimalkan tumbuh kembang buah hati, tak ada salahnya untuk mengetahui lebih dalam tentang tiga istilah tersebut melalui artikel di bawah ini!
Mengenal underweight, stunting, dan wasting
Underweight adalah kondisi angka berat badan anak di bawah rata-rata atau normal. Umumnya masalah kurang berat badan ini terjadi karena kurangnya asupan gizi serta masalah kondisi kesehatan atau adanya penyakit medis tertentu. Kondisi kurang berat badan bisa mempengaruhi pertumbuhan lain pada anak, baik tulang, rambut maupun kulit.
Sedangkan, istilah stunting adalah pendek atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi berkepanjangan atau infeksi berulang di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Umumnya stunting ditandai dengan kondisi perawakan pendek di bawah rata-rata tinggi normal anak.
Wasting adalah gizi kurang atau gizi buruk, yaitu proporsi berat badan anak terhadap tinggi badannya sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal. Dalam kondisi wasting perawakan anak akan tampak kurus atau sangat kurus karena berat badan tidak sepadan dengan tinggi badan.
Ciri-ciri underweight, stunting, dan wasting
Ciri-ciri ketiga kondisi ini sering kali tumpang tindih. Anak dapat mengalami underweight karena dia kurus (tinggi-kurus), atau dapat mengalami underweight karena dia pendek (pendek tetapi tidak kurus), atau karena keduanya (pendek dan kurus). Urutan proses perjalanan status gizi anak sampai pada posisi status gizinya saat ini sangat menentukan kemungkinan penyebab masalah.
Misalnya, seorang anak yang mengalami underweight mula-mula dapat tampak kurus, tapi jika kondisi berat badan tidak naik tersebut sudah berlangsung lama dan sudah memengaruhi tinggi badannya (sudah stunting), maka anak tersebut dapat tampak “normal” bahkan “gemuk” untuk tinggi badannya. Pada saat sekarang, ketika diukur dan datanya dimasukkan ke dalam kurva, tampak bahwa ia mengalami underweight, stunted, namun secara proporsi masih baik atau bahkan gemuk.
Seorang anak dengan wasting (gizi kurang) biasanya tampak kurus dibandingkan anak-anak seusianya, tapi jika kondisi ini berlangsung lama dan sudah memengaruhi tinggi badannya seperti contoh di atas, maka anak yang tadinya “kurus” juga dapat berangsur-angsur terlihat “normal”.
Kemungkinan yang lain, anak mengalami underweight tapi tidak pernah kurus. Sejak awal, dia mengalami underweight karena pendek. Parameter berat badan terhadap panjang atau tinggi badannya (BB atau TB) selalu normal, hanya parameter panjang atau tinggi badan terhadap usianya (TB atau U) saja yang tidak bertambah dengan baik. Kondisi ini perlu dipikirkan sebagai akibat dari kondisi yang tidak berkaitan dengan malnutrisi.
Oleh karena itu, penting ditekankan bagi orang tua untuk tidak hanya melihat dari satu parameter saja tetapi perlu melihat setidaknya tiga parameter pertumbuhan, yaitu parameter berat badan terhadap usia (BB atau U), TB atau U, dan BB atau TB yang dinilai secara berkala.
Terakhir, penting diingat oleh orang tua, kurva pertumbuhan yang dipakai oleh anak pada umumnya tidak selalu dapat dipakai oleh anak dengan kelainan khusus. Ada kurva pertumbuhan khusus untuk penyandang sindrom Down, sindrom Turner, Achondroplasia dan berbagai kondisi khusus lainnya.
Referensi:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.