Meta PixelBagaimana Cara Menerapkan Responsive Feeding sejak MPASI Pertama?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Bagaimana Cara Menerapkan Responsive Feeding sejak MPASI Pertama?

Author: Tim PrimaKu

29 Okt 2025

Topik: Responsive Feeding, Panduan MPASI, 6-12 Bulan, 6-12 bulan ke atas

Momen makan sering kali jadi tantangan tersendiri bagi orang tua baru. Bayi belum bisa mengungkapkan rasa lapar atau kenyangnya dengan kata-kata, tapi mereka punya cara tersendiri untuk memberi tahu apa yang dibutuhkan. Tugas orang tua adalah mengenali dan merespons tanda-tanda tersebut dengan cepat, hangat, dan konsisten, inilah yang disebut dengan responsive feeding.

Membentuk Kebiasaan Makan Sehat Seumur Hidup

Praktik responsive feeding sejak dini membantu anak membangun kebiasaan makan sehat yang akan terbawa hingga dewasa. Anak belajar mengenali sinyal tubuhnya, kapan lapar, kapan kenyang, dan tumbuh dengan kemampuan untuk makan sesuai kebutuhan, bukan karena paksaan. Selain itu, responsive feeding juga membantu anak:

  • Mengenali dan mempercayai rasa lapar serta kenyang dari tubuhnya sendiri.
  • Mengungkapkan kebutuhannya dengan lebih jelas.
  • Makan saat lapar dan berhenti saat kenyang tanpa tekanan dari luar.

Cara Menerapkan Responsive Feeding pada Anak

Untuk menerapkan responsive feeding sejak MPASI pertama, MomDad perlu mengenal dan melakukan cara-cara berikut:

1. Kenali tanda lapar dan kenyang anak.

Bayi perlu makan saat lapar, tapi tidak seharusnya dipaksa makan lebih dari yang dibutuhkan. Perhatikan tanda-tanda berikut:

  • Tanda bayi lapar:
  • Membuka dan menutup mulut, membawa tangan ke mulut, atau memasukkan benda ke mulut.
  • Mengeluarkan suara seperti mengisap.
  • Menyentuh atau mengusap perut.
  • Melakukan gerakan mencari sumber makanan (rooting).

Tanda bayi kenyang:

  • Mulai dan berhenti makan berkali-kali.
  • Makan melambat atau tertidur saat menyusu.
  • Menutup mulut atau memalingkan wajah dari makanan.
  • Mendorong makanan, meludahkannya, atau tidak tertarik lagi.

Perlu diingat, bayi menangis tidak selalu karena lapar. Mereka bisa menangis karena lelah, tidak nyaman, tumbuh gigi, atau kedinginan. Biasanya, bayi yang lapar menunjukkan tanda lain sebelum menangis.

2. Merespons dengan Tepat dan Hangat

Ketika bayi menunjukkan tanda lapar atau kenyang, berikan respons segera dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Yang sebaiknya dilakukan:

  • Mulai memberi makan ketika bayi menunjukkan tanda lapar.
  • Pastikan suasana nyaman tanpa distraksi (matikan TV, jauhkan ponsel).
  • Lakukan kontak mata dan sentuhan untuk memperkuat ikatan selama makan.
  • Biarkan bayi berhenti makan saat sudah kenyang.

Yang sebaiknya dihindari:

  • Mengabaikan tanda-tanda bayi.
  • Memaksa anak makan saat sudah kenyang.
  • Memberikan makanan hanya untuk menenangkan tangisan tanpa tanda lapar lainnya.

Selain itu, buat rutinitas makan yang teratur dan konsisten. Jadwal makan yang dapat diprediksi membantu anak merasa aman, belajar mengatur diri, dan menikmati waktu makan tanpa tekanan.

Responsive feeding bukan hanya tentang memberi makan, tapi juga tentang membangun hubungan emosional yang positif antara MomDad dan si Kecil. Saat orang tua belajar mendengarkan dan menghargai sinyal tubuh anak, si Kecil pun tumbuh dengan rasa percaya diri, kemandirian, dan kebiasaan makan yang sehat.

Referensi: Healthy habits that last a lifetime: How to practice responsive feeding | NIH MedlinePlus Magazine.