Meta PixelBagaimana Ajarkan Anak Toilet Training yang Tepat?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Bagaimana Ajarkan Anak Toilet Training yang Tepat?

Author: Tim PrimaKu

7 Nov 2025

Topik: Toilet Training, Toddler

Toilet training adalah salah satu tahap penting dalam tumbuh kembang anak dan buat banyak orang tua, ini bisa jadi masa penuh tantangan sekaligus kebanggaan. Di masa transisi ini, anak belajar mengenali tubuhnya, memahami sinyal ingin buang air, hingga mulai mandiri tanpa popok. Tapi kapan waktu yang tepat untuk memulainya, serta bagaimana cara terbaik agar prosesnya berjalan lancar tanpa drama? 

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mulai Toilet Training?

Tidak ada usia pasti kapan anak harus mulai toilet training. Yang penting adalah melihat tanda-tanda kesiapan anak, bukan usianya. Sebagian besar anak mulai siap antara usia 2 hingga 3 tahun, tapi ada juga yang bisa lebih awal, sekitar 18 bulan. Proses ini akan berjalan lebih lancar kalau dilakukan saat anak siap secara fisik dan emosional, bukan karena dorongan orang tua.

Tanda-tanda anak siap antara lain:

  • Anak tahu kapan ia ingin atau sedang buang air.
  • Bisa memberi tahu saat popoknya basah atau kotor.
  • Popok tetap kering minimal 2 jam atau setelah tidur siang.
  • Mulai merasa risih dengan popok yang basah.
  • Buang air pada waktu yang teratur.
  • Menunjukkan rasa penasaran saat orang lain ke toilet.
  • Bisa duduk diam beberapa menit dan mengikuti instruksi sederhana.

Waktu terbaik untuk memulai toilet training adalah saat kondisi rumah sedang tenang, tidak banyak perubahan besar seperti pindah rumah atau kelahiran adik baru. 

Mulai dari Pispot atau Langsung Toilet?

Ini tergantung kenyamanan anak. Beberapa anak lebih mudah memulai dengan pispot (potty) karena ukurannya kecil dan bisa dipindahkan ke mana saja. Pispot juga terasa lebih “aman” bagi anak yang baru belajar. Tapi kalau anak sudah penasaran dengan toilet orang dewasa, tidak masalah langsung memulai dari sana.

Kalau memilih toilet, pastikan anak bisa naik dan duduk dengan aman menggunakan bangku kecil (step stool) dan gunakan toilet seat anak agar ia tidak takut jatuh. Posisi kaki yang menapak juga penting agar anak merasa stabil dan rileks saat duduk di toilet.

Langkah-langkah Memulai Toilet Training

Awali dengan menciptakan pengalaman yang positif. Proses ini bukan tentang hasil cepat, tapi tentang melatih kebiasaan baru dengan sabar dan menyenangkan.

  • Berikut beberapa langkah yang bisa MomDad lakukan:
  • Libatkan anak sejak awal. Biarkan ia melihat dan meniru MomDad saat ke toilet, supaya tahu seperti apa prosesnya.
  • Ajarkan kata-kata sederhana. Gunakan istilah seperti “pipis” dan “pup” agar anak mudah memahami.
  • Gunakan pakaian yang mudah dilepas. Hindari baju dengan banyak kancing atau tali supaya anak bisa mandiri.
  • Buat rutinitas. Ajak anak duduk di toilet setiap 2 jam sekali, setelah makan, atau sebelum tidur.
  • Kenali tanda-tanda ingin ke toilet. Misalnya anak menggenggam celana, tampak gelisah, atau berjongkok.
  • Berikan pujian untuk setiap usaha. Duduk di toilet saja sudah langkah besar, jadi jangan lupa beri apresiasi!
  • Ajarkan kebersihan. Bantu anak mengelap area genital dengan benar dan biasakan mencuci tangan setiap selesai ke toilet.

Kalau anak menolak atau belum berhasil, jangan memaksa ya, MomDad. Proses ini butuh waktu dan pengulangan. Tetap sabar dan terus berikan dukungan positif.

Bagaimana saat Waktu Tidur?

Meski anak sudah mulai bisa ke toilet di siang hari, popok masih boleh digunakan saat tidur siang atau malam hari. Kemampuan menahan buang air saat tidur biasanya datang lebih lambat dan berbeda pada tiap anak. MomDad bisa mulai melepas popok malam hari ketika anak sering bangun dalam keadaan kering selama beberapa hari berturut-turut.

Toilet training bukan sekadar mengajarkan anak buang air, tapi juga cara mengenali tubuhnya, membangun disiplin, dan melatih kemandirian sejak dini. Proses ini bisa jadi pengalaman menyenangkan kalau dilakukan dengan sabar, konsisten, dan penuh empati.

Referensi: Toilet training – tips and suggestions | healthdirect