Makan kok diemut sih?
Author:
Topik: bayi, Pra-sekolah
Makan kok diemut sih?
Titis Prawitasari
Dina…kalau makan jangan diemut dong!
Ari ini kalau makan lamaaa banget deh! Abis selalu diemut sih!
Demikian sebagian dari keluhan ibu-ibu yang mempunyai anak balita dan balita. Sebenarnya apa sih yang menjadi penyebab anak mengemut makanannya? Dan bagaimana cara mengatasinya? Nah, mari kita bahas lebih lanjut!
Proses Makan
Makan adalah sebuah proses yang melibatkan dua pihak, yaitu pemberi makan (orangtua atau pengasuh lainnya) dan yang diberi makan (anak). Interaksi dalam proses makan dipengaruhi oleh kondisi kedua belah pihak, baik temperamen, perilaku maupun kebiasaan masing-masing. Selain itu terdapat pengaruh lingkungan yang juga akan ikut memberi nuansa dan hasil yang berbeda. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah adanya orang lain, mainan, televise, gadget yang sering menjadi pengganggu (distraktor) dalam proses makan tersebut. Proses makan juga merupakan proses belajar.
Anak secara bertahap belajar mengenal tekstur, konsistensi, rasa, bau dan jenis makanan sesuai tahapan perkembangannya. Tidak ada aturan baku dalam mengenalkan makanan, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kesiapan makan seorang anak, yang pada awalnya hanya dapat menghisap dan menelan ASI berangsur-angsur mampu mengantarkan makanan padat dengan lidah serta mengunyah dengan rahang dang giginya. Tekstur dimulai dengan halus, konsistensi lunak, tidak terlalu tajam rasanya atau terlalu berbumbu. Setelah usia 1 tahun, anak telah dapat diberikan makanan keluarga dengan lauk-pauk yang masih dicincang/disesuaikan teksturnya.
Mengapa diemut?
Penyebab tersering kebiasaan mengemut makanan terjadi karena kita sering berlama-lama dalam proses makan, karena banyak orangtua terlalu berorientasi untuk menghabiskan target volume/banyaknya makanan. Seringkali terjadi bahwa proses makan berlangsung lebih dari 1 jam.
Penyebab lain yang juga sering terjadi adalah banyaknya pengganggu yang ada di sekeliling anak. Adanya mainan, siaran televisi/video (film maupun lagu atau sekedar iklan), dan kegiatan orang dewasa yang menarik perhatian anak menyebabkan ia “melupakan” kegiatan makan dan berhenti mengunyah makanan.
Satu lagi penyebab mengapa anak sering mengemut makanan adalah karena makanan yang diberikan justru tidak “menantang” untuk dikunyah karena tidak terasa enaknya (mungkin kurang berbumbu, atau hambar) serta bosan dengan makanan yang itu-itu saja.
Bagaimana mengatasinya?
Implementasikan “aturan makan” yang meliputi:
1. Jadwal:
Buatlah jadwal makan yang tetap dan proses makan tidak lebih dari 30 menit
2. Lingkungan:
Bangun suasana makan yang nyaman, netral (tidak ada paksaan), tidak ada distraktor (mainan, games, TV), tidak dibawa jalan-jalan (walaupun tidak selalu harus di “high chair”)
3. Prosedur:
Berikan porsi makan yang sedikit tapi sering, dahulukan padat baru cair, berikan variasi makanan yang beragam, tidak terlalu takut untuk mencobakan makanan baru, tetapi tetap berhati-hati dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan
Kepustakaan
1. Chatoor I. Diagnosis and treatment of feeding disorders in infants, toddlers, and young children. Zero to three: Washington DC, 2009.
2. Bonnin AC. Can Fam Physician. 2006;52:1247-51.
Titis Prawitasari
Jakarta 19 Maret 2017