Anak Sering Flu & Diare? Bisa Jadi karena Kekurangan Vitamin D!

Usia anak yang aktif bermain dan eksplorasi sering membuat mereka lebih rentan sakit. Namun, jika anak sering terkena flu, batuk, atau diare, MomDad perlu waspada, salah satu penyebabnya bisa jadi karena kekurangan vitamin D. [1][2]

Vitamin D bukan cuma penting untuk tulang, tapi juga berperan penting dalam fungsi imun tubuh. Kekurangan vitamin D dapat membuat anak lebih mudah terserang infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan infeksi saluran pencernaan. [3][4]

Gejala Kekurangan Vitamin D pada Anak

Anak yang kekurangan vitamin D sering terlihat lebih mudah sakit, misalnya flu, batuk, pilek, atau diare berulang. Pertumbuhan mereka juga bisa terhambat, bahkan tinggi badan lebih rendah dari standar dan berat badan belum ideal. Anak kadang mengeluhkan nyeri tulang atau otot, terutama di kaki, pinggul, atau punggung. Pada kasus berat, tulang bisa lembek atau mengalami deformitas (rakitis), dan pertumbuhan gigi juga bisa terganggu.

Dampak Kekurangan Vitamin D

Selain tulang, kekurangan vitamin D juga melemahkan sistem imun anak. Anak lebih rentan terkena ISPA dan infeksi pencernaan, sehingga frekuensi sakit meningkat. Jika dibiarkan, Rakitis kronis dan deformitas tulang bisa terjadi, serta risiko patah tulang meningkat.

Vitamin D membantu tubuh menghasilkan antimikroba alami yang menjaga saluran pernapasan tetap sehat. Anak dengan vitamin D cukup lebih jarang mengalami flu, bronkitis, pneumonia, dan gastroenteritis karena sistem imun di usus juga optimal.

Tubuh Anak Butuh Asupan Vitamin D Tambahan

Tubuh anak tidak selalu bisa memproduksi vitamin D cukup dari sinar matahari dan makanan saja, meskipun Indonesia tropis. Faktor seperti pakaian, aktivitas di dalam ruangan, dan penggunaan sunscreen bisa membatasi produksi vitamin D.

• Anak membutuhkan asupan tambahan vitamin D karena paparan sinar matahari sering tidak cukup.
• Makanan sehari-hari biasanya tidak cukup memenuhi kebutuhan harian vitamin D (400–600 IU/hari untuk anak usia 1–18 tahun).

Suplemen vitamin D direkomendasikan bagi anak yang jarang terkena sinar matahari atau berisiko kekurangan, misalnya anak dengan kulit gelap, obesitas, atau lebih banyak bermain di dalam ruangan. [1][2][3]

Cara Mencegah Kekurangan Vitamin D

MomDad bisa membantu anak cukup vitamin D dengan beberapa langkah sederhana:

• Biarkan anak terkena sinar matahari pagi selama 10–15 menit beberapa kali per minggu
• Berikan makanan kaya vitamin D: ikan berlemak, telur, dan susu fortifikasi
• Konsultasikan dengan dokter soal suplemen vitamin D bila perlu

Dengan langkah ini, anak tetap sehat, sistem imun kuat, dan tulang tumbuh optimal.

Referensi

• Holick MF. Vitamin D Deficiency. N Engl J Med. 2007;357:266–281.
• Wagner CL, Greer FR. Prevention of rickets and vitamin D deficiency in infants, children, and adolescents. Pediatrics, 2008.
• IDAI. Pedoman Nutrisi Anak Indonesia. 2023. https://www.idai.or.id
• Martineau AR, et al. Vitamin D supplementation to prevent acute respiratory infections: systematic review and meta-analysis. BMJ, 2017.