Bayi Kuning, Kapan Orang Tua Harus Khawatir?
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Bayi Kuning, Newborn
Orang tua seringkali kurang menyadari bayinya yang baru dilahirkan kuning. Apalagi kalau bayi tersebut anak pertama. Seringkali yang memberitahu kondisi bayinya kuning adalah orang lain, seperti nenek atau kakek, teman orang tua, atau dokter yang memeriksa. Nah, sebenarnya bayi kuning itu berbahaya enggak, sih? Yuk, simak penjelasan dari DR. Dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K) dan Prof. Dr.Badriul Hegar, Sp.A(K),Ph.D selaku dokter spesialis anak berikut!
Bayi kuning, bahaya atau tidak?
Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu kenapa bayi bisa kuning. Kuning pada bayi baru lahir umumnya disebabkan kadar bilirubin meningkat dalam darah bayi. Bilirubin yang meningkat, sehingga menyebabkan warna kuning di mata dan kulit bayi.
Bilirubin terdiri dari bilirubin indirek dan bilirubin direk. Penjumlahan kadar bilirubin indirek dan direk didalam darah disebut bilirubin total.
Pada bayi berusia kurang dari 2 minggu, kuning tersebut biasanya disebabkan peningkatan bilirubin indirek, sedangkan bilirubin direk masih normal. Untuk bayi berusia di bawah 2 minggu, umumnya yang perlu diperhatikan adalah kuning saat bayi berusia sebelum 1 minggu. Dalam beberapa hari kehidupan bayi dapat sangat meningkat kadar bilirubinnya sehingga tampak sangat kuning.
Tindakan yang perlu dilakukan
Dokter anak pada umumnya sudah dapat menduga bayi yang memerlukan pengawasan kadar bilirubin pada 3 hari pertama sewaktu bayi masih dirawat setelah dilahirkan. Kadang-kadang bayi dapat makin kuning setelah bayi dipulangkan dari rumah sakit. Biasanya, dokter akan memeriksa kadar bilirubin bayi dan menentukan apakah diperlukan tindakan khusus atau tidak.
Dokter akan menentukan apakah kuning dalam tahap membahayakan dan apakah sudah memerlukan terapi atau belum. Bila ragu, dokter akan memeriksa kadar bilirubin dalam darah. Hal lain yang perlu diperhatikan di antaranya:
- Apakah bayi mendapat ASI eksklusif atau susu formula atau campuran?
- Apakah bayi minum dengan baik?
- Apakah bayi jadi makin sering tidur terus?
- Apakah berat badannya menurun?
Data tersebut penting disampaikan pada dokter saat ia memeriksa si Kecil. Bila kuning pada bayi berusia kurang dari 2 minggu ini sangat tinggi, kadar bilirubin indirek dapat meracuni otak dan menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Bayi dapat saja kejang dan kesadarannya menurun. Tentu hal ini perlu dicegah sebelum terjadi dengan membawa bayi ke dokter.
Bayi kuning di atas usia 2 minggu
Untuk bayi berusia di atas usia 2 minggu, bila bayi tampak kuning, perhatikan warna buang air besarnya. Apa warna tinja yang keluar atau apakah seperti dempul putih/pucat? Bayi berusia 2 minggu dan tampak masih kuning, perlu diperiksa dokter untuk ditentukan apakah terjadi peningkatan bilirubin direk yang menjadi pertanda adanya gangguan hati.
Bayi yang terdapat kelainan hati perlu diperiksa lebih lanjut, dicari penyebabnya dan diberikan obat-obat untuk mengatasinya. Ada penyakit hati yang perlu segera dikenali yaitu atresia bilier. Gejalanya adalah bayi kuning dan tinjanya berwarna dempul/pucat. Bila menemukan dua keadaan ini, segera bawa si Kecil ke dokter ya, MomDad. Pasalnya bayi atresia bilier perlu dilakukan operasi yang disebut operasi Kasai sebelum usianya 2 bulan. Bila terlambat, umumnya hati sudah rusak berat (sirosis hati), sehingga satu-satunya cara menyelamatkan bayi adalah dengan transplantasi hati.
So, MomDad yang memiliki bayi perlu waspada bila bayinya kuning. Jangan terus menjemur bayi kuning tanpa tahu penyebabnya.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.