Bayi Kuning pada Newborn, Kenali Penyebab & Cara Penanganannya!
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, 0-6 Bulan, Article, Bayi Kuning, Bayi Newborn, Newborn
MomDad, pernahkah melihat tubuh si Kecil terlihat kuning beberapa hari setelah lahir? Kondisi ini biasa disebut dengan jaundice atau bayi kuning. Meski sering bikin panik, sebenarnya bayi kuning adalah hal yang umum terjadi, terutama pada bayi yang baru lahir. Yuk, kita bahas lebih lanjut, apa itu bayi kuning, penyebabnya, dan cara mengatasinya!
Apa itu Bayi Kuning dan Apakah Kondisi Ini Normal?
Bayi kuning terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah si Kecil. Bilirubin ini adalah zat kuning yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Biasanya, hati akan memproses bilirubin ini dan mengeluarkannya dari tubuh, tapi pada bayi baru lahir, terutama yang prematur [1,2], hati mereka masih belum bekerja sempurna. Akibatnya, bilirubin menumpuk di tubuh dan menyebabkan warna kuning pada kulit serta bagian putih mata.
Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi berusia 2-3 hari. Dari 100 bayi sehat, 60 bayi mengalami kuning [3]. Atau sekitar 60% bayi baru lahir cukup bulan bisa mengalami penyakit kuning dan 80% bayi prematur. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes kemungkinan besar bisa mengalami kondisi ini [4].
Jadi, MomDad tidak perlu terlalu khawatir, ya. Pada kebanyakan kasus, penyakit kuning bisa hilang sendiri selama 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2 minggu pada bayi kurang bulan [1], terutama jika kuning yang terjadi adalah ikterus fisiologis, yaitu kuning yang disebabkan oleh organ tubuh bayi yang belum sepenuhnya matang.
Namun, kadar bilirubin yang terlalu tinggi dapat berbahaya jika sampai ke otak. Ini bisa menyebabkan masalah serius seperti kejang, ketulian, atau bahkan retardasi mental bahkan sampai kecacatan permanen atau kernicterus [1,4,5]. Itulah mengapa penting untuk terus memantau kondisinya.
Penyebab dan gejala bayi kuning yang MomDad harus ketahui
- Ikterus fisiologis
Selama beberapa hari pertama kehidupan, bayi tidak dapat membuang banyak bilirubin. Hal ini normal terjadi sebagai respons terhadap berkurangnya kemampuan bayi untuk mengeluarkan bilirubin [4].
Ikterus fisiologis terjadi karena imaturitas sistem tubuh bayi, terutama hati untuk mengekskresikan bilirubin sehingga kadar bilirubin meningkat dan menumpuk di dalam tubuh bayi. Ikterus fisiologis ini umumnya memuncak di usia 3-5 hari pasca kelahiran dan dimulai pada usia 2-3 hari [6].
- Kesulitan menyusui atau breastfeeding jaundice
Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko kuning adalah karena di awal kehidupan kemampuan bayi menyusu masih belum terlalu baik sehingga bayi mengalami breastfeeding jaundice. Breastfeeding jaundice terjadi karena hambatan dalam ekskresi/pembuangan bilirubin melalui feses. Bayi juga sering mengalami dehidrasi pada kuning yang disebabkan oleh hal ini [2,4].
- Breastmilk jaundice
Bayi kondisi kuning yang disebabkan oleh ASI atau breastmilk jaundice. Umumnya, breastmilk jaundice timbul di minggu ketiga usia bayi [1]. Akan tetapi, itu bisa bertahan 3 hingga 12 minggu. Bayi tetap masih bisa diberikan ASI, namun kadar bilirubinnya harus dipantau tenaga kesehatan sehingga apabila terlalu tinggi, dapat dikerjakan fototerapi [4].
Beberapa kondisi medis lain juga dapat meningkatkan proses pecahnya sel darah merah ini misalnya infeksi saat di dalam kandungan juga dapat meningkatkan risiko bayi kuning, prematuritas, genetik, trauma pada saat kelahiran [6].
Kapan Bayi Kuning Harus Dibawa ke Dokter?
MomDad, meskipun kuning sering kali normal, tetap perlu waspada jika kondisinya tidak membaik. Bawa si Kecil ke dokter jika [7]:
- Kulit atau matanya makin kuning.
- Kuningnya meluas hingga perut, lengan, atau kakinya.
- si Kecil tampak lesu, sulit dibangunkan, atau tidak mau menyusu.
- Terjadi perubahan perilaku seperti mudah marah atau menangis berlebihan.
Jika kondisi ini muncul, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan kadar bilirubin untuk memastikan apakah kuningnya masih dalam batas normal atau memerlukan penanganan lebih lanjut.
Apakah Menjemur Efektif Mengobati Bayi Kuning?
Mungkin MomDad juga pernah mendengar jika menjemur si Kecil di bawah sinar matahari pagi dapat cepat menghilangkan kuningnya. Sayangnya, menurut IDAI [7], menjemur bayi bukanlah cara yang efektif untuk mengatasi penyakit kuning. Paparan sinar matahari langsung tidak cukup kuat untuk memecah bilirubin seperti halnya fototerapi. Jadi, lebih baik konsultasikan ke dokter untuk terapi yang lebih tepat, ya, MomDad.
Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi bayi kuning adalah dengan terapi sinar atau fototerapi, yang menggunakan cahaya khusus untuk membantu memecah bilirubin sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh lebih cepat. Terapi ini biasanya dilakukan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter. Menurut penelitian, fototerapi adalah pilihan utama untuk mengobati bayi kuning, terutama jika kadar bilirubinnya berada di atas batas untuk dilakukan fototerapi [8].
Jadi, jika dokter menyarankan fototerapi, MomDad tidak perlu ragu. Ini adalah metode yang aman dan terbukti efektif untuk menurunkan kadar bilirubin si Kecil.
Jika si Kecil Mengalami Bayi Kuning, Bagaimana Cara Mengoptimalkan Kesehatannya?
Selain mengikuti terapi dan anjuran dokter, ada beberapa hal yang bisa MomDad lakukan untuk mendukung kesehatan si Kecil:
- Penuhi kebutuhan ASI-nya, ASI adalah nutrisi terbaik untuk membantu bayi pulih dari kuning.
- Pantau kadar bilirubin sesuai dengan saran dokter. Jika perlu, lakukan fototerapi untuk mempercepat proses penyembuhan sesuai dengan anjuran dokter
- Jaga kesehatan si Kecil dengan pemeriksaan rutin dan memerhatikan tanda-tanda jika kuningnya semakin parah.
Walaupun bayi kuning bisa bikin khawatir, tapi kondisi ini biasanya bisa pulih dengan sendirinya. Yang penting adalah tetap tenang, perhatikan gejala yang muncul, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan penanganan yang tepat, si Kecil akan segera kembali sehat dan siap tumbuh optimal.
Referensi:
- Ogunfowora OB, Daniel OJ. (2006). Neonatal jaundice and its management: Knowledge, attitude and practice of community health workers in Nigeria. BMC Public Health, 6: 19.
- Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion
- Dr. Eveline P.N. Sp.A. Bayi Saya Kuning, Berat Badannya Turun. Apa yang Harus Saya Lakukan? Ikatan Dokter Anak Indonesia. 24 Agustus 2017.
- Hyperbilirubinemia in the Newborn
- Ullah S, Rahman K, Hedayati M. Hyperbilirubinemia in Neonates: Types, Causes, Clinical Examinations, Preventive Measures and Treatments: A Narrative Review Article. Iran J Public Health. 2016 May;45(5):558-68. PMID: 27398328; PMCID: PMC4935699.
- Infant jaundice - Symptoms & causes - Mayo Clinic
- IDAI. 2015. Menjemur Bayi dengan Tepat https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat
- Healthy Children. 2024. Jaundice in Newborns https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/jaundice.aspx