
Asyik, Biaya Imunisasi jadi Lebih Hemat dengan Tips Ini!
31 Jan 2023

Author: Sekar Ayu
5 Des 2025
Topik: Article, > 6 Tahun, Parenthood, DBD, Vaksin DBD, Demam Berdarah
Musim hujan di Indonesia memang membawa kesejukan dan kesegaran, tapi di balik itu, ada ancaman yang kerap datang tanpa disadari: nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus pembawa virus dengue penyebab Demam Berdarah dengue (DBD).
Setiap tahun, penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab utama rawat inap anak di Indonesia. Dan bagi banyak keluarga, dampaknya bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga pada finansial.
Benarkah biaya perawatan DBD bisa mencapai puluhan juta rupiah? Yuk, kita bahas bersama!
DBD: Bukan Sekadar Demam Biasa
Menurut Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2024, tercatat lebih dari 200.000 kasus DBD di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 1.200 kematian [1]. DBD bukan sekadar demam yang bisa sembuh sendiri, melainkan infeksi virus serius yang bisa menyebabkan komplikasi berat, terutama pada anak-anak.
Penyakit ini bisa berkembang cepat. Awalnya mungkin hanya demam, tapi dalam waktu sekitar 4 hari bisa berubah menjadi kondisi yang memerlukan rawat inap intensif, bahkan perawatan di ICU. Dan di sinilah tantangan besar lainnya muncul, yaitu biaya perawatan yang tidak sedikit.
Berapa Sebenarnya Biaya Rawat Inap DBD?
Menurut World Health Organization (WHO), biaya perawatan pasien DBD di rumah sakit bervariasi, mulai dari Rp4,5 juta hingga lebih dari Rp50 juta, tergantung tingkat keparahan dan fasilitas rumah sakit yang digunakan [2,3].
Biaya tersebut mencakup:
Bagi keluarga dengan anak kecil, pengeluaran sebesar ini tentu bukan hal yang mudah. Karena itu, penting bagi MomDad memahami bahwa DBD bukan hanya urusan medis, tetapi juga risiko finansial yang nyata.
Biaya Pencegahan vs Biaya Pengobatan: Mana yang Lebih Rasional?
Mari kita bayangkan dua skenario sederhana.
Skenario 1:
Keluarga melakukan berbagai langkah pencegahan dengue yang terencana dan terjangkau, seperti menjaga kebersihan lingkungan, rutin melakukan PSN 3M Plus, menggunakan perlindungan terhadap gigitan nyamuk, dan, bila sesuai rekomendasi dokter, melakukan vaksinasi dengue. Secara keseluruhan, biaya pencegahan ini dapat disesuaikan dengan kemampuan keluarga, memberikan perlindungan jangka panjang dan mengurangi risiko biaya besar di kemudian hari akibat perawatan DBD.
Skenario 2:
Anak terinfeksi DBD dan harus dirawat di rumah sakit. Biaya rawat inap untuk DBD bisa sangat tinggi, tergantung pada tingkat keparahan dan jenis perawatan yang dibutuhkan, seperti pemeriksaan laboratorium berulang, obat-obatan, cairan infus, serta kemungkinan perawatan intensif di ICU. Selain itu, ada juga biaya non-medis, seperti transportasi dan makan pendamping, yang menambah beban keluarga. Dengan perawatan yang cepat dan tepat, keluarga juga harus mempertimbangkan dampak emosional dan waktu yang hilang selama perawatan.
Dari sisi logika dan finansial, upaya pencegahan jauh lebih bijak. Tidak hanya lebih hemat, tetapi juga menghindarkan keluarga dari beban mental dan kekhawatiran yang timbul ketika penyakit sudah terjadi. Mencegah DBD dengan langkah-langkah seperti vaksinasi, kebersihan lingkungan, dan perlindungan terhadap gigitan nyamuk, memberikan perlindungan yang lebih efektif dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga. Sebaliknya, biaya pengobatan DBD bisa sangat mahal dan penuh risiko, baik dari sisi finansial maupun emosional.
Langkah Pencegahan yang Efektif dan Terjangkau
Mencegah DBD sebenarnya tidak sulit, hanya butuh konsistensi dan kesadaran bersama. Berikut langkah-langkah yang bisa MomDad lakukan mulai hari ini:
1. Lakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M Plus
Langkah klasik ini tetap menjadi kunci utama dalam memberantas nyamuk:
Tambahkan langkah Plus, seperti menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk, seperti serai atau lavender, memeriksa secara rutin tempat-tempat penampungan air di rumah, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di kolam, menggunakan obat anti nyamuk atau lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, melakukan gotong royong secara rutin untuk membersihkan lingkungan, menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada tempat-tempat penyimpanan air yang sulit dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tersumbat agar air tidak menggenang [4].
2. Vaksinasi DBD
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksinasi DBD yang diberikan sesuai jadwal, dapat menurunkan risiko rawat inap dan mengurangi risiko dengue berat [5,6]. Mengacu ke rekomendasi tersebut, MomDad dapat secara rutin memantau jadwal imunisasi dan melakukan vaksinasi tepat waktu untuk memberikan perlindungan optimal.
3. Deteksi Dini Gejala DBD
Jika anak mengalami demam tinggi mendadak, MomDad harus segera waspada. Karena DBD baru berisiko berbahaya pada hari ketiga demam, MomDad dapat membawa anak ke fasilitas kesehatan setelah hari ketiga atau hari keempat demam. Penanganan tepat waktu sangat penting agar kondisi tidak berkembang menjadi DBD berat.
Pencegahan: Investasi Kecil, Berdampak Besar
Setiap Rupiah yang diinvestasikan untuk pencegahan DBD jauh lebih hemat daripada biaya pengobatan di masa depan [7]. Artinya, vaksinasi dan kebersihan lingkungan bukan hanya menjaga kesehatan, tetapi juga melindungi stabilitas keuangan keluarga.
Dengan pencegahan yang konsisten, MomDad tidak hanya menghindari biaya dua digit di rumah sakit, tetapi juga memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dari penyakit berbahaya.
Perlindungan Nyata Dimulai dari Kesadaran
DBD memang bisa diobati, tetapi mencegahnya jauh lebih mudah, murah, dan tenang. Mulai dari kebersihan rumah, vaksinasi sesuai anjuran, hingga kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan. Semua itu adalah bentuk kasih sayang sederhana namun berdampak besar bagi keluarga.
Karena pada akhirnya, mencegah bukan hanya soal kesehatan, tapi juga tentang rasa aman dan keberlanjutan hidup keluarga. Jadi, jangan tunggu sampai terlambat, yuk, mulai pencegahan DBD dari sekarang.
Referensi:
Artikel ini telah divalidasi oleh Prof. dr. Madarina Julia, M.P.H., Ph.D., Sp.A (K), Subsp.End.

31 Jan 2023

2 Jun 2023

19 Apr 2024

7 Agu 2025