Dampak Buruk Menghirup Asap Pembakaran Sampah
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Membakar Sampah, Asap
Belakangan, kasus membakar sampah di lingkungan tempat tinggal marak terjadi. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan, terutama anak-anak. Dalam lingkungan tempat tinggal, anak-anak kerap bermain di luar, sehingga kemungkinan besar mereka menghirup udara kotor akibat pembakaran sampah. Terlebih, asap dari pembakaran sampah bisa tersebar luas karena terbawa angin. MomDad perlu waspada dan tahu nih, dampak buruk menghirup asap pembakaran sampah terhadap kesehatan keluarga, terutama si Kecil, di antaranya:
- Asap dari pembakaran terdiri dari partikel-partikel mikroskopis yang sangat kecil (partikulat), yang jika dihirup, dapat mencapai bagian dalam paru-paru dan tinggal di sana selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Menghirup partikulat meningkatkan risiko infeksi pernapasan, dapat memicu serangan asma, dan menyebabkan masalah lain seperti batuk, mengi, nyeri dada, dan sesak napas.
- Salah satu polutan paling berbahaya yang dilepaskan selama pembakaran sampah adalah dioxin. Dioxin adalah karsinogen yang diketahui dan terkait dengan cacat lahir. Dioxin dapat dihirup secara langsung, atau terendap di tanah, air, dan tanaman di mana ia menjadi bagian dari rantai makanan.
- Pembakaran sampah dapat melepaskan hexachlorobenzene (HCB) ke lingkungan. Senyawa ini adalah toksin yang sangat persisten dan terurai secara lambat di udara. Akibatnya, ia dapat berpindah jarak jauh dalam atmosfer. Ia dapat mengumpul di ikan, hewan laut, burung, lumut, dan hewan yang memakan ikan dan lumut. HCB adalah karsinogen manusia yang mungkin, dan berdasarkan penelitian pada hewan, paparan jangka panjang, tingkat rendah terhadap HCB dapat merusak janin yang sedang berkembang, menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, dan menyebabkan kelelahan serta iritasi kulit.
- Formaldehida dilepaskan saat produk kayu tekan yang direkatkan, cat, pelapis, sampingan, busa urea-formaldehida, dan insulasi serat kaca dibakar. Paparan formaldehida dapat mengakibatkan mata berair, sensasi terbakar di mata dan tenggorokan, mual, kesulitan bernapas (yaitu, batuk, nyeri dada, mengi), dan ruam kulit. Paparan formaldehida yang berkepanjangan dapat menyebabkan kanker.
- Pembakaran plastik, atau polivinil klorida (PVC), dapat menghasilkan gas hidrogen klorida, atau asam klorida, yang dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru dan mungkin ulserasi saluran pernapasan.
- Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran sampah yang tidak lengkap. Karbon monoksida adalah gas tak berwarna dan tidak berbau yang mencegah oksigen diserap oleh darah dan paru-paru. Ini sangat berbahaya ketika dihirup oleh anak-anak dengan paru-paru yang belum matang, orang tua, dan orang-orang dengan kondisi jantung kronis atau penyakit paru-paru.
Penting untuk diingat bahwa membakar sampah di luar ruangan atau tanpa peralatan yang tepat dapat menghasilkan asap yang lebih berbahaya. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, praktik pembuangan sampah yang aman dan ramah lingkungan sebaiknya diutamakan, seperti daur ulang, kompos, atau pengelolaan sampah yang lebih baik.
Referensi:
- Environmental Fact Sheet (2019). Burning of Residential Trash Health & Environmental Risks and Proper Disposal. https://www.des.nh.gov/sites/g/files/ehbemt341/files/documents/2020-01/ard-33.pdf