Bayi Bisa Alami Ketidakcocokan Stimulasi, Apa Tandanya?
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Ketidakcocokkan Stimulasi, Stimulasi
Ada berbagai kegiatan stimulasi yang bisa dilatih pada anak untuk optimalkan tumbuh kembangnya. Jenisnya pun bermacam, ada stimulasi untuk motorik kasar, motorik halus, bicara, hingga sosioemosional. Kegiatan stimulasi ini tentu perlu diterapkan sesuai dengan usia anak. Nah, apa jadinya kalau stimulasi yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan anak?
Pengertian Ketidakcocokkan Stimulasi
Ketidakcocokan stimulasi merupakan stimulasi yang tidak sesuai dengan usia perkembangan bayi. Bayi perlu distimulasi sesuai dengan usia perkembangannya. Misalnya, bayi yang bahkan belum bisa menegakkan kepalanya distimulasi untuk duduk. Kemudian stimulasi yang hanya bersifat satu arah, misalnya memberikan banyak stimulasi melalui gawai. Bayi akan menunjukkan beberapa tanda jika ia mengalami ketidakcocokkan stimulasi, misal menangis tanda tidak nyaman, menolak, rewel, mengepalkan tangan, bergerak tidak terarah, atau memalingkan wajah.
Hubungan antara Ketidakcocokan Stimulasi dengan Emosi Bayi
Dikatakan bahwa bayi yang mengalami stimulasi berlebihan memiliki kadar hormone stress yang relatif tinggi, terutama bila terjadi dalam jangka waktu panjang. Hal tersebut berhubungan dengan potensi masalah perkembangan emosi. Stimulasi seharusnya adalah hal yang menyenangkan bagi bayi. Sebab, pada saat orang tua melakukan stimulasi, ada interaksi yang terbangun antara orang tua dan anak. Bayi yang sudah lebih besar akan distimulasi melalui bermain, dan seharusnya hal tersebut menyenangkan bagi bayi. Orang tua perlu mengamati perilaku bayi selama diberi stimulasi. BIla bayi menunjukkan tanda ketidaknyamanan, sebaiknya stimulasi dihentikan dan diganti dengan stimulasi yang sesuai usianya.
Referensi: Raising Children. Overstimulation: babies and children. 19 Oktober 2023.