Meta PixelAnak Hiperaktif, Normal atau Gejala ADHD?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Anak Hiperaktif, Normal atau Gejala ADHD?

Author: Tim PrimaKu

25 Jul 2025

Topik: ADHD, Hiperaktif, 3 Tahun Ke Atas

Banyak orang tua yang merasa khawatir ketika anak menunjukkan perilaku yang tampak hiperaktif. Salah satu kondisi yang mungkin menjadi penyebabnya adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Namun, apakah anak yang hiperaktif itu normal atau gejala ADHD? Dalam acara webinar bertajuk TAMASYA di KERABAT Seri 6 yang diadakan oleh BKKBN, ahli menjelaskan tanda-tanda, tantangan, dan cara-cara stimulasi yang tepat untuk anak dengan ADHD. Yuk, simak penjelasan selengkapnya melalui artikel ini!


Apa Itu ADHD?

ADHD adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan anak untuk fokus, mengatur impuls, dan mengontrol aktivitas fisiknya. Kadang, gejalanya bisa tampak seperti anak yang nakal atau tidak disiplin. Padahal, ADHD adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian khusus. ADHD ditandai oleh tiga klaster gejala inti, antara lain, intensi (kesulitan mempertahankan perhatian), hiperaktivitas (tingkat aktivitas yang berlebihan), dan impulsivitas (bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi).

Tanda-Tanda Inatensi

Inatensi adalah salah satu pilar utama ADHD dan seringkali menjadi tantangan besar dalam lingkungan belajar anak. Anak dengan tanda intensi mungkin menunjukkan pola perilaku berikut:

  • Sulit mempertahankan perhatian. Anak mungkin hanya bisa fokus pada satu tugas selama 5-10 menit sebelum perhatiannya beralih. Ini bisa terlihat saat mengerjakan pekerjaan rumah, mendengarkan cerita, atau mengikuti pelajaran di kelas.
  • Sering membuat kesalahan atau ceroboh. Meskipun memiliki kemampuan, anak cenderung membuat kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap detail. Mereka mungkin tidak mendengarkan instruksi sepenuhnya atau melewatkan bagian penting dari tugas.
  • Mudah teralihkan. Suara kecil, gerakan di luar jendela, atau pikiran internal dapat dengan mudah mengalihkan perhatian anak dari tugas yang sedang dikerjakan. Ini membuat anak sulit menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan.
  • Sering lupa akan tugas harian. Anak mungkin sering lupa apa yang harus dilakukan selanjutnya, lupa membawa buku atau lupa peralatan sekolah. Ini bukan karena ia tidak peduli, tetapi karena kesulitan dalam memori kerja dan organisasi.
  • Menghindari tugas yang membutuhkan usaha mental berkelanjutan. Anak mungkin menunda atau menghindari tugas seperti membaca panjang, mengerjakan soal matematika yang kompleks, atau menulis esai, karena tugas-tugas tersebut membutuhkan konsentrasi yang lama dan usaha mental yang besar.


Mengenali tanda-tanda ini penting untuk intervensi dini dan strategi penyesuaian yang efektif di rumah maupun sekolah.


Tanda-Tanda Hiperaktivitas

ADHD screenshoot.png

Dalam sesi webinar, Dr. Rosleny Marliani, M.Si., CPP menekankan, “Ciri khas lain dari ADHD ini seringkali paling terlihat menunjukkan pada tingkat aktivitas yang berlebihan dan tidak sesuai dengan usia atau situasi.” Tanda-tandanya dapat berupa:

  • Gelisah dan menggeliat. Anak mungkin sulit duduk tenang di kursi, sering menggeliat, atau menggerakkan kaki dan tangan secara berlebihan. Ia tampak selalu dalam ‘mode aktif.’
  • Sulit duduk tenang. Dalam situasi yang membutuhkan duduk tenang, seperti di kelas, saat makan, atau di pertemuan, anak mungkin sering bangun dari tempat duduk atau berlarian.
  • Berbicara berlebihan. Anak cenderung bicara tanpa henti, bahkan saat tidak ada yang diajak bicara atau saat topik sudah selesai.
  • Merasa selalu digerakkan oleh mesin. Anak dengan hiperaktivitas sering merasa ada dorongan internal untuk terus bergerak, seolah-olah ia memiliki mesin di dalamnya yang terus berjalan. 

Tanda-Tanda Impulsivitas

Impulsivitas merujuk pada kesulitan mengendalikan reaksi atau dorongan, seringkali bertindak tanpa memikirkan konsekuensi, seperti:

  • Sering menyela. Anak mungkin memotong pembicaraan orang lain, menjawab pertanyaan sebelum selesai, atau menginterupsi permainan teman.
  • Sulit menunggu giliran. Dalam permainan, antrean, atau saat berbicara, anak mengalami kesulitan besar untuk bersabar menunggu gilirannya.
  • Menjawab tanpa berpikir. Anak cenderung memberikan jawaban atau bertindak secara spontan tanpa memproses informasi atau mempertimbangkan dampak dari tindakan tersebut.
  • Bertindak berisiko. Dalam beberapa kasus, impulsivitas dapat menyebabkan anak melakukan tindakan yang berisiko tanpa menyadari potensi bahaya.

Penanganan ADHD

Untuk dapat menangani anak dengan ADHD, MomDad disarankan melakukan hal berikut:

  • Langkah pertama untuk menangani anak dengan ADHD adalah diagnosis oleh profesional terlatih, seperti psikolog anak atau dokter anak. Mereka akan melakukan evaluasi komprehensif untuk memastikan ADHD dan menyingkirkan kondisi lain. 
  • Terapi perilaku. Ini adalah intervensi non-farmakologis yang paling direkomendasikan.
  • Pelatihan orang tua. Ini sangat efektif dalam membekali orang tua dengan strategi manajemen perilaku yang positif.
  • Pemberian obat. Dalam beberapa kasus yang gejalanya parah, dokter dapat merekomendasikan obat-obatan stimulan atau non-stimulan.
  • Kolaborasi rumah-sekolah. Komunikasi rutin dan terbuka antara orang tua dan guru sangat penting. Berbagi informasi tentang kemajuan, tantangan, dan strategi yang berhasil di kedua lingkungan akan menciptakan dukungan yang konsisten bagi anak.
  • Terapi tambahan. Tergantung pada kebutuhan spesifik anak, terapi okupasi, terapi wicara, atau konseling juga dapat direkomendasikan untuk mengatasi kesulitan tambahan yang mungkin timbul.


Penting untuk diingat bahwa anak hiperaktif tidak selalu berarti mereka memiliki ADHD. Banyak anak yang aktif dan penuh energi, namun itu adalah bagian dari fase perkembangan normal mereka. ADHD memiliki gejala yang lebih kompleks dan melibatkan kesulitan dalam fokus, pengendalian impuls, serta masalah dalam mengatur perilaku secara konsisten di berbagai situasi. Jika MomDad merasa si Kecil menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan atau mengganggu kesehariannya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli perkembangan anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang tepat, anak dengan ADHD bisa berkembang dengan baik dan meraih potensi penuh mereka.