Anak juga Bisa Ereksi, Kenali Pemicunya!
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Ereksi, Anak
Tak hanya orang dewasa, anak juga dapat mengalami ereksi. Bedanya, ereksi pada anak, khususnya pada bayi dan balita laki-laki, umumnya bukan merupakan tanda dari aktivitas seksual atau hasrat seksual, seperti yang mungkin terjadi pada orang dewasa. Ereksi pada anak-anak pada usia ini lebih cenderung bersifat refleks dan berkaitan dengan respons fisik terhadap rangsangan tertentu. Nah, agar MomDad tidak terlalu khawatir, yuk kenali pemicu ereksi pada anak.
Ereksi pada Anak
Sejak di dalam rahim, bayi laki-laki sudah bisa mengalami ereksi. Normal sekali bayi laki-laki mengalami ereksi saat digantikan popok atau saat mandi. Anak yang lebih besar, mungkin mencoba bereksplorasi dengan memegang penis dan mencoba membuatnya ereksi. Namun, hingga sekitar usia 11 tahun, ereksi yang dialami tidak akan berakhir dengan ejakulasi. Bila ereksi berlangsung lebih dari satu jam, atau disertai ruam atau kemerahan di sekitar penis apalagi nyeri atau demam, segera bawa anak menemui dokter.
Pemicu Ereksi pada Anak
Pada bayi baru lahir, tidak ada alasan spesifik. Bisa saja hanya karena kelamin bayi terpapar udara saat digantikan popok, atau Ketika kandung kemihnya penuh dan bayi ingin buang air kecil. Pada bayi yang lebih besar dan anak, ereksi dapat terjadi karena anak memegang penis. Anak bisa saja memegang penis karena merasa nyaman dan senang. Hal ini merupakan hal yang normal.
Anak perlu diberi tahu bahwa memegang alat kelamin terutama di depan umum bukanlah hal yang wajar dilakukan namun hindari membuat mereka merasa malu atau tidak nyaman dengan kelaminnya. Anak berusia 3-4 tahun dapat diajak bicara mengenai kelamin dan apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan.
Kesimpulannya, ereksi adalah hal yang normal dan tidak berbahaya. Ereksi menandakan bahwa anak sehat termasuk memiliki fungsi alat kelamin yang normal.
Referensi: Everything you wanted to know about little boys and their erections