primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Anak Saya Berperawakan Pendek, Apakah Termasuk Gejala Stunting?

Author: Marisha A

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A

Topik: Stunting, Perawakan Pendek

Gangguan pertumbuhan linier atau tinggi badan tidak mencapai standar menjadi masalah yang banyak ditemukan di negara berkembang. Gangguan ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari etnis, genetik, hormonal, psikososial, nutrisi, penyakit kronik, dan faktor lingkungan lainnya. Gangguan pertumbuhan linier akan berakibat perawakan pendek. Lalu, apakah perawakan pendek bisa disebut sebagai tanda anak mengalami stunting?

Pendek tidak selalu stunting

siblings-checking-height.jpg

Perawakan pendek dapat disebabkan oleh variasi normal atau kondisi patologis, seperti stunting, atau kelainan endokrin. Stunting sendiri menjadi merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban di negara kita. Stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh malnutrisi dan atau penyakit kronik. Perlu diingat, stunting merupakan salah satu penyebab perawakan pendek, tetapi tidak semua perawakan pendek adalah stunting.

Perawakan pendek bisa dikatakan normal, terutama bila orang tua juga memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi. Bagaimana pun, anak akan mewarisi genetik kedua orang tuanya secara alami. Hal ini disebut familial short stature.

Mengukur tinggi badan anak

boy-measured-height-with-blackboard (1).jpg

Untuk menentukan apakah perawakan pendek anak dianggap familial short stature atau tidak, bisa kita ukur dengan Tinggi Potensi Genetik (TPG). TPG adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua. MomDad bisa melakukan pengukuran dengan melihat rumus di bawah ini:

TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 12 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm

TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 12 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm

Angka 12 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan laki-laki dan perempuan dewasa di suatu populasi. Angkanya dapat berbeda di berbagai negara. Di Indonesia, selisihnya 12 cm. Angka 8,5 cm adalah rentang ketidakpastian estimasi TPG ke atas dan ke bawah. 

Setelah mendapatkan nilainya, skor-z tinggi badan anak dibandingkan dengan skor-z dari rentang estimasi TPG. Bila nilai skor-z tinggi badan anak berada di dalam rentang skor-z TPG, maka tinggi anak masih dapat disebut sebagai variasi normal untuk potensi genetiknya. 

Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam menilai tinggi badan anak adalah laju pertumbuhannya. Anak harus diukur pertumbuhannya secara berkala, sehingga setiap masalah yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini.

Jadi, sebelum menentukan apakah anak berperawakan pendek mengalami stunting atau faktor lainnya, MomDad perlu melakukan pengukuran lebih dulu, ya! Jangan ragu untuk menemui dokter jika masih ada yang perlu ditanyakan.

Merasa tercerahkan dengan penjelasan di atas? Jangan lupa like dan bookmark artikelnya ya, MomDad. Pastikan juga MomDad follow @official.primaku di Instagram supaya nggak ketinggalan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak lainnya.

Sumber foto: iStock

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: