Meta PixelBayi Prematur Berisiko Stunting, Benarkah<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Bayi Prematur Berisiko Stunting, Benarkah

Author: Tim PrimaKu

24 Jun 2025

Topik: Bayi Prematur, Prematur, Stunting

Stunting atau gagal tumbuh menjadi salah satu masalah kesehatan anak yang mendapat perhatian serius, karena berdampak jangka panjang pada kualitas hidup anak di masa depan. Salah satu kelompok bayi yang disebut lebih berisiko mengalami stunting adalah bayi prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Lalu, benarkah bayi prematur memang memiliki risiko stunting yang lebih tinggi?

Bayi Prematur dan Stunting

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Nah, karena lahir lebih awal, organ tubuh, termasuk sistem pencernaan dan metabolisme, belum berkembang secara optimal. Bayi prematur umumnya memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), yang menjadi salah satu faktor risiko gangguan pertumbuhan.

Sementara itu, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Anak dengan stunting memiliki tinggi badan lebih pendek dari standar usianya, dan berisiko mengalami gangguan perkembangan otak, sistem imun, serta gangguan belajar di kemudian hari.

Mengapa Bayi Prematur Lebih Berisiko Stunting?

Beberapa studi dan tinjauan ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang lahir prematur memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting, terutama jika tidak mendapatkan intervensi gizi dan pemantauan tumbuh kembang yang optimal.

Beberapa faktor yang menyebabkan risiko ini meningkat antara lain:

  • Berat badan lahir rendah (BBLR): Bayi prematur umumnya lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, sehingga cadangan energi dan nutrisinya terbatas.
  • Gangguan penyerapan nutrisi: Sistem pencernaan bayi prematur belum sempurna, sehingga lebih sulit untuk menyerap nutrisi dengan efisien.
  • Tumbuh kembang cepat (catch-up growth): Bayi prematur membutuhkan waktu dan asupan nutrisi ekstra untuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal. Jika tidak tercukupi, risiko stunting pun meningkat.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatric Research (2018), bayi prematur yang tidak mendapatkan asupan nutrisi memadai dalam dua tahun pertama kehidupan menunjukkan keterlambatan pertumbuhan linier yang signifikan, sehingga memperbesar risiko stunting.

Bagaimana Cara Mencegah Stunting pada Bayi Prematur?

Pencegahan stunting pada bayi prematur membutuhkan pendekatan yang lebih intensif dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah penting:

  • Pemantauan pertumbuhan secara rutin

Gunakan kurva pertumbuhan khusus untuk bayi prematur (corrected age growth chart) agar penilaian lebih akurat.

  • Pemberian ASI atau donor ASI

ASI tetap menjadi nutrisi terbaik. Jika produksi ASI terbatas, donor ASI yang discreening atau fortifikasi ASI dapat menjadi pilihan.

  • Asupan nutrisi tambahan

Bayi prematur kadang memerlukan fortifikasi atau tambahan energi dan protein agar bisa mengejar pertumbuhan dengan cepat.

  • Imunisasi lengkap dan tepat waktu

Bayi prematur tetap harus mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang disesuaikan, untuk melindungi dari infeksi yang bisa mengganggu pertumbuhan.

  • Konsultasi berkala ke dokter anak atau spesialis nutrisi

Evaluasi berkala oleh tenaga medis penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan stimulasi terpenuhi dengan baik.

Bayi prematur memang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting. Namun, dengan pemantauan tumbuh kembang yang ketat, pemberian nutrisi yang tepat, dan dukungan keluarga serta tenaga medis, risiko ini bisa ditekan secara signifikan. Kunci utamanya adalah intervensi sejak dini, terutama di masa emas 1.000 hari pertama kehidupan anak. Dengan perhatian dan perawatan yang konsisten, bayi prematur pun bisa tumbuh sehat dan optimal seperti anak lainnya.

Referensi:

  • Lapillonne, A., & Griffin, I. J. (2013). Feeding preterm infants today for later metabolic and cardiovascular outcomes. Journal of Pediatrics, 162(3 Suppl), S7–S16.
  • Uauy, R., et al. (2013). Premature birth and developmental outcomes: Impact on growth and health. Pediatric Research, 73(4 Pt 2), 391–39.