Meta PixelBayi Sulit Tidur di Malam Hari? Kenali Fase Sleep Regression di Tahapan Usia<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Bayi Sulit Tidur di Malam Hari? Kenali Fase Sleep Regression di Tahapan Usia

Author: Tim PrimaKu

24 Okt 2025

Topik: Sleep Regression, Gangguan tidur, Bayi Tidur, Tips Parenting, Sleep Training

Setiap orang tua pasti pernah mengalami masa di mana bayi yang sebelumnya tidur nyenyak, tiba-tiba menjadi sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau menolak tidur siang. Kondisi ini dikenal sebagai sleep regression, fase alami dalam tumbuh kembang bayi yang bisa membuat MomDad kewalahan karena seluruh rutinitas tidur terasa berantakan. Tapi jangan khawatir, fase ini bukan tanda ada yang salah. Justru, ini bagian dari proses perkembangan bayi yang normal dan sementara.


Apa Itu Sleep Regression?

Sleep regression adalah periode di mana bayi yang sebelumnya memiliki pola tidur cukup stabil, tiba-tiba mengalami gangguan tidur. Bayi bisa menjadi sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau menolak tidur siang. Fase ini sering dipicu oleh beberapa hal seperti sakit, tumbuh gigi, perubahan rutinitas, atau pencapaian perkembangan baru seperti belajar duduk, merangkak, hingga berjalan. Dalam beberapa kasus, sleep regression juga terjadi karena kebutuhan tidur bayi mulai berubah seiring pertumbuhannya.

Tanda-Tanda Sleep Regression

Biasanya, setelah usia 4 bulan, orang tua sudah mulai mengenali pola tidur bayi. Jadi, saat perubahan ini terjadi, MomDad mungkin langsung menyadarinya. Beberapa tanda umum sleep regression antara lain:

  • Bayi menolak tidur siang atau malam.
  • Sulit tertidur meskipun sudah tampak lelah.
  • Tidur siang menjadi lebih singkat atau bahkan tidak tidur sama sekali.
  • Lebih sering terbangun di malam hari.
  • Rewel, mudah menangis, dan tampak tidak nyaman.

Masa ini memang bisa membuat seluruh keluarga kurang tidur dan kelelahan. Namun kabar baiknya, fase ini tidak berlangsung selamanya.

Meski rasanya lama, sleep regression umumnya hanya berlangsung 3–6 minggu. Jika gangguan tidur hanya terjadi sekitar satu minggu, kemungkinan besar penyebabnya bersifat sementara, seperti tumbuh gigi atau sakit ringan.

Tahapan Sleep Regression Berdasarkan Usia

Setiap bayi unik, begitu juga waktu terjadinya sleep regression. Namun, fase ini umumnya muncul di usia:

  • Sleep regression usia 6 bulan biasanya terjadi karena bayi mulai sering lapar di malam hari, terutama saat mereka aktif belajar duduk atau merangkak. Tumbuh gigi dan kecemasan berpisah (separation anxiety) juga berperan.
  • Sleep regression usia 8 bulan muncul saat bayi mulai bisa menarik tubuhnya, merangkak, dan lebih aktif bereksplorasi. Mereka juga mulai berlatih berbicara dan kadang menolak tidur siang.
  • Sleep regression usia 12 bulan bisa jadi tidak terjadi pada semua bayi, tetapi umumnya berkaitan dengan perkembangan kemampuan baru dan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
  • Sleep regression usia 18 bulan terjadi saat anak memasuki fase balita. Mereka mulai memiliki siklus tidur-bangun yang berubah, lebih mandiri, dan sering menolak tidur karena ingin terus bermain.
  • Sleep regression usia 2 tahun biasanya menjadi fase terakhir. Perubahan besar seperti toilet training atau pindah dari boks ke tempat tidur bisa memengaruhi kualitas tidur. Imajinasi yang semakin berkembang juga dapat menyebabkan mimpi buruk atau rasa takut berpisah dari orang tua.

Tips Menghadapi Sleep Regression

Fase ini memang menantang, tapi bisa dilalui dengan beberapa langkah sederhana:

  • Tetap jaga rutinitas tidur dan jam tidur yang konsisten.
  • Pastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi sebelum tidur (kenyang, popok kering, dan nyaman).
  • Sesuaikan waktu bangun dan tidur siang dengan usianya.
  • Tenangkan anak dengan pelukan, gendongan, atau suara lembut.
  • Gunakan white noise atau musik lembut untuk membantu relaksasi.
  • Hindari paparan layar menjelang waktu tidur.

Sleep regression adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang anak. Walau membuat lelah, fase ini akan berlalu. Dengan kesabaran, rutinitas yang konsisten, dan dukungan emosional dari orang tua, anak akan kembali memiliki pola tidur yang lebih stabil. Jika MomDad merasa kewalahan, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter anak atau tenaga profesional untuk mendapatkan panduan yang sesuai.


Referensi: Sleep regression: what happens when your baby's sleep habits change, overnight!