Meta PixelBenarkah TB Anak Bisa Berbeda di Pagi & Sore Hari? Ini Penjelasan Medisnya!<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Benarkah TB Anak Bisa Berbeda di Pagi & Sore Hari? Ini Penjelasan Medisnya!

Author: Tim PrimaKu

27 Nov 2025

Topik: Tinggi Badan

MomDad pernah nggak sih mengukur tinggi badan anak di pagi hari jadi lebih tinggi, dibandingkan saat mengukurnya di sore hari? Tenang ya, MomDad! Itu bukan salah alat, dan bukan juga tanda ada masalah tumbuh kembang. Secara medis, tinggi badan anak memang bisa berubah dalam satu hari, dan ini sangat normal terjadi.

Kenapa Tinggi Badan Bisa Berubah?

Untuk memahami hal ini, kita perlu sedikit “mengintip” struktur tubuh anak. Tulang belakang manusia tersusun dari banyak tulang kecil bernama vertebra, yang ditumpuk dari leher hingga pinggang. Di antara setiap vertebra terdapat bantalan berisi cairan, yaitu diskus intervertebralis. Tugas diskus ini adalah menjaga kelenturan tulang belakang dan menahan tekanan saat tubuh bergerak.

Nah, bayangkan aktivitas anak sepanjang hari. Pagi duduk sarapan, sebentar kemudian berdiri, main lari-larian, loncat-loncat, kadang rebahan sebentar, lalu bermain lagi. Gerak mereka tidak pernah berhenti. Seiring aktivitas itu, ditambah gravitasi yang menarik tubuh ke bawah, bantalan antar tulang belakang perlahan tertekan. Sedikit saja memang, tapi cukup untuk membuat tinggi anak berkurang sekitar 0,5–1,5 cm menjelang sore.

Begitu malam tiba dan anak tidur dalam posisi lurus, tubuh akhirnya benar-benar beristirahat. Tekanan gravitasi berkurang, diskus kembali “mengembang” dan terisi cairan. Itulah sebabnya tinggi anak di pagi hari tampak sedikit lebih tinggi.

Fenomena ini punya nama medis, yaitu diurnal variation, yang artinya perubahan alami dalam tubuh yang terjadi sepanjang hari. Dan kabar baiknya, ini bukan tanda gangguan tumbuh kembang.

Apa Kata Penelitian?

Perubahan ini bukan sekadar pengamatan sehari-hari, tapi memang sudah dibuktikan dalam penelitian. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa mengukur tinggi badan anak di pagi dan sore hari, menunjukkan selisih yang nyata, bahkan pada beberapa anak mencapai lebih dari satu sentimeter hanya dalam waktu beberapa jam.

Penelitian lain juga memberikan gambaran menarik. Para peneliti menemukan bahwa bantalan di tulang belakang bisa kehilangan hingga 10% volumenya setelah tubuh beraktivitas seharian. Tapi begitu kembali beristirahat, terutama saat tidur malam, volumenya pulih lagi. Jadi, perubahan tinggi tersebut memang sejalan dengan cara kerja tubuh, bukan sesuatu yang perlu dicemaskan.

Oleh karena itu, WHO menekankan pentingnya mengukur tinggi badan anak pada waktu yang sama setiap dilakukan penilaian pertumbuhan, idealnya pada pagi hari [3]. Tujuannya sederhana yaitu supaya hasilnya konsisten dan lebih mudah dibaca di grafik tumbuh kembang.

Waktu Terbaik Mengukur Tinggi Badan Anak

Nah, supaya MomDad tidak bingung dengan perubahan harian yang sebenarnya normal, pilih waktu yang konsisten untuk mengukur tinggi. Paling baik dilakukan pagi hari, saat tubuh berada pada kondisi maksimal.

Kalau memang terpaksa dilakukan sore hari, tidak masalah, yang penting usahakan untuk selalu mengukur pada jam yang sama, dengan alat yang sama, dan cara ukur yang sama. Konsistensi ini sangat membantu agar grafik pertumbuhan tidak tampak naik-turun padahal perubahan itu hanya variasi harian tubuh.

Perubahan tinggi badan antara pagi dan sore bukanlah red flag tumbuh kembang anak. Hal ini hanyalah reaksi tubuh terhadap aktivitas, gravitasi, dan istirahat. Hal ini pun terjadi pada semua orang, termasuk anak-anak.

Dengan memahami hal ini, MomDad bisa lebih tenang dan lebih percaya pada proses tumbuh kembang si Kecil. Tugas kita hanya memastikan pengukuran dilakukan dengan benar dan konsisten, sehingga grafik pertumbuhan benar-benar menggambarkan perkembangan anak, bukan variasi alami tubuh sehari-hari.

Referensi:

  1. Wiley. 2005. Diurnal variation of height in children
  2. National Library of Medicine. 1978. Variations in height throughout the day
  3. WHO. Child growth standards