
Pentingnya Imunisasi untuk Mencegah Wabah, Sakit Berat, Cacat, dan Kematian Bayi – Balita
6 Feb 2018

Author: Tim PrimaKu
1 Des 2025
Topik: Article, Parenthood, BB Stuck, BB Anak, Berat Badan, 6-12 Bulan
MomDad, pernah nggak merasa si Kecil makannya banyak, tapi berat badannya seperti berhenti di situ-situ aja? Kondisi ini disebut growth faltering atau pertumbuhan yang melambat. Salah satu penyebabnya bisa karena asupan gizi yang kurang dari kebutuhan tubuh anak atau tubuhnya sedang memulihkan diri dari sakit, infeksi, atau gangguan pencernaan. [1]
Kalau dibiarkan terlalu lama, anak bisa mengalami kekurangan energi dan zat gizi penting yang berdampak pada pertumbuhan otak, daya tahan tubuh, dan perkembangan emosionalnya. Tapi tenang, kondisi ini bisa diperbaiki dengan strategi yang disebut catch-up growth alias mengejar pertumbuhan, yaitu mengejar pertumbuhan agar kembali ke jalur normal di grafik WHO/IDAI. [2]
Langkah Aman Mengejar Pertumbuhan Anak
1. Tingkatkan Kepadatan Kalori MPASI
Kalau anak masih dalam fase MPASI, pastikan makanannya padat gizi dan tinggi energi.
Gunakan bahan seperti daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan tambahkan lemak sehat seperti minyak zaitun, butter, atau santan. MPASI yang terlalu cair membuat kalori per sendoknya rendah, sehingga anak cepat kenyang tapi kurang energi. [3]
2. Atur Frekuensi Makan
Anak dengan berat badan stagnan butuh lebih banyak kesempatan makan. Untuk bayi 6–12 bulan: 3 kali makan utama + 2 kali camilan sehat, sedangkan anak di atas 1 tahun: 3 kali makan utama + 2–3 kali camilan bergizi. Tujuannya agar asupan energi tersebar merata sepanjang hari, dan anak nggak cepat lapar atau kekenyangan. [4]
3. Kurangi Minum Sebelum atau Saat Makan
Kebiasaan minum air, susu, atau jus sebelum makan bisa bikin perut cepat penuh. Akibatnya, anak makan lebih sedikit. Solusinya, berikan cairan di sela waktu makan, bukan sebelum makan. [3]
4. Evaluasi Penyebab Medis
Kalau berat badan anak tidak juga naik setelah dilakukan perbaikan pola makan selama 1–2 bulan, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak.
Ada kemungkinan anak mengalami:
Evaluasi medis membantu memastikan apakah ada faktor medis yang menghambat pertumbuhan. [1]
5. Pantau Pertumbuhan Secara Rutin
Gunakan grafik pertumbuhan WHO/IDAI untuk menilai apakah berat badan anak sudah kembali ke jalur ideal. Kalau berat badan mulai naik dan kembali ke persentil sebelumnya, artinya catch-up growth berjalan dengan baik. [2]
Berat badan yang stuck bukan berarti anak tidak bisa tumbuh optimal. Dengan memperbaiki kualitas asupan, frekuensi makan, serta memantau pertumbuhan secara rutin, si Kecil bisa mengejar ketertinggalannya dengan aman. Jangan lupa, konsultasi ke dokter anak sangat penting untuk memastikan tidak ada penyebab medis tersembunyi.
Supaya proses mengukur pertumbuhan si Kecil jadi lebih praktis dan akurat, cukup masukkan data berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak ke aplikasi PrimaKu. Secara otomatis, status gizi dan interpretasinya bisa langsung MomDad dapatkan, lho.
Referensi:

6 Feb 2018

3 Agu 2021

12 Sep 2021

5 Apr 2022