Penyebab Anak Makannya Tidak Pernah Habis
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Tumbuh Kembang, Nafsu Makan, Nutrisi
MomDad suka sedih nggak sih kalau si Kecil makannya nggak pernah habis? Salah satu kekhawatiran para orang tua ketika makanan anak tidak habis adalah tidak terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan, sehingga takut tumbuh kembangnya tidak optimal. Namun, sebelum menyalahkan anak, sebaiknya cari tahu dulu penyebab mengapa ia tidak menghabiskan makanannya.
Porsinya terlalu banyak
Anak-anak memiliki lambung yang lebih kecil daripada orang dewasa, sehingga ekspektasi MomDad harus disesuaikan dengan kemampuan makan anak pada usianya. Estimasi volume makan, misalnya saat periode MPASI, merupakan patokan MomDad dalam menyiapkan makanan, namun bukan merupakan keharusan anak untuk menghabiskan. anak dapat belajar mengenali sinyal lapar dan kenyangnya sendiri, sehingga tidak perlu memaksa anak untuk menghabiskan makanan. Yang penting adalah memantau laju pertumbuhan anak apakah dalam batas normal.
Diberikan snack sebelum waktu makan
Feeding rules yang tidak diterapkan dengan baik akan mengakibatkan masalah perilaku makan anak. Misalnya, ketika anak seharusnya makan pukul 12 siang, namun diberi susu atau snack < 2 jam sebelumnya, akan mengakibatkan lambungnya belum terjadi pengosongan sempurna dan mengakibatkan penolakan makan atau makan utama tidak dihabiskan.
Tekstur kurang sesuai
Terdapat masa emas pengenalan tekstur bagi anak usia 6-9 bulan. Anak yang sebenarnya ingin tekstur lebih kasar, tapi apabila terus menerus diberikan tekstur halus akan mengakibatkan anak kurang bersemangat saat makan dan makanannya tidak dihabiskan. Begitu juga apabila tekstur terlampau kasar atau keras ketika diberikan, anak yang belum mampu mengolah tekstur makanan keluarga akan mengalami kesulitan saat mengunyah makanan, yang berisiko meningkatkan gagging berulang dan akhirnya berujung pada berhentinya proses makan.
Dalam kondisi sakit
Anak yang sedang melawan penyakit akan mengalami penurunan nafsu makan. Jika hanya berlangsung sementara, maka hal ini dapat disiasati dengan mengejar kenaikan BB saat anak sudah sembuh. Namun, jika berkepanjangan, maka anak berisiko mengalami defisiensi makro dan mikronutrien, sehingga MomDad perlu berkonsultasi lebih lanjut terkait penyakitnya.
Tidak menyukai makanan yang diberikan
Hal ini dapat berupa anak yang menolak rasa tertentu/bau/bentuk/tekstur tertentu. MomDad perlu mengenalkan makanan baru kepada anak berulang kali untuk meningkatkan penerimaan anak, jika hal ini berlanjut dan anak mengalami gangguan pertumbuhan, maka sudah saatnya MomDad berkonsultasi untuk mengetahui penyebabnya.
MomDad harus mencari tahu penyebab utamanya, karena tatalaksana akan sangat bergantung penyebab anak tidak mau makan. Jika hanya masalah selera atau nafsu makan, maka MomDad dapat mencoba menawarkan kembali makanan di sesi berikutnya, porsi juga tidak harus selalu dipaksakan habis, karena penting untuk memperhatikan sinyal lapar dan kenyang yang ditunjukkan anak.