Wajib Ada dalam Makanan Sehari-hari Anak, Ini Nutrisi Kunci untuk Cegah Stunting
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Diari Nutrisi, Stunting
Stunting adalah perawakan pendek menurut usia standar WHO (< -2 standar deviasi) yang disebabkan malnutrisi kronik, yang terjadi pada anak < 5 tahun [1-2]. Kondisi malnutrisi kronik ini dapat disebabkan karena kurangnya asupan adekuat ataupun infeksi berulang dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Stunting akan berdampak lebih ringan jika ditangani sejak awal, sebelum anak berusia 2 tahun karena 80% perkembangan otak anak terjadi dalam periode tersebut. Saat anak didiagnosis stunting, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk mencari tahu penyebabnya, misalnya kondisi alergi, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis seperti TBC, gangguan penyerapan makanan, dan sebagainya. Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, misalnya dengan memberikan makanan bergizi dan mengobati penyakit yang mendasarinya.
Faktor penting pencegahan stunting
Fase pertumbuhan anak dibagi menjadi fase intrauterin (dalam kandungan), fase infantil (bayi), childhood (anak), dan fase pubertas (remaja). Pada fase infantil yang berlangsung pada usia 0-2 tahun, anak akan mencapai 15% tinggi badan akhir saat dewasa. Fase ini sangat dipengaruhi faktor nutrisi dan hormonal. Sedangkan faktor genetik akan mulai mengambil alih sebagai faktor penentu tinggi badan anak sejak masa childhood sampai anak memasuki masa pubertas (sekitar usia 2-9 tahun). (lihat gambar di bawah) [3].
Sumber: https://clinicalgate.com/growth-and-puberty/
Maka dari itu, penting untuk memperhatikan pemberian MPASI yang mencakup 4 poin utama, yaitu tepat waktu, adekuat, aman, dan diberikan secara responsif. Setelah itu, saat usia 6 bulan, di mana kebutuhan nutrisi seorang bayi tidak lagi terpenuhi hanya dengan ASI saja, berdasarkan rekomendasi dari WHO, MPASI harus sudah diberikan.
Ini dia nutrisi untuk mencegah stunting!
Nutrisi terbaik untuk bayi adalah ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya, yang juga harus dipantau dengan kenaikan parameter pertumbuhan adekuat. Pada beberapa kondisi, diperlukan pemberian MPASI dini, di usia 4-6 bulan apabila didapatkan growth faltering pada bayi dengan ASI eksklusif, dan hal ini harus selalu dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian MPASI menurut WHO harus mencakup 4 aspek yang berperan penting dalam mencegah stunting.
- Tepat waktu, MPASI diberikan saat anak sudah menunjukkan kesiapan fisik, psikis dan enzimatik (lihat artikel tentang tanda kesiapan MPASI).
- Cukup, MPASI yang diberikan harus mencukupi kebutuhan energi yang tidak lagi dapat disuplai oleh ASI. Pada usia 6-8 bulan kebutuhan energi dari MPASI berkisar 30% kebutuhan harian, usia 9-11 bulan sekitar 50%, dan di atas 12 bulan sekitar 70% total energi harian. Selain total kalori, perlu diperhatikan juga komposisinya. Karbohidrat menyusun sekitar 50-60% total energi harian, lemak 30-45%, dan protein 10-15%. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari karbohidrat kompleks seperti beras, gandum, kentang. Sumber lemak dapat diperoleh dari minyak yang tersedia di pasaran misalnya minyak sawit, kanola, zaitun, santan, alpukat, atau mentega. Sedangkan, untuk mencukupi kebutuhan protein, maka bayi 6-8 bulan membutuhkan 30-60 g daging/hari, usia 8-12 bulan membutuhkan 60-90 g/hari, dan usia 1-3 tahun membutuhkan 90-120 g/hari. Tidak hanya 3 makronutrien saja, tetapi MPASI juga harus mencukupi kebutuhan mikronutrien lain, seperti zat besi, dan seng yang banyak terdapat di sumber makanan hewani.
- Aman, MPASI yang diberikan bersih (disiapkan, disajikan, dan disimpan secara higienis) serta memiliki keamanan zat gizi. Beberapa zat gizi yang perlu mendapat perhatian, misalnya madu tidak diberikan di bawah usia 1 tahun karena mengandung spora Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan.
- Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding).
Komponen wajib dalam MPASI
Berikan makanan dari sumber hewani, 4 hingga 5 sumber makanan hewani menjadi komponen wajib MPASI karena:
- Protein yang berasal dari sumber hewani memiliki kandungan asam amino esensial yang lengkap dan mudah dicerna. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan harus diperoleh dari makanan. Meskipun beberapa sumber nabati juga memiliki kandungan protein tinggi, seperti misalnya tempe, namun, asam amino esensial dari sumber protein nabati pada umumnya tidak selengkap dan tidak semudah dicerna oleh sistem pencernaan. Bila kita hanya mengandalkan sumber protein nabati, kita tetap harus mengkonsumsi berbagai macam sumber protein nabati untuk menutup defisit asam amino esensial tertentu pada sumber protein nabati tersebut. Untuk mendapatkan asupan asam amino esensial yang cukup, sumber protein nabati harus diberikan sebagai kombinasi.
- Kaya akan makronutrien esensial lain, seperti asam lemak esensial (asam lemak yang tidak dapat disintesis tubuh, namun harus didapat dari sumber makanan). (Lihat tabel di bawah)
- Memiliki kandungan mikronutrien yang lengkap seperti zinc, besi, yodium, magnesium, kalsium, vitamin A, B, dan D, yang juga berperan dalam regulasi proses dalam tubuh untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal.
Nutrien lain selain asam amino esensial, yang terdapat di sumber makanan hewani yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain:
Jadi, pastikan asupan makanan si Kecil mengandung komponen wajib seperti yang sudah dijelaskan di atas ya, agar tumbuh kembangnya optimal dan mencegah terjadinya stunting.
Referensi:
- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK
- Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. 2017
- Nichols J, Duryea TK, Torchia MM. Normal growth patterns in infants and prepubertal children. https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30
- Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries - Lessons from Ethiopia. Front Nutr. 2016 Oct 17;3:41. doi: 10.3389/fnut.2016.00041. PMID: 27800479; PMCID: PMC5065977.
- Parikh, P., Semba, R., Manary, M., Swaminathan, S., Udomkesmalee, E., Bos, R., Poh, B. K., Rojroongwasinkul, N., Geurts, J., Sekartini, R., & Nga, T. T. (2021). Animal source foods, rich in essential amino acids, are important for linear growth and development of young children in low- and middle-income countries. Maternal & Child Nutrition, e13264. https://doi.org/10.1111/mcn.13264