Beragam Pemicu yang Menyebabkan Kulit Bayi Iritasi
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Kulit Iritasi, Kulit Bayi, Kulit, Permasalahan Kulit, Ruam, Ruam Popok, Popok
Kulit bayi umumnya lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Lapisan epidermis dan dermis pada kulit bayi belum sepenuhnya berkembang, sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap iritasi. Produksi minyak alami (sebum) dan penghalang kulitnya pun belum bekerja maksimal, sehingga membuat kulit bayi lebih mudah terkena iritasi dari lingkungan eksternal. Apa saja sih yang dapat memicu kulit bayi mengalami iritasi?
Produk perawatan kulit
Penggunaan produk perawatan kulit yang kurang tepat juga bisa menjadi pemicu kulit bayi alami iritasi. Bayi dapat mengalami iritasi kulit akibat paparan zat iritan, seperti sabun, deterjen, pewarna, atau bahan kimia dalam produk perawatan kulit, bahkan pakaian. Penting untuk memeriksa kandungan apa saja yang terdapat di dalam sebuah produk. Hindari penggunaan produk yang mengandung Fragrance atau wewangian, paraben, formaldehyde, SLS, SLES, atau pewarna buatan.
Kelembapan di area kulit yang tertutup
Kelembapan yang berlebihan di area tertutup, seperti leher dan paha (area popok), dapat menyebabkan iritasi kulit pada bayi. Sebab, area yang lembap tersebut menjaga kulit tetap basah. Kelembapan yang bertahan lama dapat merusak lapisan pelindung alami kulit, menurunkan pH kulit, dan menyebabkan iritasi atau dermatitis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan dan kekeringan area popok serta menggunakan popok yang baik untuk mengurangi risiko iritasi kulit pada bayi.
Hawa panas
Paparan hawa panas dapat mengakibatkan beberapa efek negatif pada kulit bayi, termasuk peningkatan produksi keringat, pengeringan kulit, peningkatan kelembapan dan kelembutan kulit, serta peningkatan risiko iritasi, ruam, atau dermatitis.
Popok yang tidak cocok
Penggunaan popok yang tidak cocok, merupakan penyebab umum yang kerap membuat kulit iritasi pada bayi. Pemicunya pun beragam, mulai dari bahan popok yang tidak sesuai, sirkulasi udara yang terhambat, hingga popok terlalu ketat yang menyebabkan gesekan berlebih. Oleh karena itu, penting untuk memilih popok yang tepat agar si Kecil tetap merasa nyaman.
Pilihlah popok yang mampu memberi kenyamanan sekaligus mencegah iritasi pada kulit bayi, seperti Genki Moko Moko! Genki Moko Moko merupakan popok celana yang mengusung teknologi dengan formula #TripleBebas dan dibuat dari bahan yang selembut kapas, membuat popok nyaman dipakai tanpa khawatir mengiritasi kulit si Kecil.
Selain itu, teknologi Triple B3bas pada Genki Moko Moko memiliki keunggulan yang dapat mencegah iritasi pada kulit si kecil, yaitu :
- Bebas bocor: Maxi Gel pada popok Genki Moko Moko dapat menyerap cairan dengan cepat dan banyak, sehingga bebas bocor, kulit bayi pun tetap kering hingga 12 jam.
- Bebas iritasi: Bahan selembut kapas dengan permukaan berpori yang memungkinkan sirkulasi udara, membuat popok nyaman dipakai, tidak panas dan si kecil bebas iritasi.
- Bebas gerak: Design popok yang lebih tipis dengan karet elastis pas di badan membuat si kecil bergerak bebas dan #bebasmenjelajah tanpa khawatir kulit iritasi.
Popok Genki Moko Moko bisa didapatkan di e-commerce kesayangan Mom dan tersedia dalam ukuran S, M, L dan XL disesuaikan dengan berat badan si Kecil.
Biang keringat
Biang keringat pada bayi terjadi ketika kelenjar keringat bayi tersumbat dan menghambat aliran keringat keluar dari kulit. Hal ini menyebabkan penumpukan keringat di bawah kulit dan dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal, atau ruam pada bayi.
Penting untuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit bayi, serta menghindari penggunaan produk atau bahan yang dapat memicu iritasi. Jika si Kecil mengalami iritasi kulit yang parah atau berkelanjutan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan kulit untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Referensi:
- Cork, M. J., et al. (2009). New Insights into the Atopic Dermatitis Epidemic. Journal of Investigative Dermatology, 129(11), 2417-2419.
- Eichenfield, L. F., et al. (2014). Guidelines of Care for the Management of Atopic Dermatitis: Section 1. Diagnosis and Assessment of Atopic Dermatitis. Journal of the American Academy of Dermatology, 70(2), 338-351.
- Atherton, D. J. (2016). Moisturizers and emollients for atopic dermatitis: Mechanisms of action. Clinical Dermatology, 34(6), 728-732. doi: 10.1016/j.det.2016.07.012
- Manca, M. L., Campus, G., Aversa, S., Coccorullo, P., Fadda, M. E., & Tramini, P. (2014). Role of lactobacilli in infancy: Effects on immunity, allergic diseases and oral health. Minerva Pediatrica, 66(6), 571-585.
- Seité, S., Béani, J. C., Jeanmaire, C., & Fritel, X. (2013). Heat-induced dilation of the sweat duct. The Journal of Investigative Dermatology, 133(3), 836-838. doi: 10.1038/jid.2012.375