primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Fast Food dan Soft Drink untuk Anak, Boleh Enggak Ya?

Author: Radhita

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso SpA

Topik: Junk Food, Fast Food, Soft Drink

Makanan siap saji (fast food) dan minuman ringan merupakan jenis makanan dan minuman dengan nutrisi yang tidak lengkap, namun mengandung banyak lemak, gula, serta garam. Tak bisa dipungkiri keduanya memiliki rasa yang enak, mudah didapatkan, dan harga yang relatif terjangkau.

Tak heran kalau fast food dan soft drink menjadi pilihan banyak orang termasuk anak-anak. Namun, apakah makanan dan minuman ini boleh dikonsumsi oleh anak dan apa efek sampingnya? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini!

Apa itu fast food?
sub 1.jpg
Makanan cepat saji atau fast food merupakan makanan yang dapat disajikan dengan cepat. Namun, ternyata fast food dan junk food berbeda, lho! Perlu MomDad ketahui, tidak semua fast food merupakan junk food, meskipun hampir semua junk food adalah fast food
Junk food sendiri merupakan makanan yang tinggi kalori, gula, dan garam tetapi masih memiliki nilai gizi rendah. Misalnya, protein, serat, vitamin, dan mineral. Untuk itu, ketika anak mengonsumsi fast food, sama saja anak mengonsumsi energi, gula, garam, dan lemak jenuh yang lebih tinggi atau asupan vitamin A, vitamin C, susu, sayur, dan buah yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengonsumsinya. 

Dampak mengonsumsi fast food pada anak
sub 2 (1).jpg
Asupan fast food yang terlalu sering tentu memberikan dampak bagi kesehatan. Suatu penelitian di Indonesia menemukan bahwa anak usia sekolah atau 6-18 tahun yang mengonsumsi fast food 3 kali per minggu atau lebih memiliki risiko 2,4 kali lebih besar mengalami kelebihan berat badan dan obesitas dibandingkan anak yang mengonsumsinya kurang dari 3 kali per minggu. 

Makanan siap saji dalam satu porsinya bisa menambahkan 160 dan 310 kilo kalori ekstra ke asupan kalori harian dalam takaran anak dan remaja. Untuk itu, konsumsi fast food berlebih juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian sindrom metabolik, obesitas sentral (perut), dan tingginya kadar trigliserida darah.

Alternatif makanan fast food
sub 3 (2).jpg
Untuk mendukung tumbuh kembang anak, tentu MomDad perlu memberikan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Untuk menyiasati anak yang suka fast food, biasakan anak dengan makanan rumahan. 

Saat si Kecil terbiasa dengan makanan rumahan yang MomDad buat sendiri, lama kelamaan tanpa perlu dilarang atau diawasi, anak akan lebih memilih makanan yang MomDad masak. Selain itu,  MomDad bisa membatasi makanan fast food dengan membuat aturan jumlah makanan yang dikonsumsinya. 

Apa itu soft drink?
sub 4 (2).jpg
Soft drink biasanya dikemas sebagai minuman bersoda dan disajikan secara terpisah atau sebagai bagian dari makanan cepat saji. Minuman ringan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi dan termasuk kategori junk food

Hal ini dikarenakan kalori yang terkandung merupakan ‘empty calories’ atau kalori tinggi, akan tetapi tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Soft drink juga berperan dalam timbulnya berbagai masalah gigi termasuk gigi berlubang karena kandungan gula berlebih. Asam yang terkandung dalam soda pun bisa merusak enamel gigi.

Asupan gula pada anak
sub 5.jpg
Tahukah MomDad bahwa setiap porsi sajian soft drink seperti Coca Cola sekitar 355 ml dalam 1 kaleng bisa mengandung 39 gram gula atau sekitar 10 sendok teh gula? Sementara, untuk jus buah komersial dengan tambahan gula dalam kotak berisi 250 ml bisa mengandung sekitar 27 gr gula yang setara dengan 6,5 sendok teh gula. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan gula pada anak tidak boleh melebihi 10% total kalori. Misalnya saja, apabila kebutuhan seorang anak usia 1 tahun adalah 1000 kalori per hari, maka asupan gula tidak boleh melebihi 100 kalori yang setara dengan 25 gram gula atau sekitar 6 sendok teh gula pasir. (1 gram gula setara dengan 4 kalori, dan 1 sendok teh setara dengan 4 gram gula).

Untuk itu, meski anak mengonsumsi gula dari sumber alami, MomDad juga perlu ingat bahwa kalori dari gula alami tetap perlu diperhitungkan, ya. Sehingga asupan gula harian anak tidak melebihi 120 - 170 ml (untuk anak di bawah 7 tahun) dan tidak melebihi 240 - 350 ml (untuk anak di atas 7 tahun dan remaja).

Alternatif soft drink pada anak
sub 6.jpg
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, asupan gula sebaiknya alami berasal dari buah yang dikonsumsi. Meski begitu, ada kalanya anak-anak ingin mencicipi minuman populer ini karena rasanya yang enak dan menyegarkan. 

Nah, sebelum anak mulai ketagihan, MomDad bisa membatasi anak yang mengonsumsi soft drink. Selain itu, sebaiknya membiasakan anak untuk mengonsumsi jus buah tanpa pemanis tambahan sejak dini. Sebaiknya, gula hanya berasal secara alami dari dalam buah itu sendiri. Pasalnya, jus buah tanpa tambahan pemanis merupakan minuman yang sehat dan mengandung mikronutrien yang diperlukan tubuh, lho!

Asupan tinggi gula, garam, asam lemak jenuh, dan tinggi kalori yang didapatkan dari fast food dan soft drink bisa meningkatkan risiko penyakit metabolik. Misalnya saja diabetes melitus, hipertensi, dan hiperkolesterolemia di kemudian hari. 

Mengingat banyak dampak yang ditimbulkan dari fast food dan soft drink, akan lebih baik kalau MomDad memperkenalkan makanan dan minuman ini saat anak-anak beranjak remaja. Anak akan belajar dari apa yang ia lihat, jadi pastikan MomDad menjadi teladan yang baik untuk membangun pola makan sehat pada keluarga, ya. 

Nah, kalau ingin mendapatkan konten informatif lainnya seputar tumbuh kembang anak, jangan lupa follow Instagram @official.primaku, ya. Simak juga artikel lainnya di aplikasi PrimaKu. 

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: